Freitag, 7. Februar 2014

Dengan Apa Kita Menutup Bacaan Al Qur'an….????

Disunnahkan membaca:


سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ،لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ)) ))

 Subhanakallahumma wa bihamdika laa ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaika.

 (Maha suci Engkau ya Allah sambil memuji-Mu. Tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan Engkau. Aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu)

Dalilnya: 


عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ مَا جَلَسَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَجْلِسًا قَطُّ، وَلَا تَلَا قُرْآنًا، وَلَا صَلَّى صَلَاةً إِلَّا خَتَمَ ذَلِكَ بِكَلِمَاتٍ قَالَتْ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَرَاكَ مَا تَجْلِسُ مَجْلِسًا، وَلَا تَتْلُو قُرْآنًا، وَلَا تُصَلِّي صَلَاةً إِلَّا خَتَمْتَ بِهَؤُلَاءِ الْكَلِمَاتِ؟ قَالَ: " نَعَمْ، مَنْ قَالَ خَيْرًا خُتِمَ لَهُ طَابَعٌ عَلَى ذَلِكَ الْخَيْرِ، وَمَنْ قَالَ شَرًّا كُنَّ لَهُ كَفَّارَةً: سُبْحَانَكَ وَبِحَمْدِكَ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.

Dari Aisyah  -radhiallahu anha- berkata: 

Tidaklah Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- duduk di suatu tempat atau membaca al Qur’an ataupun melaksanakan shalat kecuali beliau mengakhirinya dengan membaca beberapa kalimat”. Akupun bertanya (kepada Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam-), “Ya Rasulullah,  Aku tidak melihat anda duduk di suatu tempat, membaca al Qur’an ataupun mengerjakan shalat melainkan anda akhiri dengan beberapa kalimat?” Jawaban beliau, “Betul, barang siapa yang mengucapkan kebaikan maka dengan kalimat tersebut amal tadi akan dipatri dengan kebaikan. Barang siapa yang mengucapkan kejelekan maka kalimat tersebut berfungsi untuk menghapus dosa. Itulah ucapan Subhanakallahumma wa bihamdika laa ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaika.

Sanad hadits ini shohih. Imam An-Nasaa'i meriwayatkannya di dalam Sunan Al Kubro jilid: 9 no: 10067. 

Beliau berkata:

" Bab do'a penutup setelah membaca Al-Qur'an"

Al Hafizh Ibnu Hajar dalam mengatakan, “Sanad hadits ini shahih”. (An Nukat jilid: 2 no: 733 ) 

Syaikh al Albani  mengatakan, “Sanad ini adalah sanad yang juga shahih sebagaimana kriteria Muslim”. (Shahihah jilid: 7 no: 495)

Syaikh Muqbil al Wadi’I  mengatakan, “Hadits ini adalah hadits yang shahih”
(al Jami’ al Shahih mimma laisa fi al Shahihain jilid: 2 no:12)

Catt:

Banyak kaum muslimin yang meninggalkan sunnah ini dan menggantinya dengan amalan yang diada-adakan seperti membaca: "Shadaqallahul azhim".

Begitulah, apabila sunnah Nabi shallallahu alaihi wasallam ditinggalkan, maka munculah bid'ah yang akan menduduki posisi sunnah tersebut. 

Iman Waqi’ ibnu Jarrah -rahimahullah- mengatakan: “Tidaklah suatu bid’ah dihidupkan melainkan mati bersamanya suatu sunnah".

Wallahul musta'an

Diadaptasi dari: http://aloloom.net/vb/showthread.php?t=5832  dengan sedikit perubahan


Madinah Jum'at 07-04-1435

0 Kommentare:

Kommentar veröffentlichen