Samstag, 1. Februar 2014

NUSANTARAKU TEMPOE DOELOE (era 50 an)



Syaikh Ali Mustafa Thantawi -rahimahullah- berkata:

"Orang Indonesia adalah orang yang paling lembut perangainya, mereka sangat peka dan sensitif. Mereka juga tidak bisa menanggung sikap keras dan kasar. Suatu hari aku pernah mencela sopir yang membawa kami akibat kesalahan yg dilakukannya, aku sampai meninggikan suara, dan untuk beberapa hari aku melihatnya murung.

Di Indonesia aku tidak pernah mendengar kegaduhan dijalanan. Jalan-jalan begitu tenang. Pembicaraan mereka hampir seperti bisikan saja.
Aku tidak melihat orang saling mencekik dijalanan (bila terjadi kesalahan), berbeda dengan penduduk dinegara lain.

Di Bagdad.. Bila melakukan kesalahan, biasanya dimulai dengan cekikan, setelah itu makian dan sumpah serapah selama 20 detik. setelah itu barulah leher kita dilepas.

Di Damaskus, makian dan sumpah serapah bisa sampai dua menit, setelah itu baru disusul tamparan dan pukulan.

Di Kairo, cacian dan ancaman berlangsung sampai setengah jam.. Lalu tidak akan terjadi apa-apa.

Adapun di Indonesia.. Engkau tidak akan mendapati cacian dan sumpah serapah. Karena menurutku bahasa mereka bebas dari cacian dan sumpah serapah.

(Diterjemahkan dari: Fii Andunisia hal: 213)


 ------------------------------------
 Madinah 10 December  2013

0 Kommentare:

Kommentar veröffentlichen