Dienstag, 30. September 2014

FIQIH MENELPON DAN BERTAMU

Setelah membaca kitab Adabul Hatif karya Syaikh Bakar Abu Zaid dan Kitab Akhta Fi Al Muhadatsah karya Syaikh Muhammad Ibrahim Al Hamd. Ternyata etika menelpon itu punya banyak kesamaan dengan etika berkunjung atau bertamu.

1. Saat berkunjung kita dianjurkan untuk beri’tikad baik, ini berdasrkan keumuman hadits yang menganjurkan kita agar menata niat dalam setiap aktifitas.

2. Memberitahu Lebih Dahulu
Hal ini sangat perlu dilakukan karena bisa saja pada waktu anda berkunjung, orang yang akan anda kunjungi punya agenda lain atau tidak mau diganggu tamu.
Begitu juga seorang penelphon, sebelum anda menelphon sebaiknya memberi info terlebih dahulu melalui pesan singkat, atau bila anda kwatir yang bersangkutan tidak memiliki pulsa, maka diawal pembicaraan sebaiknya anda bertanya apakah yang bersangkutan sibuk atau tidak.


3. Pilih Waktu Yang Tepat Dalam Berkunjung/Menelphon
Bagi orang yang ingin bertamu hendaknya memperhatikan waktu yang tepat untuk bertamu. Karena waktu yang kurang tepat terkadang bisa menimbulkan perasaan yang kurang baik dari tuan rumah. Begitu juga dengan penelphon, sebaiknya pilih waktu yang tepat untuk menelphon dan berusahalah untuk tidak menelphon pada waktu istrahat.


4. Datang Sesuai Janji.
Bila Anda berjanji untuk bertamu pada jam sekian, usahakan tepat waktu. Begitu juga bila anda berjanji akan menelphon pada jam sekian maka tepatilah janji itu.


5. Ucapkan Salam.
Pertanyaan, siapakah yang lebih dahulu mengucapkan salam...?
jawabannya adalah pengunjung atau penelphon.


6. Perkenalkan Identitas Diri
Saat mengisahkan peristiwa mi'raj Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda (artinya) : “Kemudian Jibril naik ke langit dunia dan meminta izin agar dibukakan pintu langit. Jibril ditanya: “Siapa anda?” Jibril menjawab: “Jibril.” Kemudian ditanya lagi: “Siapa orang yang bersama anda?” Jibril menjawab: “Muhammad.” Kemudian Jibril naik ke langit kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya di setiap pintu langit, Jibril ditanya: “Siapa anda?” Jibril menjawab: “Jibril.” (Muttafaqun ‘Alaihi)

Seorang sahabat pernah mengisahkan, saya pernah datang kepada Rasulullah untuk membayar hutang ayahku. Lalu aku mengetuk pintu rumahnya. Lalu beliau bertanya, “Siapa itu?” Lalu aku menjawab, “Saya.” Nabi berkata, “Saya?… Saya? … seakan-akan beliau tidak menyukainya. (HR. Bukhari)
Nah saat kita menelphon, terlebih dahulu perkenalkan diri kita, tentunya setelah mengucapkan salam. Hal ini perlu karena boleh jadi kontak anda tidak tersimpan di hp teman anda. Apalagi bila anda menghubungi saudara anda melalui telephon rumah.

7. Sebutkan Keperluan Anda
Allah mengisahkan para malaikat yang bertamu kepada Ibrahim di dalam Al Qur’an (artinya): “Ibrahim bertanya: Apakah urusanmu wahai para utusan?” Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa.” (Adz Dzariyat: 32)
Dari ayat ini para ulama menyebutkan bahwa diantara adab seorang tamu adalah menyebutkan urusan atau keperluannya kepada tuan rumah. Begitu juga dengan penelphon, sebaiknya dia menyebutkan keperluannya kepada orang yang dituju.


8.Segera Kembali Bila Urusan Telah Selesai
Termasuk dalam adab bertamu adalah segera kembali bila keperluan telah selesai, hal ini supaya tidak mengganggu tua rumah, karena boleh jadi tuan rumah memiliki keperluan yang lain. Begitu juga penelpon. sebaiknya dia menutup pembicaraan bila keperluannya telah selesai dan tidak menghabiskan waktu untuk pembicaraan yang sia-sia.


9. Jangan Ceritakan Aib Orang Lain
Agar kunjungan atau komunikasi anda terbebas dari belenggu dosa, maka dalam kunjungan atau dalam pembicaraan via telepon jangan menggibahi orang lain


10. Akhiri kunjungan atau komunikasi anda dengan salam
Sekian semoga bermanfaat
______________
Madinah 2 Dzulhijjah 1435 H
ACT El Gharantaly

0 Kommentare:

Kommentar veröffentlichen