Sonntag, 9. Februar 2014

Hukum Memakai Emas Putih Bagi Laki-Laki

Emas atau Aurum=Au merupakan salah satu unsur kimia yang lunak bernomor atom (79) dengan bobot atom  (196,9665).  Warna aslinya  kuning. Namun bila dicampur dengan unsur-unsur logam putih lainnya, seperti palladium (Pd nomor atom: 46), nikel (Ni nomor atom:28),  maka akan berubah  dari warna aslinya  menjadi putih. Pada hakikatnya emas kuning dan emas putih adalah logam yang sama, namun yang membedakana adalah unsur kimia yang ditmbahkan pada logam tersebut. Kesaman inilah yang membuat emas putih mengambil hukum  emas kuning dari semua sisi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mengenakan ‘emas putih' yang telah disepuh dengan unsur kimia lain adalah haram bagi laki-laki. Alasannya karena penyepuhan terhadap emas tidak menghilangkan unsur aslinya sebagai emas. Sementara qaidah fiqhiyah menyebutkan bahwa perubahan nama tidak akan merubah hakikat atau hukum terhadap sesuatu.


Catatan: 
Di dalam syariat islam, emas diharamkan bagi laki-laki. Dalil-dali yang menjadi landasan hukum tersebut sangat banyak, diantaranya: 

1.      Hadits pertama:

عَنْ اَبِى مُوْسَى رضي الله عنه اَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه و سلم قَالَ: اُحِلَّ الذَّهَبُ وَ اْلحَرِيْرُ لِـْلإِنَاثِ مِنْ اُمَّتِى وَ حُرِّمَ مِنْ ذُكُوْرِهَا. احمد و النسائى و الترمذى و صححه

Dan dari Abu Musa –radhiallahu anhu-, bahwa Nabi -shallallahu alaihi wasallam bersabda : "Dihalalkan emas dan sutera bagi kalangan perempuan dari ummatku, dan diharamkan atas laki-laki dari ummatku". (HR. Ahmad, Nasai dan Tirmidzi. Dan Tirmidzi mengesah-kannya])

2.      Hadits kedua:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه و سلم رَأَى خَاتَمًا مِنْ ذَهَبٍ فِى يَدِ رَجُلٍ فَنَزَعَهُ فَطَرَحَهُ وَ قَالَ: يَعْمِدُ اَحَدُكُمْ اِلَى جَمْرَةٍ مِنْ نَارٍ فَيَجْعَلُهَا فِى يَدِهِ. فَقِيْلَ لِلرَّجُلِ بَعْدَ مَا ذَهَبَ رَسُوْلُ اللهِ ص: خُذْ خَاتَمَكَ. اِنْتَفِعْ بِهِ. قَالَ: لاَ، وَ اللهِ لاَ آخُذُهُ اَبَدًا وَ قَدْ طَرَحَهُ رَسُوْلُ اللهِ  صلى الله عليه و سلم . مسلم

Dari Ibnu Abbas –radhiallahu anhuma bahwasanya Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- pernah melihat sebuah cincin dari emas ditangan seorang laki-laki maka beliau shallallahu alaihi wasallam pun melepas dan membuangnya. Dan beliau –shallalllahu alaihi wasallam bersabda,”Salah seorang diantara kalian sengaja menginginkan bara api dari neraka dengan mengenakannya (cincin emas) ditangannya.’ Kemudian dikatakan kepada laki-laki itu setelah Rasulullah saw pergi,’Ambillah cincinmu dan manfaatkanlah.’ Orang itu berkata,’Tidak, demi Allah aku tidak akan mengambilnya selama-lamanya, sesungguhnya Rasulullah –shallallahu alaihi wasallam telah membuangnya.” (HR. Muslim)
Hadits ketiga:
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم اَنَّهُ نَهَى عَنْ خَاتَمِ الذَّهَبِ. مسلم
Dari Abu Hurairah –radhiallahu anhu- dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bahwasanya beliau melarang memakai cincin emas. (HR. Muslim)

Namun pengharaman ini hanya berlaku bagi laki-laki dan tidak bagi perempuan, sebagaimana hadits berikut ini:

عَنْ عَلِيٍّ قَالَ رضي الله عنه: رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ اَخَذَ صلى الله عليه و سلم حَرِيْرًا فَجَعَلَهُ فِى يَمِيْنِهِ وَ ذَهَبًا فَجَعَلَهُ فِى شِمَالِهِ ثُمَّ قَالَ: اِنَّ هذَيْنِ حَرَامٌ عَلَى ذُكُوْرِ اُمَّتِى حل لإناثهم . ابو داود و النسائى
Dari Ali radhiallahu anhu, ia berkata, saya pernah melihat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengambil kain sutera lalu meletakkannya di sebelah kanan beliau, dan (mengambil) emas lalu meletakkannya di sebelah kiri beliau. Kemudian beliau bersabda : "Sesung-guhnya kedua jenis ini (sutera dan emas) haram bagi kalangan laki-laki dari ummatku dan dihalalkan atas kaum wanita". (HR. Abu Dawud dan Nasai)



Fatwa Lembaga Riset dan Fatwa Kerajaan Saudi Arabia Mengenai Emas Putih

الفتوى رقم: 21867

س: انتشرت في أوساط بعض الناس - خاصة الرجال - استعمال ما يسمى بالذهب الأبيض ، ويصنع منه الساعات وخواتم وأقلام ونحوها، وبعد سؤال أصحاب الباعة ومشيخة الصاغة، أفادوا بأن الذهب الأبيض هو الذهب الأصفر المعروف، وبعد إضافته بمادة معينه تقدر بحوالي من 5 - 10% لتغيير لونه من الأصفر إلى الأبيض، أو غيره من الألوان الأخرى، مما يجعله يشابه المعادن الأخرى، وقد كثر استعماله في الآونة الأخيرة، والتبس حكم استعماله لدى كثير من الناس، نرجو من سماحتكم تحرير الفتوى في حكم استعماله أثابكم الله، وجزاكم الله عن الإسلام والمسلمين كل خيرز
الجواب:


إذا كان الواقع ما ذكر، فإن الذهب إذا خلط بغيره لا يخرج عن أحكامه من تحريم التفاضل إذا بيع بجنسه ووجوب التقابض في المجلس، سواء بيع بجنسه أو بيع بفضة أو نقود ورقية، وتحريم لبسه على الرجال وتحريم اتخاذ الأواني منه وتسميته ذهبًا أبيض لا يخرجه عن تلك الأحكام.

وبالله التوفيق، وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسل

.


"فتاوى اللجنة الدائمة" (24/60)

Terjemahan:

no. fatwa 21867

Soal:
 
Telah tersebar di tengah-tengah sebagian masyarakat khususnya pria penggunaan apa yang disebut dengan “emas putih”. Emas putih tersebut digunakan pada jam tangan, cincin atau pena dll. Setelah bertanya pada tukang emas atau yang ahli soal perhiasan, mereka mengatakan bahwa emas putih adalah emas kuning yang ma'ruf. Emas tersebut dicampur dengan logam tertentu (sekitar 5-10%) yang merubah warnanya dari warna emas menjadi putih atau bisa pula menjadi warna lainnya sehingga terlihat seperti menjadi logam lain. Penggunaan Emas ini telah merebak akhir-akhir ini dan hukumnya menjadi samar pada kebanyakan orang. Kami harapkan dari Anda sekalian untuk memberikan fatwa akan hukum menggunakan emas putih ini. Semoga Allah membalas amalan kalian dengan kebaikan atas perjuangan pada Islam dan kaum muslimin.
 
Jawab:

Jika realitanya seperti yang dikatakan, maka emas murni jika dicampurkan dengan logam lain, maka tidak menghilangkan hukum yang berlaku pada emas murni seperti pengharaman riba fadl (artinya tidak boleh lebih bila ditukar sejenis, yaitu ketika ditukar emas dan emas walau beda kadar) dan wajib diserahkan tunai dalam satu majelis ketika ditukar dengan sesama emas, atau ditukar dengan perak atau uang kertas. Emas putih juga tidak boleh digunakan oleh pria (sebagaimana emas kuning). Dan tidak boleh pula menggunakan bejana dari emas putih. Jadi penamaannya dengan emas putih tidaklah mengeluarkannya dari status hukum tersebut (artinya sama hukumnya dengan emas kuning karena ada campuran emasnya, pen).
Wabillahit taufiq. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
 
[Fatwa ini ditandatangani oleh Syaikh ‘Abdul ‘Aziz Alu Syaikh selaku ketua, Syaikh ‘Abdullah bin Ghudayan selaku anggota, dan Syaikh Sholeh Al Fauzan selaku anggota]

(Lembanga Riset Dan Fatwa Jilid: 24 Hal: 60)




Kesimpulan:


Emas dalam warna apa pun, baik putih, merah atau yang lainnya selama ia hanyalah sepuhan yang dilakukan pada emas kuning maka hukumnya haram bagi laki-laki untuk dikenakan.

Namun jika yang dimaksudkan  dengan emas putih adalah platinum  (Pt dengan nomor atom 78) maka ia tidaklah termasuk dalam golongan emas. Ia memang masuk dalam kategori logam yang mahal bahkan ada yang menaksir harganya bisa 4 – 5 kali lebih mahal daripada emas murni. Dengan demikian diperbolehkan bagi kaum pria untuk mengenakannya dikarenakan tidak ada dalil yang melarangnya.


Sekian.
Wallahu ta'ala a'lam

Madinah, Ahad 09-05-1435 H


0 Kommentare:

Kommentar veröffentlichen