Dienstag, 26. August 2014

KUMPULAN STATUS BULAN JUNI 2014 M

KEBERKAHAN HIDUP

Ibnu Qayyim -rahimahullah- berkata, "Kelapangan rezeki dan amalan tidak diukur dengan jumlahnya yang banyak, Panjang umur juga tidak dilihat dari banyaknya bulan dan tahun yang dilalui. Akan tetapi, kelapangan rezeki dan umur dinilai berdasarkan keberkahannya."

(Al-Jawabul Kafi: 56).

Catt:
Rezeki dan umur bisa dikatakan memiliki barokah bila keduanya membuat seseorang semakit dekat dengan Allah.
Banyaknya harta tidak membuat dia lupa untuk bersyukur. Dan panjangnya umur tak membuat dia terpedaya.

---------------------------------------
--------
Salemba, 03 Sya'ban 1435 H

190. ANTARA ILMU DAN ADAB

قال الإمام الزهري رحمه الله

كنا نأتي العالم

فما نتعلم من أدبه :
أحب إلينا من علمه .

[ تاريخ الإسلام للذهبي (٨/٢٤٠) ]

Imam Azzuhry -rahimahullah- mengatakan:

"Dahulu kami mendatangi ulama, maka adab yang kami pelajari darinya lebih kami cintai ketimbang ilmunya"

(Adz-Dzahaby dalamTaarikh Islam: 7/20 )

______________________
Cirebon 04-08-1435 H

000. NASEHAT MEJELANG MUSIM KETAATAN

Syaikh Muhammad bin Muhammad Mukhtar As-Syinqity - hafidzahullah - ditanya, " Wahai syaikh.. Dengan amalan apa anda menasehati saya dalam menyongsong datangnya musim ketaatan...?

Syaikh menjawab:
"Sebaik-baik amalan yang dilakukan dalam menyongsong datangnya musim ketaatan adalah memperbanyak istigfar. Sebab dosa akan menghalangi seseorang dari taufiq Allah (untuk melakukan ketaatan).
Tidaklah hati seorang hamba selalu beristigfar melainkan akan disucikan.
Bila ia lemah, maka akan dikuatkan
Bila ia sakit, maka akan disembuhkan
Bila ia diuji, maka akan diangkat ujian itu darinya.
Bila ia kalut, maka akan diberi petunjuk
Dan bila ia galau, maka akan diberi ketenangan.

Istigfar merupakan benteng aman yang tersisa bagi kita (dari adzab Allah) sepeninggal Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Ibnu katsir -rahimahullah - berkata :
Barangsiapa yang menghiasi dirinya dengan amalan ini, yaitu memperbanyak istigfar, maka Allah akan mempermudah rezekinya, memudahkan urusannya dan menjaga kekuatan jiwa dan raganya.
Maka apa lagi yang kau tunggu...?
(Perbanyaklah istigfar....)

Ibnul Qayyim - rahimahullah - mengatakan, " Bila engkau berdo'a dan waktu begitu sempit sementara dadamu dipenuhi hajat yang begitu banyak, maka jadikan seluruh isi do'amu agar Allah memaafkanmu. Karena bila Dia memaafkanmu, maka semua keperluanmu akan dipenuhi oleh-Nya tanpa engkau memintanya.
Ya Allah.. Sesungguhnya engkau Maha pemaaf, mencintai kemaafan, maka ampunilah kami.

_____________________
Cirebon 05-08-1435 H

BILA HARUS MENJAWAB

Akhir-akhir ini banyak yang bertanya pada saya, mengapa antum tidak pernah menyinggung soal pemilu atau hal-hal yang berbau politik..?
Apakah itu pertanda bahwa antum menafikan politik secara mutlak atau bagaimana..?
Lalu bagaimana hukum turut serta memberikan suara dalam pemilu...?

Jawaban dan alasan saya:

1. Saya tidak menafikan politik. Saya meyakini bahwa berpolitik adalah bagian dari agama. Tentunya politik dalam makna yang syar'ie. Di fakultas kami malah ada mata kuliahnya.

2. Berbicara tentang politik berarti berbicara tentang persoalan yang tidak memiliki nash yang sharih, itu berarti persoalan ini merupakan ranah para ulama mujtahidiin. Dan saya bukan orang itu.

3. Mengenai hukum turut serta dalam memberikan suara, saya kira masaalah ini sudah dibahas oleh para ulama besar. Hukum asalnya jelas dan Illat pelegalannya dalam kondisi tertentu juga sudah jelas.
Qaidah ارتكاب أخف الضررين juga bukan qaidah yang baru digubah kemaren sore, dan bukan kali ini saja kita melewati masa-masa seperti ini.
Lagi pula saya tidak punya waktu untuk mengkaji permasaalahan yang itu-itu saja.

4. Saya memperhatikan hampir semua orang bicara politik, jadi saya memilih untuk konsisten memposting nasehat-nasehat ulama atau status-status ilmiah saja.

5. Fb adalah media sosial dimana semua orang bisa dengan mudah mengakses info tanpa pandang umur atau latar belakang pendidikan. Dan saya tidak ingin menyeret orang awam turut serta dalam diskusi-diskusi berat yang hanya akan memicu perpecahan. Ber facebook juga ada fiqihnya.

6. Saya hanya berharap agar pelacuran politik di negeri ini segera usai. Siapapun yang terpilih dialah ulil amri yang harus ditaati. Dan semua kebali ke masjid.

Pemilu kali ini mengarjarkan pada saya bahwa hadiah terbesar demokrasi untuk bangsa ini adalah perpecahan yang menggerogoti seluruh lapisan masyaraat terutama umat islam.
Pemilu kali ini juga mengajari saya bahwa masih banyak ikhwah yang belum memahahi fiqh al mutaghayyiraat dengan baik. Ketidakfahaman ini berimbas pada sikap bermudah-mudah dalam menyesatkan orang lain yang tak sefaham dengannya. Padahal, إذا عرف السبب بطل العجب
Ini PR yang menanti para da'i pasca pemilu.

_______________________
Cirebon: 04-08-1435 H

TAK BERJUDUL

Dalam beberapa waktu kedepan orang-orang akan menyongsong tiga moment sekaligus.

1. Pemilu
2. Piala dunia
3. Ramadhan

Dua moment pertama ramai dibicarakan orang.
Adapun moment ketiga...?
Sudahkan kita membicarakannya...?
Sudahkah kita mempersiapkan diri untuk menyongsongnya..?

Semoga Allah memaafkan kita.

Mari sambut Ramadhan dengan iman dan ilmu.

___________
.........
...

000. BILA HARUS BICARA
(edisi pikiran banding)

PR yang menanti para da'i dan penuntut ilmu pasca pemilu nanti adalah adalah upaya pendewasaan objek dakwah dalam menyikapi persoalan-persoalan ijtihad.

Pemilu kali ini mengajari saya banyak hal. Saya baru menyadari bahwa ternyata masih banyak saudara-saudara kita yang belum memahahi dengan baik fiqh al mutaghayyiraat atau dalam bahasa sederhananya persoalan yang sifatnya ijtihad murni.

Ketidakfahaman ini berimbas pada sikap bermudah-mudah dalam menyesatkan orang lain yang tak sefaham dengannya. Apalagi sampai melabeli orang yang tak sefaham itu dengan gelar si kerdil, si pandir atau gelar-gelar buruk lainnya. Padahal, إذا عرف السبب بطل العجب. Jangan sampai selamanya kita menjadi musuh atas apa yang tidak kita ketahui.

Inshof dalam masaalah khilaf memang mudah diucapkan, namun bila sudah masuk pada tatanan praktek sulit untuk diterapkan. Apalagi bila kita telah meyakini kebenaran akan satu pendapat sebelum melakukan muqaranah baik secara nash maupun madlul.
Tak heran banyak kesimpulan yang jungkir balik.

Disini saya melihat perlunya belajar bahasa arab bagi siapa saja yang ingin berkomentar dalam persoalan agama. Hal ini guna menghindari kebiasaan menelan tafsiran fatwa para ulama yang kemungkinan sudah dianulir oleh penukilnya. Maksud saya kita perlu membaca langsung fatwa dan gambaran pertanyaan yang diajukan kepada para ulama tersebut.

Beberapa hari lalu saya sempat membaca sebuah pernyataan yang cukup menggelitik, yaitu tentang penerapan qaidah mashaleh dan mafaasid. Ada yang mengatakan selama mafasid yang kwatirkan belum terjadi dan tidak bisa dipastikan terjadi atau sebaliknya, maka selama itu kita belum bisa mengambil kesimpulan hukum. Jujur saya sedikit tersenyum saat membaca pernyataan ini. Kalau dicermati seksama pernyataan ini sama dengan menafikank qaidah tersebut secara mutlak -wallahu a'lam apa yang dimaksud oleh penulis-. Karena pada banyak kasus qaidah ini justru diberlakukan berdasarkan kemungkinan kuat yang akan terjadi, bukan pada apa yang sudah terjadi. Karena bila ini diberlakukan pada kasus yang sudah terjadi tentunya tak ada artinya lagi, dan yang berlaku adalah kaidah yang lain.

Jadi jangan menunggu hujan dulu baru nyari payung.
Atau menunggu mati dulu baru makan bangkai.

Wallahu a'lam.

Cukup sampai disini..

______________________
Cirebon 05-08-1435 H
191. MUTIARA SALAF

قال أبو الدرداء رضي الله عنه :

ادع الله في يوم سرائك
لعله أن يستجيب لك في يوم ضرائك .

[ الحلية (١/٢٢٥) ]

Abu Darda -radhiallahu anhu - berkata:

Berdoalah pada Allah dimasa lapangmu. Mudah-mudahan Dia menjawab do'amu dimasa sulitmu.

(Al-Hilyah: 1/225)

Bumi Hulondalo..
Akhirnya aku kembali menapaki negeri ini lagi.
Sepintas tak banyak yang berubah.
Wajahmu masih seperti dulu.
Tetap indah dalam kebersahajaan.
Maaf bila kali ini tak ada gubahan puisi untukmu.
Namun sebaris do'a kupanjatkan
Semoga damaimu kekal.

_______________________
Gorontalo 06-08-1435 H

192. MUTIARA HIKMAH

قال الإمام ابن القيم رحمه الله

الرجل :
هو الذي يخاف موت قلبه
لا موت بدنه !

إذ أكثر هؤلاء الخلق :
يخافون موت أبدانهم
ولا يبالون بموت قلوبهم .

[ مدارج السالكين (248/2) ]

Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah -rahimahullah- berkata:

Pria sejati adalah pria yang takut akan kematian hatinya bukan kematian raganya. Karena kebanyakan manusia takut akan kematian raganya dan tidak peduli soal kematian hatinya.

(Madaarij As-Salikin : 2 / 248)

Catt: Ucapan Ibnu Qayyim diatas mengandung makna yang sangat dalam. Bila kita melihat realita yang ada, kebanyakan pria sangat memperhatikan kebugaran tubuhnya dan tidak peduli soal hatinya. Mereka mampu menghabiskan waktu berjam-jam untuk fitnes, namun tak punya waktu sedikitpun untuk Allah. Padahal kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan hati. Sebagaimana kematian sesungguhnya adalah kematian hati.

_______
Gorontalo 06-08-1435 H

193. TIGA AMALAN DENGAN PAHALA TANPA BATAS

Sahabat.. Tahukah anda bahwa untuk tiga amalan dibawah ini Allah azza wa jalla tidak menetapkan kadar pahala yang tetap bagi pelakunya. Mengapa?
Karena ketiganya merupakan amalan yang agung disisi Allah. Dan bagi pelakunya ada pahala tanpa batas.

1. Memaafkan.
Allah berfirman:

فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ

"Maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya berada diatas (tanggungan) Allah. (asy-Syura: 40)

2. Bersabar
Allah berfirman:

إنما يوفى الصابرون أجرهم بغير حساب

" Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas " (QS Az Zumar : 10).

3. Puasa.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi” (HR. Muslim no. 1151)

Semoga Allah azza wa jalla memberi kita taufiq agar bisa mengamalkan ketiga amal mulia diatas.

__________________________
Jakarta, Sabtu 08-08-1435 H

GARIS BAWAH

"Banyak orang yang mendepositokan harta. Menumpuk kekayaan sebanyak-banyaknya dengan alasan sebagai simpanan masa depan. Padahal sebaik-baik simpanan masa depan adalah anak yang sholeh. Anak yang akan terus mendoakanmu saat engkau ada dan tiada."

(Prof. DR. Ibrahim Ar-Ruhaily -hafidzahullah-. Guru besar Aqidah Fakultas Dakwah dan Ushuluddin Universitas Islam Madinah KSA)

195. CATATAN PINGGIR

Sahabat...
Hari ini kita selalu dihadapkan dengan dunia yang berlumur gincu, nyaris tak ada keaslian. Semua lantas menyatu dalam perangai palsu.
Kepintaran masa kini selalu saja melahirkan eksperimen-eksperimen baru tentang keindahan.
Semua carapun ditempuh, dimulai dengan pemaknaan yang sering dipaksakan, atau imajinasi-imajinasi keindahan yang liar dan ilusif.
Perlahan-lahan semua mengarah secara masif ataupun personal pada fase hidup yang menyukai kepalsuan. Keadaan semakin keruh ketika sebagian orang mengejar ke'aku'annya dalam pujian-pujian manusia atas apa yang tak pernah diraihnya.
Bersikaplah jujur dan apa adanya.
Karena kesederhanaan hidup itu adalah pilihan yang tak menghinakan.

__________________
_____________
Masjid Gedhe.
Jogjakarta, 11-08-1435 H

197. REHAT

Hingga saat ini saya belum menemukan catatan yang jelas sejak kapan Jogja dikenal sebagai kota pelajar.
Namun dalam dzikrayatnya Syaikh Ali Thantawi sudah menyebutnya sebagai kota pelajar.
Kota yang luar biasa. Jenggot, celana cingkrang dan cadar tak asing lagi disini. Alhamdulillah. ..

Pagi tadi sepanjang malioboro hingga keraton saya disuguhi pemandangan yang mencerminkan kebersahajaan. Sebagian pelajar ke sekolah dengan bersepeda ontel, pemandangan ini jarang saya temukan di beberapa kota besar yang pernah saya kunjungi.
Oh ya.. Ada satu lagi yang membuat saya takjub. Kuliner disini sangat murah, dengan 20 reyal saya bisa makan 2 porsi nasi + 3 menu + 2 gelas jus.

Lima tahun yang lalu saya pernah mengunjungi Jogja, tapi sehari saja. Dan dalam kunjungan itu hanya satu tempat yang bisa saya kunjungi.

Namun dalam kunjungan kali ini satu kata untuk Jogja, "Masyaallah"

10 Juni 2014 M________________
_____________
__________


198. DIBALIK UJIAN

Andai setiap orang tau pahala dibalik setiap ujian, tentu tak akan ada yang berharap untuk keluar dari ujian yang dihadapinya.

Allah berfirman: "Dan berikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang bersabar" (Al-Baqarah)

200. STANDAR GANDA

DR. Sholeh Sindy dalam tweeternya pagi 21 Oktober 2013 menulis:

كم من الناس من معيار قبول القول عنده أو رده: ميله إلى القائل أو نفوره منه وهذا نوع من اتباع الهوى

"Banyak diantara manusia yg menjadikan standar penerimaan atau penolakannya terhadap sebuah perkataan lebih pada keberpihakannya atau ketidaksukaannya pada pemilik perkataan tersebut. Sikap ini merupakan bentuk dari Ittiba'ul hawa (mengikuti hawa nafsu)".

Catt: DR. Sholeh Sindy adalah dosen ilmu aqidah Universitas Islam Madinah.

___________________
Jogja 13-08-1435 H

201. CATATAN PINGGIR

Benar saja...
Bila orang jahil diam maka khilaf akan semakin bisa diminimalisir.
Namun bila ia bicara niscaya jurang perselisihsn akan semakin melebar.

202. Menjadi Orang Merdeka
(edisi murajaah)

Diantara nasehat Syekh Prof. DR. Ibrahim Ar Ruhaily -hafidzahullah-yang paling berkesan bagi saya pribadi adalah:

"Ingatlah...! Selama engkau yakin berada di atas petunjuk yang terang, maka penilaian buruk bahkan celaan seluruh penduduk bumi atasmu tdak akan merubah kedudukanmu disisi Allah. Dan berbagai macam tuduhan bid'ah yang dilontarkan orang lain padamu sama sekali tidak akan mengeluarkanmu dari sunnah. Begitu pula sebaliknya, jika engkau berada pada suatu kebathilan -semoga Allah melindungi kita darinya- maka tazkiah (pujian) manusia atasmu tdak akan bermanfaat disisi Allah azza wa jalla, begitu juga penyandaranmu terhadap sunnah dengan segala gelar yang disematkan orang lain pada dirimu, baik itu Allamah, Syaikhul islam, Al Imam dll"

Catt:

Iya, karena bermanhaj bukan soal mencari pengakuan demi eksistensi diri, tapi soal kemerdekaan diri dari cengkraman taklid buta. Sama sekali jauh dari orientasi dunia. Karena bagi seorang mu'min ridho Allah merupakan tujuan utama bukan ridho manusia.

Tak terhitung berapa kali kami mendengarkan nasehat ini di majles beliau hafidzahullah. Nasehat yg semakna dengan redaksi yg berbeda dapat anda baca dalam risalah kecil beliau yang berjudul "An Nasheehah".

_____________
15-08-1435 H
203. MUTIARA SALAF

Al-Hasan Al-Bashri -rahimahullah- berkata:

" أفضل أخلاق المؤمن العفو "

"Akhlak mu'min yang paling utama adalah sifat pemaaf"

(Al-aadab As-Syariyyah: 1/71)

204. DI BALIK KESENDIRIAN SEORANG MUKMIN

Bila kita membaca sejarah Rasulullah shallahu alaihi wasallam, kita akan jumpai bahwa manusia teragung itu adalah orang yang paling banyak mengalami fase kesendirian dalam hidupnya. Sejak kesendirian ditinggal sang ayah, lalu ibunya, lalu ditinggal mati kakeknya, ditinggal mati istrinya, hingga kesendirian ditinggalkan kaumnya.
Pada hakikatnya kesendirian bukan duka atau kesusahan, ia adalah suasana lain dari keunikan dan keistimewaan yang dimiliki seseorang.
Sejarah banyak mencatat kesendirian orang-orang besar. Seperti kesendirian Hajar ibunda Ismail alaihissalam ditengah sahara, kesendirian Yusuf alaihissalam saat dilempar ke dalam sumur, kesendirian Maryam saat mngandung bayi Isa alaihissalam, kesendirian Imam Ahmad di hari-hari fitnah,
Juga kesendirian Ibnu Jauzy di dalam penjara dan masih banyak lagi.
Namun lihatlah buah dari kesendirian itu.
Dari Hajar Allah menciptakan bangsa yang besar.
Dari gelapnya sumur nabi Yusuf di angkat menjadi mentri urusan pangan di Mesir.
Kepada bunda Maryam Allah menganugrahinya kedudukan yang tinggi di surga.
Setelah fitnah reda Imam Ahmad -rahimahullah- menjadi imam para ahli ilmu dizamannya.
Tak ketinggalan Imam Ibnul Jauzy, dalam kesendiriannya itu ia berhasil mnguasai qiroah sab'ah.
Hal ini seperti memberi penegasan lain pada kita bahwa kesendirian itu bukan duka maupun kesedihan. Bahkan bagi orang-orang besar, kesendirian bisa menjadi lebih bermakna dari kebersamaan. Kesendirian bagi mereka, justru membawa pada kematangan jiwa hingga mereka berhasil mengurai rantai prestasi demi prestasi besar dalam hidupnya. Sebab mereka yakin bahwa dalam sepi ada Dzat yang takkan membiarkan mereka, yang selalu mendengar munajat mereka, yang tak pernah tidur atau lengah sedikitpun dari mengurusi hamba-hamba-Nya. Itulah mengapa kesendiria mereka menjadi berarti. Dan
itulah makna kesendirian yang terkandung dalam pesan Ibnu Mas' ud -radhiallahu anhu- "Engkau adalah jamaah sekalipun engkau sendirir" atau dalam ungkapan Ibnu Taimiyah saat ia berada di balik jeruji penjara,
“Sesungguhnya aku menunggu saat-saat seperti ini, karena di dalamnya terdapat kebaikan besar.”
Pada kesempatan yang lain dia berkata: "Seorang hamba membutuhkan kesendirian dalam ibadahnya, tafakurnya,dzikirnya & muhasabahnya".

Bagi yang masih sendiri tak perlu bersedih... Sebab ada makna lain dari kesendiriran seorang mukmin.

____________________________
Masjid Al-Barkah
Bumi Cileungsi 17-08-1435 H

-KADO DARIKU-

(Catatan seorang akhwat untuk saudarinya)

Kabar bahagia itu datang darimu teman.
Bagaimana rasanya telah menjadi seorang istri?
Apakah aku terlalu cepat menanyakan hal itu?
Bagaimana rasanya mendengar suara lantang dari pujaan hati saat ia mengucapkan ijab qabul? (Hanya ingin tahu. Terlebih lagi aku sangat penasaran).

Maaf teman bila kado ini terlalu sederhana. Hanya berupa tulisan, oh tidak, ini hanya coretan bahagia dariku untukmu. Tak mengapa kan?
Ku pikir, bahagiamu ini tak bisa dibeli dengan uang terlebih dengan barang-barang mewah. Abadikan kebahagiaanmu.... dan ku pikir tulisan ini mampu mengabadikan rasa bahagiaku mendengar kabar baik darimu.
Kau hebat teman, dua gelar kau dapatkan tahun ini. Gelar sarjanamu dan gelarmu menjadi istri. ''Ahh kamu, bikin iri saja''.

Ku ucapkan selamat, kau telah memasuki satu lingkungan baru. Lingkungan yang akan menuntutmu untuk menjadi istri terbaik. Terlebih untuk menjadi istri shalehah.

Teman, maukah kau kubisiki sesuatu untukmu? Kemarilah. Mendekatlah. Dan dengarkan baik-baik.

Aku bukan seorang yang tahu banyak hal. Aku sama seperti dirimu. Dan bisa jadi yang akan aku sampaikan ini telah kau ketahui.

Temanku, kau meninggalkan kedua orangtuamu, untuk orang asing itu.
Kau telah memilih untuk menghabiskan hidup bersama orang asing itu, daripada bersama kedua orangtuamu.
Kau akan lebih mencintai orang asing itu, daripada kedua orangtuamu.
Kau akan mematuhi segala perkataan (baik) orang asing itu, dibanding kedua orangtuamu sendiri.
Kau akan menjadikan orang asing itu adalah seseorang yang sangat spesial di hatimu melebihi kedua orangtua.
Kau meninggalkan lingkungan tempat kau dibesarkan, pergi bersama dengan orang asing itu untuk memasuki lingkungan baru.
Dan kepada orang asing itulah, Surga dan Nerakamu. Bukan lagi kepada kedua orangtuamu.
Benar teman, orang asing itu adalah Suamimu.

Suamimu,
Perlakukanlah ia dengan baik.
Patuhilah, selagi perkataannya itu adalah baik untuk agamamu,
Berhiaslah, berdandanlah yang terbaik dihadapannya. Kalau perlu, jangan sampai bau busuk dirimu tercium olehnya. Jangan tampakkan kegembiraan didepannya selagi ia bersedih. Jangan pula tampakkan kesedihan dihadapannya selagi ia bahagia. Tersenyumlah menyambut kedatangannya saat ia pulang dan sekalah peluh lelahnya.
Suaramu, jangan sesekali lebih tinggi dari suaranya.
Kau jagalah hartanya.
Jagalah pula rumahnya, jika ia sedang bepergiaan.
Jadilah ibu yang baik untuk anak-anaknya. Jadilah sekolah pertama yang baik untuk anak-anaknya.
Dan yang terpenting, jangan pernah kau menceritakan kelebihan perempuan lain dihadapan suamimu.
Laki-laki mudah tergoda. Tak inginkan, suami mu tergoda oleh perempuan lain hanya karena mendengarkan kelebihan perempuan itu dari dirimu sendiri?
Lebih lagi, kalian berdua adalah dua kepribadian yang berbeda. Mempunyai dua prinsip yang berbeda pula. Sudut pandang yang berbeda. Pemikiran yang berbeda. Karena perbedaan itu, kalian disatukan untuk menyatukan perbedaan yang ada.
Teman, akan kau temukan berbagai hal yang belum kau ketahui pada diri suami mu. Jangan jadikan itu sebuah pertengkaran hebat dalam rumahtangga mu. Ketidakcocokan? Bukankah kalian berdua adalah beda? Satukan ketidakcocokan itu.
Pertengkaran kecil tak mengapa. Bukankah dalam masakan harus ada bumbunya? Pertengkaran kecil adalah bumbu dalam cinta.

Tidak teman, aku hanya sekedar tahu. Sedikit mengetahui dari kisah teladan para shahabiyah memperlakukan suami-nya-, aku hanya mengetahui sedikit dari yang diajarkan agama kepadaku. Kau tahu kan, aku belum menikah? Aku pun belum melalui fase yang kusebutkan tadi. "semoga aku pun bisa secepatnya menyempurkan agama''.

Teman, hanya ini kado dariku. Tak terlalu mewah. Semoga saja kau menyukainya.

Baarakallahu laka wa baraka 'alaika wa jama'a bainakuma fii khair.

(Gorontalo, 26 Mei 2014)

206. MAAFKANLAH

Abu Darda radhiyallahu anhu pernah ditanya:

Siapakah orang yang paling mulia?

Beliau menjawab:

Mereka itu adalah orang-orang yang mau memaafkan padahal mereka mampu (membalas).

Maka berilah maaf niscaya Allah Ta'ala akan memuliakan kalian

[Nihayatul Arb fi Fununil Adab (6/ 58)]
______________________________________

سئل أبو الدرداء :

مَن أعزُّ الناس ؟

فقال رضي الله عنه :

الذين يعفون إذا قدروا.

فاعفوا.. يعزكم الله تعالى.

[ نهاية الأرب في فنون الأدب (6/58) ]

___________________
Salemba 16-08-1435 H

206. CATATAN PINGGIR

Mengejar rehat di dunia bagai mengejar fatamorgana, semakin kita mendekatinya semakin dia menjauh, dan kita takkan bisa menggapainya kecuali di surga. Maka tinggalkan rehat dunia itu lalu berlarilah mengejar surga.

____________________
JKT 16-08-1435 H

207. CATATAN PINGGIR 04

《Bersuka citalah》

Saat kita membaca Al-Qur'an kita akan mendapati beberapa ayat yang secara khusus memberi kabar suka cita kepada orang-orang yang beriman. Contohnya pada firman Allah yang artinya:

“Sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kamu sekalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikan kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah:155)

Kabar suka cita itu akan terus dikumandangkan selama Al-Qur'an masih terus dibaca hingga hari kiamat. Semua itu setidaknya menjadi penguat bagi setiap hamba dalam menghadapi pahit getirnya kehidupan.

Dia seperti mengilhamkan keimanan pada jiwa-jiwa yang mulai letih dan berpeluh bahwa Dzat yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari sanggup membuatnya bahagia dalam hitungan kurang dari sedetik.
Allah berfirman:
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia.
(QS: Yasin: 82)

Kita hanya perlu bersabar dalam menjalani takdir terbaik kita.
Bukankah bila malam semakin larut pertanda fajar akan segera tiba.?

____________________
Gorontalo 17-08-1435 H

000. JANGAN SIA-SIAKAN PAHALAMU

( Petuah dari Syaikh Ibrahim ar-Ruhaili hafidzohullah)

" Orang-orang begitu berat untuk bersedekah kepada fakir miskin. Karena ia menyadari bahwa harta yang ia miliki didapat dengan susah payah.

Namun amat mengherankan... ada orang yang begitu dermawan dalam masalah pahala. Bukankah pahala itu juga diperoleh dg susah payah.?!
Kenapa ia tidak berfikir sebagaimana fikirannya terhadap harta..?!!
Bukankah pahala lebih layak untuk dijaga ?!
Sebagian orang mendermakan pahalanya dengan cuma2 tanpa ia sadari, dengan mengghibahi fulan, mendzolimi 'allan, merampas hak fulan. Di saat sedikit pahala amat berharga di akhirat kelak untuk memberatkan timbangan amal.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“ Tahukah kamu siapakah orang yang merugi itu (muflis)? Orang muflish adalah orang yang datang pada hari pembalasan dengan sholat, zakat, puasa dan haji sedangkan dia gegabah menghujat orang lain, menfitnah orang lain, menggunakan harta orang lain tanpa hak dan menumpahkan darah kaum muslimin serta memukulnya, maka kebajikannya akan terhitung sebagai ganjaran (orang yang didhaliminya), dan dosa-dosanya akan ditanggungnya dan dia akan dilempar ke dalam api neraka.” (HR. Muslim (6251)) ."

(Catatan Ahmad El-Anshari pada kajian beliau di masjid nabawi saat menjelaskan kitab at-tauhid. Hal yang senada juga pernah disampaikan beliau dalam beberapa majelis. Semoga Allah senantiasa menjaga syaikh -hafidzahullah- )

____________________________
Bumi Gorontalo 18-08-1435 H
209. ULAMA MENJAWAB

Pertanyaan:
Adakah dalil tentang merubah tempat setelah shalat
fardhu untuk melaksanakan sunnah?

Jawaban:
Iya, sebagaimana atsar yang diriwayatkan oleh
Mu'awiyah -Radhiyallahu 'anhu- beliau berkata:

ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ -ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﺃَﻣَﺮَﻧَﺎ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺗُﻮْﺻَﻞَ ﺻَﻼَﺓٌ
ﺑِﺼَﻼَﺓٍ ﺣَﺘَّﻰ ﻧَﺘَﻜَﻠَّﻢَ ﺃَﻭْ ﻧَﺨْﺮُﺝ
"Sesungguhnya Nabi -Shallallahu 'alaihi wasallam-
telah memerintahkan kami agar tidak menyambung
suatu shalat dengan shalat lainnya hingga kami
berbicara, atau keluar"
Para ulama menyimpulkan bahwa memisahkan
antara shalat fardhu dan sunnah (rawatib) adalah
suatu hal yang perlu, entah dengan berbincang,
ataupun berpindah dari tempatnya.

-Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin -Rahimahullah-
Via al-akh. Ahmad Wildan Binseff -hafidzahullah-

________
_____
___

Tak perlu mengkhawatirkan keruhnya sungai bila sumbernya memang bersih.

211. SEMU

Iya, tak lebih dari seorang pemanah yang hendak membidik rembulan. Tapi yang jelas jalannya awan takkan pernah terganggu oleh gonggongan anjing.

Ingat..! Daging ulama itu beracun....

SEKALI LAGI.....

Nasehat Menjelang Musim Ketaatan (Ramadhan)

Syaikh Muhammad bin Muhammad Mukhtar As-Syinqity, hafidzahullah, ditanya:

"Wahai syaikh.. Dengan amalan apa anda menasehati saya untuk menyongsong datangnya musim ketaatan...?

Syaikh menjawab:

"Sebaik-baik amalan yang dilakukan dalam menyongsong datangnya musim ketaatan adalah memperbanyak istighfar. Sebab dosa akan menghalangi seseorang dari taufiq Allah (untuk melakukan ketaatan)."

Tidaklah hati seorang hamba selalu beristigfar melainkan akan disucikan.

** Bila ia lemah, maka akan dikuatkan

** Bila ia sakit, maka akan disembuhkan

** Bila ia diuji, maka ujian itu akan diangkat darinya.

** Bila ia kalut, maka akan diberi petunjuk

** Dan bila ia galau, maka akan diberi ketenangan.

Istigfar merupakan benteng pengaman yang tersisa bagi kita (dari adzab Allah) sepeninggal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Ibnu katsir, rahimahullah, berkata:

"Barangsiapa yang menghiasi dirinya dengan amalan ini, yaitu memperbanyak istighfar, maka Allah akan mempermudah rezekinya, memudahkan urusannya dan menjaga kekuatan jiwa dan raganya"

Maka apa lagi yang kau tunggu ...?

(Perbanyaklah istighfar ...)

Ibnul Qayyim, rahimahullah, mengatakan:

"Bila engkau ingin berdo'a dan waktu begitu sempit, sementara dadamu dipenuhi oleh kebutuhan (hajat) yang begitu banyak, maka jadikan seluruh isi do'amu berupa permohonan agar Allah memaafkanmu. Karena bila Dia memaafkanmu, maka semua keperluanmu akan dipenuhi oleh-Nya tanpa engkau memintanya."

Yaa Allah ... Sesungguhnya engkau Maha pemaaf, mencintai kemaafan, maka ampunilah Aku (*)

NB:
Lafadz do'a diatas:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

"Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu 'anni"

Diterjemahkan oleh: ACT El-Gharantaly.

212. BILA SAATNYA NANTI

Datangnya terang dan perginya gelap itulah yang kita harapkan.
Dan bila hari itu datang maka mereka yang suka berterang-terang dalam gelap dan bergelap-gelap dalam terang akan hilang tak berjejak.

Allah berfirman dalam al Quran yang artinya:

"Katakanlah : Telah datang yang haq (kebenaran) dan telah lenyap yang batil atau yang palsu. Sesungguhnya yang batil itu pasti lenyap."

(Al Israa' 81)

______________________
Kota Raya Sulteng 24-08-1435 H

“Dulu berbagai cara ditempuh oleh pahlawan negeri ini untuk tidak membiarkan bendera kompeni belanda berkibar di bumi pertiwi.
Namun hari ini.... bendera itu berkibar bebas bukan oleh penjajah, tapi oleh anak bangsa sendiri.

214. BERAKHLAK SEBELUM BERILMU.

Satu hal yang harus menjadi fokus perhatian seorang penuntut ilmu, yaitu soal kebagusan akhlak. Sejak dulu para ulama sangat memperhatikan hal ini, bahkan seluruh dakwah Rasulullah juga bermuara pada pembentukan akhlak dan pengembangan nilai estetika. Makna ini tersurat dalam sabda beliau shallallahu alaihi wasallam yang artinya:

"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak,”(HR. Ahmad).

Beliau juga bersabda :

لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلاَ اللَّعَّانِ وَلاَ الْفَاحِشِ وَلاَ الْبَذِىءِ (رواه الترمذي ).

Seorang mukmin bukanlah seorang pengumpat, pengutuk, yang berkata keji dan berkata kotor (HR. Tirmudzi ).

Dalam hadits yang lain Allah mengolongkan manusia yang tidak berakhlak dalam golongan manusia yang paling jelek di hadapan-Nya

”Sesungguhnya manusia paling jelek di sisi Allah pada hari kiamat adalah seseorang yang ditinggalkan orang lain karena menghindari kejelekannya,”(HR. Bukhari).

Sebaliknya orang paling dicintai oleh Rasulullah adalah yang paling orang yang paling baik akhlaknya. Beliau bersabda: "Orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat nanti adalah orang yang paling baik akhlaknya,”(HR. At-Tirmidzi).

Logikanya, bila fiqih memberi batasan legalitas, maka akhlak dan moralitas memberi bobot yang luar biasa pada seni keindahan dalam hidup. Tak hanya sekedar batasan wajib yang sah dan legal, tapi ada pesona akhlak dan sunnah yang mempercantik dan membuatnya lebih berwarna. Seperti itulah ajaran agama yang hanif ini.

Lebih jauh Imam Ibnul Mubaarak -rahimahullah- mengisyaratkan urgensi adab dalam ucapannya yang masyhur,

"طلبت اﻷدب ثلاثين سنة و طلبت العلم عشرين سنة. وكانوا يطلبون اﻷدب قبل العلم"

[ غاية النهاية في طبقات القراء (1/198) ]

Aku belajar adab selama tiga puluh tahun dan belajar ilmu selama dua puluh tahun. Dahulu, orang-orang belajar adab dulu sebelum belajar ilmu.

[Ghayatun Nihayah fi Thabaqatil Qurra' (1/ 198)]

Sekali lagi akhlak yang baik adalah perhiasan orang-orang berilmu.

Wallahu a'lam
_______________________
Gorontalo 30-08-1435 H

ORANG BESAR ITU TIDAK ANTI KRITIK

Saat seseorang berada dipuncak popularitas dan terbiasa menerima pujian, seringkali sulit baginya untuk berlapang dada dalam menerima kritikan.
Orang dengan tipikal semacam ini akan selalu menganggap bahwa kritikan merupakan bentuk penghinaan yang bisa menurunkan harga diri serta mengganggu emosi. Mungkin karena terbiasa dengan suara-suara positif sehingga sulit baginya mendengarkan suara-suara negatif.

Memang pada awalnya kritik bisa menjadi hal yang menyakitkan. Namun lama-kelamaan KRITIK itu akan berubah menjadi KRIPIK yang disukai dan selalu dirindukan. Apalagi bila kritik yang diberikan itu memang beralasan. Kritik yang beralasan itulah yang nantinya memberi kita masukan baru untuk memperbaiki berbagai kekurangan yang ada pada diri yang kemudian memacu kehendak jiwa untuk mengurai berbagai prestasi.

"BANYAK ORANG YANG DIBESARKAN OLEH KRITIKAN"

Kita perlu belajar untuk menyikapi kritik dengan benar, supaya kritikan itu tidak akan menjadi boomerang bagi diri. Kita juga harus merubah persepsi kita tentang kritikan, dari yang tadinya sebuah penghinaan menjadi cermin hidup yang selalu kita perlukan setiap saat agar penampilan kita selalu OKE. Dari yang tadinya cacian menjadi tanda cinta orang lain terhadap kita yang patut diapresiasi.
Bisikkan pada jiwa bahwa tidak ada yang dirugikan oleh kritikan, tidak ada kritik yang melemahkan, tidak ada kritik yang menghinakan. Karena selama kita tidak maksum, maka selama itu lidah kita bisa salah berucap, pena kita bisa saja tergelincir.

Saat kita menerima kritikan dan mengakui kesalahan, saat itulah kita telah menjadi orang besar. Lihatlah Umar –radhiallahu anhu- Kritik dari seorang nenek tua yang diterimanya tidak membuat martabatnya jatuh, bahkan sejak peristiwa itu sikap bijak beliau selalu menjadi permisalan tentang keberanian dalam menepis ego dan tendensi pribadi.

"Semoga Allah merahmati orang yang menghadiahkan pada kami apa yang menjadi kekurangan kami"

"Kembali pada kebenaran itu lebih baik daripada berlama-lama dalam kebathilan"

"menjadi pengikut suatu kebenaran lebih baik bagiku ketimbang menjadi pemimpin atas kebathilan"

Tiga ungkapan masyhur itu dicatatat apa adanya oleh sejarah. Tiga kalimat yang menunjukkan penolakan terhadap keangkuhan diri yang merasa selalu benar karna sebagai pemimpin, sebagai alim, sebagai Ustadz yang terlanjur tenar.

Saya teringat sebuah petuah yang bijak yang mengatakan,
"Pedang musuh yang mengajarimu untuk terus berlatih jauh lebih baik ketimbang pujian kawan yang melenakan dan membuatmu kalah".

Jadi... mari berlapang dada dalam menerima kritikan.
Saya juga mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya bagi ikhwah yang selama ini selalu menyampaikan kritik pada saya. Jazaahumullahu khoiron.

Catt:
Bagi pengkritik, Jadilah kritikus yang baik dan berilmu, sehingga tau mana yang harus dikritisi dan mana yang harus diapresiasi. Uswah kita adalah Rasulullah -shallahu alaihi wasallam. Kritik beliau selalu dalam bentuk kinayah serta jauh dari kata-kata yang melukai atau bersifat merendahkan.

Semoga bermanfaat

Madinah, Rabu 25-05-1435 H/26-03-2014

Syaikh Prof. Dr. Anis bin Ahmad Thahir Jamal Al Andunisy yang aku kenal

Aqiidah.. aqiidah... aqiidah.... Prioritaskan aqidah..  Kata-kata itu tak pernah lepas dari mulut beliau bila bertemu dengan kami. Setiap ada buku maupun risalah baru yang berkaitan dengan masaalah aqidah beliau tak lupa berbagi dengan kami dan kawan lainnya yang biasa hadir dimajelis beliau. Namun setiap kali  giliran saya menerima buku, tak lupa beliau berpesan, "negerimu membutuhkan ini". Syaikh -hafidzahullah- memang memberi perhatian lebih terhadap masaalah akidah. Bila sudah berbicara masaalah aqidah beliau -hafidzahullah- tak suka neko-neko. Kalau sebagian pengajar di masjid nabawi lebih sering menggunakan kinayah saat menyindir agama syi'ah, maka syaikh -hafidzahullah-  memilih untuk terang-terangan tanpa sedikitpun rasa takut. Padahal tak sedikit syiah yang berkeliaran di masjid nabawi, hal itu tentunya mengancam keselamatan syaikh. Keberanian itulah yang membuat beliau berbeda. 

Syaikh Ibrahim bin Amir Ar Ruhaily bahkan pernah mengungkapkan kekagumannya pada syaikh Anis. Syaikh Ibrahim mengatakan, "Dalam beberapa mawaaqif aku tak pernah melihat orang yang ghirahnya terhadap sunnah seperti beliau. Aku tak pernah melihat orang yang lebih berani terang-terangan dalam persoalan aqidah seperti beliau. Jujur, aku tidak bisa seberani itu."
Soal keberanian dalam menyampaikan yang hak, Syaikh Anis selalu mengatakan, "Untuk apa takut. Rasa takut tak akan menambah umur atau mempercepat kematian. Akhir cerita dari orang yang berani dan orang yang takut adalah terkubur dibawah tanah yang sama".

Sisi lain yang saya kagumi dari Syaikh adalah sikapnya yang selalu terbuka dan apa adanya. Akhlaknya bukan akhlak yang basa-basi, yang kadang muncul pada satu keadaan namun hilang pada keadaan yang lain. Di majelis ataupun dimana saja beliau menyempatkan diri untuk bersenda gurau disertai sedikit tawa untuk menyegarkan suasana. Meskipun demikian, kewibawaannya tetap terpancar dalam performa yang luhur. Disinilah keunikan beliau. Kepribadiannya dibentuk oleh ilmu yang dimilikinya, sama sekali tidak dibuat-buat. Itulah yang membuatnya berbeda.
  
Berikut ini adalah biografi ringakas Prof. DR. Anis Thahir Al Andunisy -hafidzahullah-

Prof. DR. Anis Thahir dilahirkan di Makkah Al-Mukarramah pada tanggal 1 Rajab 1378 H. Beliau merupakan anak seorang perantau asal Indonesia -Ayah lahir di Krui Jawa Lampung sementara ibu, cucu dari seorang perantau berdarah Semarang jawa tengah-. Karena alasan pekerjaan sang ayah pindah ke Jeddah. 

Di Jeddah, beliau menghabiskan masa kecilnya untuk menuntut ilmu di majelis para ulama. Masa-masa itulah yang kemudian terus membekas dalam ingatannya, sehingga tak jarang beliau menceritakannya potongan demi potongan kisah itu kepada kami. 

Peranan Orang Tua

Sejak dulu kesuksesan salafussholeh tak lepas dari peran orang tua  yang selalu berada dibalik kesuksesan tersebut, tentunya setelah taufiq dari Allah azza wa jalla. Begitupula dengan syaikh. Kedua orang tuanya sangat memperhatikan pendidikan buah hatinya sejak kecil, terutama sang ibu. Dalam beberapa majelis beliau menceritakan pada kami tentang perhatian ibunya yang begitu besar semasa beliau menuntut ilmu dulu.


Rihlah Dalam Menuntut Ilmu


Memasuki usia remaja beliau melanjutkan perjalanannya dalam menuntut ilmu ke tanah hijrah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam,  Madinah An-Nabawiyah. Disana beliau bertemu dengan banyak ulama dari berbagai negara. Untuk pendidikan formal pilihannya jatuh pada Islamic University of Madinah. Di almamaternya ini beliau berhasil menyelesaikan program S1, S2, hingga S3 di bidang As-Sunnah. Desertasi doktoralnya meraih peringkat summa cumlaude. Dosen pembimbingnya kala itu adalah seorang pakar hadits di kota Madinah, As-Syaikh Al Allamah Hammad bin Muhammad Al Anshary -rahimahullah-.

Sejak menjadi mahasiswa bimbingan syaikh Hammad Al-Anshary kedekatan diantara keduanya -sebagai guru dan murid- terus berlanjut hingga Syaikh Hammad meninggal dunia pada hari Rabu 21 Jumadil Akhir 1418 H. Selama dalam bimbingan Syaikh Hammad, Syaikh Anis tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan emas itu untuk meraih sebanyak-banyaknya faidah ilmu dari sang dosen yang sekaligus sebagai pembimbingnya itu. Masa-masa bersama inilah yang terus dikenang syaikh dalam majelisnya. Bahkan dari semua gurunya, syaikh Hammadlah yang paling banyak memberikan kontribusi dalam hal pembentukan syakhsiyah ilmiah beliau.

Pada akhir tahun 1433 H yang lalu Syaikh Anis ditetapkan sebagai guru besar dibidang ilmu hadits. Kini disela-sela kesibukannya sebagai dosen dan pengajar di masjid nabawi, beliau juga aktif sebagai anggota pada beberapa lembaga pengkajian di dalam dan luar kampus yang berkonsentrasi dibidang As-Sunnah. Beliau juga sering diundang sebagai pembicara pada seminar-seminar umum yang diadakan baik di dalam maupun diluar negeri.

Guru-guru beliau.

 

Seorang penuntut ilmu hendaknya menimba ilmu secara langsung dari para ulama. Hal ini sudah menjadi tradisi dikalangan salafussholeh. Bagi mereka belajar tanpa guru sangat dekat dengan kesesatan, mereka bahkan menilainya aib. Sebagian diantara mereka melarang para muridnya untuk menimba ilmu dari oang yang menjadikan buku sebagai gurunya. Berguru pada ulama besar itulah yang dilakukan syaikh sebagaimana pendahulunya. Diantara guru-guru beliau adalah:

Syaikh Hammad bin Muhammad Al Anshary -rahimahullah-
Syaikh Abdul Aziz bin Baz -rahimahullah-
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albany -rahimahullah-
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Al Banna -hafidzahullah-
Syaikh Muhammad bin Shaleh Al Utsaimin -rahimahullah-
Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad -hafidzahullah-
Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairy -hafidzahullah-
Syaikh Muhammad bin Muhammad Al Mukhtar As-Syinqity -rahimahullah-
Syaikh Abdul Fattah Ibrahim Salamah
Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi'iy -rahimahullah-
Syaikh Abdul Fattah Al Mirshafy
Syaikh Abdul Qadir As-Sindy
Syaikh Muhammad Aman Al-Jaamy -rahimahullah-
Syaikh Ali Abdurrahman Al-Hudzaify -hafidzahullah-
Dan masih banyak lagi.

Beliau juga mendapatkan banyak Ijazah dari ulama-ulama ternama dalam berbagai disiplin ilmu.

Satu hal lagi yang membuat kami terkesima dengan akhlak beliau, adalah sifatnya yang sangat menghormati guru-gurunya. Bahkan pada awal-awal ditetapkan sebagai pengajar di masjid nabawi beliau merasa tidak pantas untuk duduk menyampaikan ilmu di masjid itu disaat guru-guru beliau sedang memberi pelajaran, apalagi bila waktunya bersamaan. Beliau pernah berkata, "Semoga Allah mengampuni kelancangan ini, sejujurnya kami tidak pantas duduk diatas kursi ini disaat guru-guru kami juga duduk pada kursi yang sama di majelis yang lain, sungguh ini sebuah kelancangan"


Karya tulis beliau:

Beliau -hafidzahullah- termasuk dosen yang produktif dalam menghasilakan berbagai karya baik dalam bentuk buku atau risalah kecil berupa makalah ilmiah.
Diantara karya tulis beliau adalah:

1. Dhawabit Muhimmah lihusni fahmi as-sunnah
2. At-Tadzkir bisunan al-mahjuurah
3. Nubdzah Mukhtasharoh an as-sunnah al-muthahharah.
4. Shahih Syamail Al Muhammadiyah.
5. Takhrij Hadits Thala'al badru alaina.
6. Hadyunnabi fi khutbatil jumu'ah
7. Mustakhraj At Thusy ala jami' At Tirmidzy.
8. Al Bayan wa at-tafshil fidirasah al kutub al jarh wa at-ta'dil. Dan masih banyak lagi, sebagian telah dicetak dan sebagian lagi belum dicetak.

Syaikh hafidzahullah sangat mencintai dunia tahqiq, hampir seluruhl karyanya
 dibidang tahqiq, baik tahqiq masaail ataupun tahqiq manuskrip.

Diantara Ucapan Beliau:

"Penisbatan kita terhadap salafussholeh tidak akan berarti apa-apa jika mereka para salafussholeh berada di satu lembah, sementara kit yang mengaku pengikut salaf berada di lebah yang lain."

"Dakwah salaf itu bukan istana yang memiliki benteng dan penjaga. Sehingga siapa saja yang mau masuk harus laporan dulu kepada pengawal dan boleh dikeluarkan dengan seenaknya saja".

Pada kesempatan yang lain beliau berkata:

"Innalillah.... Seakan-akan dakwah salafiyah ini seperti perusahaan dimana direkturnya memliki otoritas penuh dalam memasukkan atau mengeluarkan seseorang dari perusahaannya"

"Sebagian orang menganggap bahwa kewibawaan itu dengan bermuka masam.. Ketahuilah... manusia yang paling mulia dan paling berwibawa selalu menyebarkan senyum dan salam pada siapa saja"

Semoga Allah senantiasa menjaga syaikh -hafidzahullah-


Selesai

Cengkareng Agustus 2014 M

Biografi singkat Prof. Dr. Ibrahim Ar-Ruhaily -hafidzahullah-

Mengenal Lebih Dekat Guru Kami Tercinta Prof.DR, Ibrahim bin Amir Ar Ruhaily -hafidzahullah-

Nama beliau adalah Syaikh Prof. DR. Ibrahim bin Amir bin Ali Ar Ruhaily. Lahir pada bulan Rajab 1383 H di Al Musaijid sebuah distrik di Kerajaan Arab Saudi.
Setelah menamatkan pendidikan strata satu pada fakultas syariah universitas islam madinah beliau melanjutkan pendidikannya di universitas yang sama pada program pascasarjana fakultas dakwah dan ushuluddin. Beliau mengambil konsentrasi dibidang aqidah. Pada tanggal 18/08/1409 H beliau menyelesaikan pendidikan magister.
Kemudian beliau melanjutkan pendidikannya pada jenjang yang lebih tinggi pada pendidikan doktoral dan berhasil menyelesaikannya pada tgl 30/01/1412 H dengan predikat summa cumlaude. Beliau kemudian diangkat menjadi dosen di almamaternya tersebut dan ditetapkan sebagai guru besar aqidah pada tanggal 14/03/1428 H.

Di antara guru-guru beliau

1. Syaikh Abdul Aziz Bin Baz
2.Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad Al Badr
3. Syaikh Muhammad Al Amin As-Syinqity

Karya beliau:
Beliau dikenal sebagai dosen yang produktif dalam melahirkan karya ilmiyah. Diantara karya beliau adalah:

1- موقف أهل والسنة والجماعة من أهل الأهواءوالبدع.
2- الانتصار للصحب والآل من افتراءات السماوي الضال.
3- تجريد الإتباع في أسباب تفاضل الأعمال.
4- التكفير وضوابطه.
5- المختصر في عقيدة أهل السنة LIفي القدر.
6- الرد السديد على مطاعن حسن المالكي على أئمة الدعوة ومقررات التوحيد.
7- محض الإصابة في عقيدة أهل السنة ومخالفيهم في الصحابة.
8- تبرئة الإمام المحدث من قول المرجئة المحدث.
9- تزكية النفس مفهومها ومراتبها وأسبابها.
10- النصيحة فيما يجب مراعاته
11- تأصيل المسائل المستشكلة من جواب السائل.
12- اختلاف القراءات وأثره في تقرير مسائل الاعتقاد.(لم ينشر).

Dan masih banyak lagi.


Beliau juga ikut terlibat dalam penulisan beberapa buku diantaranya:

1- أصول الإيمان. Diterbitkan oleh percetakan Al Qur'an Malik Fahd Madinah.
2- تطوير عمل الهيئة في خدمة الزوار في المدينة المنورة. Diterbitkan oleh lembaga pengkajian ilmu aqidah KSA

Diantara kitab yang telah beliau ajarkan:


1- كتاب القدر لابن وهب.
2- رسالة في القدر لابن تيمية.
3- أصول السنة للإمام أحمد.
4- كشف الشبهات.
5- لمعة الاعتقاد للمقدسي
6- الاعتقاد لابن أبي يعلى.
7- اعتقاد أهل السنة لعدي بن مسافر.
8- موقف أهل السنة من أهل الأهواء والبدع.
9- شرح العقيدة الواسطية .
10- شرح الفتوى الحموية.
11- شرح الرسالة التدمرية.
12- شرح السنة للخلال.
13- شرح السنة للبربهاري.
14- شرح الرسالة المدنية.
15- شرح ذم قسوة القلب لابن رجب.
16- كشف الكربة في وصف حال أهل الغربة.
17- شرح القواعد المثلى.
18- شرح الطحاوية لابن أبي العز.
19- كتاب الايمان لأبي عبيد.
20- شرح السنة للمزني.
21- شرح كتاب فتح المجيد.
22- الأصول الثلاثة.
23- شرح كشف الشبهات.
24- مقدمة ابن أبي زيد القيرواني ( مالك الصغير).
25- عقيدة السلف وأصحاب الحديث للصابوني.
26- كتاب الإيمان من صحيح البخاري.
27- المحجة في سير الدلجة لابن رجب.
28- شرح متن الطحاوية.
29 شرح الأربعين النووية مع تكملتها لابن رجب.
30- شرح رسالة الحافظ ابن رجب في شرح حديث "ما ذئبان جائعان ....".
31- شرح منسك شيخ الإسلام ابن تيمية.
32- شرح منسك الصنعاني
33- شرح التحقيق والإيضاح للشيخ عبد العزيز بن باز
34- شرح منسك الشيخ ابن غثيمين.
35. شرح كتاب التوحد للشيخ محمد بن عبد الوهاب
36. شرح رسالة فى اﻷمر بالمعروف والنهى عن المنكر لشيخ اﻹسلا ابن تيمية

Dan masih banyak lagi.


Selain mengajar dan menulis beliau juga aktif pada beberapa lembaga pengkajian dan pengawasan diantaranya:

1. Anggota lembaga pengkajian aqidah, perbandingan agama, firaq dan madzhab KSA.
2. Anggota Lajnah Syariyah lembaga pengawasan para imam dan muaddzin seliruh masjid di Madinah Al Munawwarah
3. Anggota pengembangan kurikulum di Universitas Islam Madinah
4. Anggota lembaga tahfidz Al Qur'an di Madinah Al Munawwarah
5. Aktif dalam program bimbingan haji dan umroh dikementrian haji KSA.
6. Beliau juga aktif sebagai pembicara dalam beberapa seminar yang diselenggarakan di dalam atau luar KSA
7. Anggota lajnah Al Munashahah (lembaga ini berujuan menasehai para pelaku terorisme di KSA)

Disamping sebagai dosen beliau juga telah ditetapkan sebagai pengajar resmi di Masjid An Nabawy As Syarief hingg hari ini

Prof. Ibrahim yang saya kenal.

Awal pertemuan kami dengan beliau pada majelis pertama kajian kitab Umdatul Ahkam yang dilaksanakan di Masjid Dzi An Nurain. Sejak mendengarkan penjelasan beliau yang begitu apik dan terperinci saya mulai tertarik dengan kajian beliau, sayapun memutuskan untuk duduk hadir di majelis beliau. Satu hal yang membuat saya kagum dengan beliau adalah kesungguhannya dalam mengajarkan ilmu. Beliau tidak terpengaruh dengan jumlah orang yang hadir di majelis beliau. Pernah suatu ketika majelis beliau hanya di hadiri 5-7 orang, jumlah itu tidak mempengaruhi materi yang beliau sampaikan. Durasi dan porsi materi yang disampaikan sama saja dengan hari-hari biasa saat majelisnya ramai. Bagi saya beliau sosok yang sabar dalam berdakwah (wa la nuzakki allallah ahad), selalu sabar dalam melayani ikhwan yang menanyakan beragam masaalah ini dan itu.
Pernah satu ketika kami menanyakan sebuah permasalahan pada beliau, kami mengikutinya hingga tempat parkir masjid nabawi, beliau terus menjawab setiap pertanyaan kami tanpa bosan. Bahkan pernah beliau rela berdiri kurang lebih setengah jam untuk menjawab pertanyaan kami padahal pintu mobil telah terbuka dan beliau sudah siap-siap masuk ke dalam mobil, tapi sebelum kami meninggalkan tempat parkir, beliau mengambil beberapa buku dari bagasi mobil dan menghadiahkannya pada kami. Satu lagi, beliau -hafidzahullah- tidak hanya terkenal dengan ilmunya tapi juga ibadah dan kebagusan akhlaknya.

Berikut ini beberapa faidah yang sempat kami catat di majelis beliau:

Diantara nasehat Syekh Prof. DR. Ibrahim Ar Ruhaily yang paling berkesan bagi saya pribadi adalah:

"Ingatlah...! Selama engkau yakin berada di atas petunjuk yang terang, maka penilaian buruk bahkan celaan seluruh penduduk bumi atasmu tdak akan merubah kedudukanmu disisi Allah. Dan tidak akan mengeluarkanmu dari sunnah berbagai macam tuduhan bid'ah yang dilontarkan orang lain terhadapmu. Begitu pula sebaliknya, jika engkau berada pada suatu kebathilan -semoga Allah melindungi kita darinya- maka tidak akan bermanfaat disisi Allah pujian manusia atasmu, begitu juga penyandaranmu terhadap sunnah dengan segala gelar yang disematkan orang lain pada dirimu.

"Ingatlah..... Pujian dan celaan manusia tidak akan mempengaruhi timbangan amalamu disisi Allah."

Tak terhitung berapa kali kami mendengarkan nasehat ini di majles beliau hafidzahullah. Nasehat yg semakna dengan redaksi yg berbeda dapat anda baca dalam risalah kecil beliau yang berjudul "An Nasheehah".

Dan hari ini nasehat itu terulang lagi di majelis beliau...
Semoga Allah selalu menjagamu syaikh...

Beliau juga pernah mengatakan:

"Banyak orang yang mendepositokan harta. Menumpuk kekayaan sebanyak-banyaknya dengan alasan sebagai simpanan masa depan. Padahal sebaik-baik simpanan masa depan adalah anak yang sholeh. Anak yang akan terus mendoakanmu saat engkau ada dan tiada.."

(Prof. Ibrahim Ar-Ruhaily)

"Ketika melihat orang yang terjatuh dalam kesalahan atau bid'ah seorang da'i hendaknya melihatnya dari dua sisi. Yang pertama: dari sudut pandang syar'ie, yaitu berupa kewajiban menyampaikan dakwah terhadap orang tersebut. Yang kedua: dari sisi qadar, yaitu keyakinan bahwa Allah telah menakdirkan orang tersebut untuk diuji dengan kemaksiatan. Kesadaran bahwa objek dakwah yang terjatuh dalam kemaksiatan dan bid'ah juga karena kehendak Allah sebagai ujian atasnya, akan membuat kita memandang orang tersebut dengan pandangan rahmat, sehingga kita termotivasi untuk menyelamatkan orang tersebut dari kemaksiatan dan bid'ah dan membimbingnya ke jalan hidayah. Tidak seperti sebagian orang yang ketika melihat orang lain diuji dengan kemaksiatan dia lantas berusaha dengan sekuat mungkin mendorong orang tersebut semakin jauh kedalam api neraka tanpa berharap agar orang tersebut mendapat hidayah. sambil berkata: Orang tersebut tidak akan diampuni oleh Allah.
Aku mewasiatkan kepada setiap da'i untuk bersungguh-sungguh dalam mengajak orang lain kepada hidayah"

Faidah dari Majelis beliau dalam syarh Kitaabuttauhiid..


KARENA SEMUA TERTULIS RAPI DISISI ALLAH

Lebih dari sekali saya mendengar Syaikh Prof.DR Ibrahim bin Amir Ar-Ruhaily berkata:

"Sebagian thullab biasanya mentranskip ceramahku lalu menyerahkannya padaku untuk diedit kembali.
Aku sering dibuat tercengang, seolah tak percaya bahwa dalam sejam ceramahku bisa sampai 30 halaman atau lebih.
Kadang aku bertanya, "Apakah semua ini perkataanku…?, mereka menjawab, "Iya wahai syaikh, kami tidak menambah ataupun menguranginya."
Sejenak aku berfikir, jika dalam sehari ada 30 halaman, maka dalam sebulan akan ada satu jilid buku yang hanya menghimpun perkataanku.
Belum lagi jika ditambah dengan percakapanku sehari-hari, baik dimajlis atau ditempat lain, ada berapa jilid yang sudah tertulis disisi Allah sejak aku lahir hingga hari ini…???
Iya, Semua tertulis rapi disisi Allah, baik ataupun buruknya. Dan semua akan dihisab dengan perhitungan yang sangat detail dan akurat.
Maka seyogianya setiap kita menjaga lisannya untuk tidak berbicara kecuali yang baik-baik saja atau atau diam."

Menanti dhuha ditepi laut merah, 5 Muharram 1435 H.


Semoga catatan kecil ini bermanfaat bagi kita semua.

Semoga Allah selalu menjaga beliau dan ulama kaum muslimin di seluruh dunia.

__________________________
Gorontalo 6 Syawwal 1435 H
ACT El-Gharantaly