ummi,
saat tingkah laku tak lagi membuatmu tersenyum,
kan ku coba merangkai kata yang menghapus kecewamu,
walau tak sebanding dengan pengorbananmu,
setidaknya ku ingin meringankan bebanmu akibat ulahku.
ummi,
dunia mulai tersenyum padaku,
pesonanya begitu menggoda,
lirikannya juga tak kalah,
ibarat bidadari yang memandang, lalu berkata : "kemarilah, raihlah aku"
ku tak kuasa menahan jiwaku,
itu juga yang menggerakkan langkahku menuju kepadanya,
ummi,
ketika ku mulai melangkah,
sahut suaramu terdengar keras di telingaku,
"nak, jangan tertipu, itu hanya bayangan semu",
namun entah kenapa jiwa ini terus saja berjalan,
ibarat panglima perang yang takut dikatakan pengecut jika mundur dari medannya.
ummi,
sekarang ku telah mengenalnya,
ia sangat ramah,
senyumnya tak pernah luput dari bibir.
terbetik di hati tuk menjadikannya sahabat,
namun ku perhatikan di sekelilingnya,
orang-orang itu memang tersenyum,
tapi gurat kejemuan terlihat jelas di wajah mereka,
dan mata mereka, nampak sayu bak layunya bunga ketika telah hilang sari-sarinya.
ummi,
di tengah kebimbanganku,
sayup suaramu terdengar lirih di telingaku,
tapi amat menggema di hatiku,
"nak, temani ummi dalam kesendirian, waktu ummi kan segera berakhir",
seakan menyentak jiwaku, aku pun terbang menerawang alam kecilku,
ku menangis, engkau usap air mataku,
ku takut, engkau tenangkan aku,
ku sendiri, engkau menghiburku,
ku butuh kasih, engkaupun letakkan kepalaku di pangkuanmu lalu mengusapnya.
siapa lagi yang akan melakukannya setelah kamu tiada?
ummi,
jangan pergi dulu,
biar ku usap air matamu,
izinkan ku membuatmu tersenyum dalam kesendirianmu,
ku ingin mencium keningmu,
ummi,
tunggulah aku,
ku akan kembali tuk menggapai ridhomu,
ku yakin maafmu masih menunggu di pintu cintamu,
sebelum masaku habis,
ku mulai berjalan pulang,
dituntun oleh rasa cinta dan kerinduan,
ummi,
sambutlah,
ku datang!
myhar.
Riau,080309
-ungkapan yang tak sempat terbaca oleh ummi-
saat tingkah laku tak lagi membuatmu tersenyum,
kan ku coba merangkai kata yang menghapus kecewamu,
walau tak sebanding dengan pengorbananmu,
setidaknya ku ingin meringankan bebanmu akibat ulahku.
ummi,
dunia mulai tersenyum padaku,
pesonanya begitu menggoda,
lirikannya juga tak kalah,
ibarat bidadari yang memandang, lalu berkata : "kemarilah, raihlah aku"
ku tak kuasa menahan jiwaku,
itu juga yang menggerakkan langkahku menuju kepadanya,
ummi,
ketika ku mulai melangkah,
sahut suaramu terdengar keras di telingaku,
"nak, jangan tertipu, itu hanya bayangan semu",
namun entah kenapa jiwa ini terus saja berjalan,
ibarat panglima perang yang takut dikatakan pengecut jika mundur dari medannya.
ummi,
sekarang ku telah mengenalnya,
ia sangat ramah,
senyumnya tak pernah luput dari bibir.
terbetik di hati tuk menjadikannya sahabat,
namun ku perhatikan di sekelilingnya,
orang-orang itu memang tersenyum,
tapi gurat kejemuan terlihat jelas di wajah mereka,
dan mata mereka, nampak sayu bak layunya bunga ketika telah hilang sari-sarinya.
ummi,
di tengah kebimbanganku,
sayup suaramu terdengar lirih di telingaku,
tapi amat menggema di hatiku,
"nak, temani ummi dalam kesendirian, waktu ummi kan segera berakhir",
seakan menyentak jiwaku, aku pun terbang menerawang alam kecilku,
ku menangis, engkau usap air mataku,
ku takut, engkau tenangkan aku,
ku sendiri, engkau menghiburku,
ku butuh kasih, engkaupun letakkan kepalaku di pangkuanmu lalu mengusapnya.
siapa lagi yang akan melakukannya setelah kamu tiada?
ummi,
jangan pergi dulu,
biar ku usap air matamu,
izinkan ku membuatmu tersenyum dalam kesendirianmu,
ku ingin mencium keningmu,
ummi,
tunggulah aku,
ku akan kembali tuk menggapai ridhomu,
ku yakin maafmu masih menunggu di pintu cintamu,
sebelum masaku habis,
ku mulai berjalan pulang,
dituntun oleh rasa cinta dan kerinduan,
ummi,
sambutlah,
ku datang!
myhar.
Riau,080309
-ungkapan yang tak sempat terbaca oleh ummi-
0 Kommentare:
Kommentar veröffentlichen