Disunnahkan
membaca:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ،لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ
وَأَتُوبُ إِلَيْكَ)) ))
Subhanakallahumma wa bihamdika laa ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaika.
(Maha suci Engkau ya Allah sambil memuji-Mu. Tiada
sesembahan yang berhak disembah melainkan Engkau. Aku memohon ampun dan
bertaubat kepada-Mu)
Dalilnya:
: عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ مَا جَلَسَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَجْلِسًا قَطُّ، وَلَا تَلَا قُرْآنًا، وَلَا صَلَّى صَلَاةً
إِلَّا خَتَمَ ذَلِكَ بِكَلِمَاتٍ قَالَتْ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَرَاكَ
مَا تَجْلِسُ مَجْلِسًا، وَلَا تَتْلُو قُرْآنًا، وَلَا تُصَلِّي صَلَاةً إِلَّا خَتَمْتَ
بِهَؤُلَاءِ الْكَلِمَاتِ؟ قَالَ: " نَعَمْ، مَنْ قَالَ خَيْرًا خُتِمَ لَهُ
طَابَعٌ عَلَى ذَلِكَ الْخَيْرِ، وَمَنْ قَالَ شَرًّا كُنَّ لَهُ كَفَّارَةً:
سُبْحَانَكَ وَبِحَمْدِكَ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ
إِلَيْكَ.
Dari Aisyah
-radhiallahu anha- berkata:
“Tidaklah Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- duduk di suatu
tempat atau membaca al Qur’an ataupun melaksanakan shalat kecuali beliau mengakhirinya dengan
membaca beberapa kalimat”. Akupun bertanya (kepada Rasulullah
-shallallahu alaihi wa sallam-), “Ya Rasulullah, Aku tidak melihat anda duduk di suatu tempat, membaca al Qur’an ataupun
mengerjakan shalat melainkan anda akhiri dengan beberapa kalimat?”
Jawaban beliau, “Betul, barang siapa yang mengucapkan
kebaikan maka dengan kalimat tersebut amal tadi akan dipatri dengan kebaikan.
Barang siapa yang mengucapkan kejelekan maka kalimat tersebut berfungsi untuk
menghapus dosa. Itulah ucapan Subhanakallahumma wa bihamdika laa ilaha illa
anta astaghfiruka wa atubu ilaika.
Sanad hadits
ini shohih. Imam An-Nasaa'i meriwayatkannya di dalam Sunan Al Kubro jilid: 9 no: 10067.
Beliau berkata:
" Bab
do'a penutup setelah membaca Al-Qur'an"
Al Hafizh
Ibnu Hajar dalam mengatakan, “Sanad hadits ini shahih”. (An Nukat jilid: 2 no: 733 )
Syaikh
al Albani mengatakan, “Sanad ini adalah sanad yang juga
shahih sebagaimana kriteria Muslim”. (Shahihah jilid: 7 no: 495)
Syaikh
Muqbil al Wadi’I
mengatakan, “Hadits ini adalah hadits yang shahih”
(al Jami’ al Shahih mimma laisa fi al Shahihain jilid: 2 no:12)
Catt:
Banyak kaum muslimin yang meninggalkan sunnah ini dan menggantinya dengan amalan yang diada-adakan seperti membaca: "Shadaqallahul azhim".
Begitulah,
apabila sunnah Nabi shallallahu alaihi wasallam ditinggalkan, maka
munculah bid'ah yang akan menduduki posisi sunnah tersebut.
Iman Waqi’ ibnu Jarrah -rahimahullah- mengatakan: “Tidaklah suatu bid’ah dihidupkan melainkan mati bersamanya suatu sunnah".
Wallahul musta'an
Diadaptasi dari: http://aloloom.net/vb/showthread.php?t=5832 dengan sedikit perubahan
Madinah
Jum'at 07-04-1435
0 Kommentare:
Kommentar veröffentlichen