Freitag, 2. Januar 2015

KUMPULAN STATUS BULAN NOVEMBER 2014

BERSEMILAH MUHARROM
Keutamaan berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram (Tasu'a dan Asyura)
____
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَان شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah; Muharram, dan sholat yang paling utama setelah sholat fardhu adalah sholat malam.” (HR. Muslim)
Akan tetapi berangkat dari keumuman hadits diatas terdapat hari yang paling afdhal untuk berpuasa di bulan Muharram yaitu pada tanggal 9 dan 10 Muharram.
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاء أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

“Dan puasa hari ‘Asyuro (10 Muharram), aku berharap kepada Allah dapat menghapuskan dosa tahun sebelumnya.” (HR. Muslim)

Sahabat yang Mulia Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma berkata,

حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِع قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-

“Ketika Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam berpuasa pada hari ‘Asyuro (10 Muharram) dan memerintahkan untuk berpuasa dihari itu, maka para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ia adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nasrani.” Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Kalau begitu tahun depan -insya Allah- kita akan berpuasa pada hari kesembilan (juga).” Ibnu ‘Abbas berkata, belum sampai tahun depan, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam wafat.” (HR. Muslim)

Adapun hadits yang menganjurkan untuk berpuasa pada tanggal 11 Muharram, maka hadits tersebut dinilai dha’if oleh para ulama, akan tetapi boleh berpuasa pada hari itu berdasarkan alasan berikut:
Pertama: Melihat keumuman hadits yang menganjurkan untuk memperbanyak puasa di bulan Muharram.

Kedua: Adanya dalil khusus yang menganjurkan untuk berpuasa pada tiga hari disetiap bulan.
Ketiga: Sebagai bentuk kehati-hatian agar mendapati hari ke 10 Muharram, jika penentuan awal bulan Muharram masih samar.
[ Info: 9-10 Muharram jatuh pada Minggu dan senen ini (tgl 2-3 November 2014) insyaallah ]
____________________________
Madinah 8 Muharram 1436 H
ACT El-Gharantaly

000. Awas Hadits Palsu
Bismillah
Bila anda menerima BC dengan isi seperti di bawah ini maka jangan disebarkan kecuali dengan memberi keterangan. Karena semua yang disebutkan dalam BC ini berasal dari hadits palsu sebagaimana yang disebutkanI Ibnul Jauzy dalam Al Maudhu'at 2/115, Ibnu Hibban dalam Al Majruhin 1/266, Al Kinani dalam Tanzih As Syari'ah 2/149
Isi BC:
Asyura/ tgl 10 Muharram adalah hari yg penuh dgn peristiwa besar.
1. Yaitu hari dimana Allah swt menerima tobat Nabi Adam as.
2. pada hari asyura Nabi Ibrahim as. diselamatkan dari kobaran api yg dinyalakan oleh Raja Namrud untuk membakarnya.
3. pada hari asyura Allah swt. menurunkan kitab taurat (al kitab perjanjian lama) kepada Nabi Musa as.
4. pada hari asyura Allah swt. membebaskan Nabi Yusuf as. dari penjara
5. pada hari asyura Allah swt. mengembalikan penglihatan Nabi Ya'qub as. yg aempat buta
6. Allah membebaskan Nabi Ayyub as. dari penyakitnya yg menderanya bertahun-tahun
7. Allah swt. telah membebaskan Nabi Yunus as. dari perut ikan paus
8. Pada hari asyura pula Allah memberikan kerajaan yg besar kepada Nabi Sulaiman as.
9. dan pada hari itu pula Allah swt. mangampuni dosa yang telah dilakukan oleh Rasulullah Saw. dan dosa yg akan di lakukannya.
10. Pada hari itu Allah swt menciptakan pena
11. Pada hari itu perahu nabi nuh berlabuh diatas bukit judy
dst.
Sekian
___________
Madinah 9 Muharram 1435 H
ACT El Gharantaly

382. APAKAH MAKRUH BILA SESEORANG HANYA BERPUASA PADA TANGGAL 10 MUHARRAM SAJA...?

Saat pelajaran mata kuliah sunan An-Nasa'i dulu Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad Al-Badr pernah ditanya tentang pendapat sebagian ulama yang memakruhkan berpuasa pada tanggal 10 Muharram saja. 

Beliau -hafidzahullah- menjawab:

"Tidak diragukan lagi bahwa berpuasa sehari sebelumnya lebih afdhal sebab Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Jika aku mendapati tahun yang akan datang, maka aku akan berpuasa pada hari ke sembilan". Namun jika ia hanya mampu melaksanakan puasa Asyura secara sendiri (tidak didahului dengan puasa pada tanggal 9) maka tidak mengapa. Tapi mendahulukannya dengan puasa sehari jauh lebih afdhal karena Rasulullah shallahu alaihi wasallam sangat berkeinginan untuk melakukannya."
Wallahu ta'ala a'lam"
___________________
Madinah 10 Muharram 1436 H
ACT El Gharantaly


383. CERMIN SALAF

Semangat dalam menuntut ilmu.
Di dalam taarikh Al Muqaddamy disebutkan bahwa Mughirah bin Miqsam, Syibak Ad Dhabby dan Amarah bin Qa'qaa ketiganya sama-sama buta. Mereka selalu bergandengan untuk menghadiri majelis Imam Ibrahim An Nakha'i yang juga menderita kebutaan pada salah satu matanya.
(Tarikh Al Muqaddamy: 822)
Rahimahumullah...
Mata boleh buta, tapi tidak dengan hati.
Sudahkah kita menghadiri majelis ilmu hari ini..?
_________________________
Madinah 10 Muharram 1436 H
ACT El Gharantaly


384. TSAQOFAH

Sejarawan muslim ternama Maqqary At-Tilmisany menyebutkan bahwa penduduk Andalus merupakan makhluk Allah yang sangat menjaga kebersihan. Sampai-sampai ada di antara mereka yang tidak memiliki uang kecuali untuk mencukupi kebutuhannya pada hari itu, namun dia memilih untuk berpuasa dan menggunakan uangnya tersebut untuk membeli sabun agar dapat mencuci pakaiannya.
(Nafh At Tiib 1/223)
______________
Madinah 11 Muharram 1436 H
ACT El Gharantaly


385. TAHUKAH ANDA..?

Syaikh Al Musnid Hamid Akram Al Bukhory mengatakan, "Kami tidak tahu ada orang yang hafal Musnad Imam Ahmad kecuali 4 orang:
1. Imam Ahmad bin Abdil Halim Al Harrany (Ibnu Taimiyah)
2. Imam Ibnul Qoyyim Al Jauziyah
3. Imam Ibnu Katsier
4. Imam Al Jazary." (selesai)
Catt:
Musnad Imam ahmad (52 jilid) merupakan ensiklopedi hadits yang disusun berdasarkan urutan sahabat yang meriwayatkan hadits dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Jumlah haditsnya kurang lebih 40.000 an, 300 diantaranya merupakan tsulatsiyyat (antara perawi dan nabi hanya ada 3 perawi) dan sekitar 10.000 hadits yang berulang. Tercatat ada 904 orang sahabat yang riwayatnya dicantumkan oleh Imam Ahmad -rahimahullah- di dalam Musnadnya. 

386. BELAJAR ADAB DARI SYAIKH ABDDURRAZZAK AL BADR -hafidzahullah-

Menjelang buka puasa kemarin tanpa sengaja saya bertemu Syaikh Abdurrazzak yang sedang menjawab pertanyaan-pertanyaan ikhwah dan beberapa peziarah. Sayapun duduk disamping beliau dan turut menanyakan beberapa permasaalah serta mendengarkan jawaban-jawaban beliau atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada beliau. Terlihat betapa sabarnya syaikh dalam melayani pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Saat saya akan beranjak pergi beliau memegang tangan saya dan mengatakan, "Buka bersama kami saja" (sambil tersenyum).
Baiklah, "jawab saya.
Waktu berbuka tiba, syaikh membagikan kurma dan menuangkan kopi untuk ikhwah.
setelah berbuka ada seorang tholib menghampiri syaikh dan bertanya.
"Wahai Syaikh.... Anda kenal dengan syaikh Fulan..?
Iya, beliau dulu kuliah di jamiah.

Tholib itu bertanya lagi, "Apakah saya boleh mengambil ilmu darinya..?
Syaikh menoleh ke orang itu dan berkata, "Saya tidak membuka pertanyaan semacam ini. Baarakallah fiikum"

Selesai
_____________
Madinah 11 Muharram 1436 H
ACT El Gharantaly



387. ULAMA DAN HAFALAN

Syaikh Hammad Al Anshary menceritakan, "Pamanku yang bergelar Al Bahr membaca Matan Sohih Bukhory dari hafalannya seperti (orang yang) membaca Al Fatihah, saat itu usianya 95 tahun."
(Al Majmu: 2/2)

Sahabat fillah tentu pernah mendengar kisah kekuatan hafalan Ulama Syinqith. Bagi orang Syinqith kekuatan hafalan adalah satu kebanggaan tersendiri. Sebagian penulis menyebutkan bahwa kekuatan hafalan itu kadang-kadang membuat sebagian mereka dihinggapi rasa bangga diri -waliyaadzu billah-. Tentunya tidak semua huffadz Syinqit seperti itu.

Dalam sebuah risalah yang menggambarkan kehodupan ilmiah masyarakat Syinqith, Syaikh Mahmud Muhammad Mukhtar As Syinqity mengatakan:

"Di antara ulama syinqith yang memiliki kekuatan hafalan di era modern ini adalah Al Allamah Muhammad Mahmud At Tarkuzy (wafat. 1322 H) Dia pernah menantang Ulama Al Azhar dan mengklaim bahwa dialah orang yang paling berhak memegang kepemimpinan dibidang bahasa dan ijtihad diantara mereka. Alasannya karena beliau hafal Qamus Al Muhith seperti surat Al Fatihah.

Para ulama Al Azharpun tidak mempercayai pengakuannya tersebut. Untuk membuktikannya maka diadakanlah sebuah majelis untuk menguji kekuatan hafalannya, acara ini diselenggarakan di Al-Azhar. Setelah di uji ternyata apa yang dikatakannya memang benar. Ulama Al Azharpun akhirnya mengakui kehebatannya. Tidak hanya itu, para ulama yang hadir bahkan membetulkan kesalahan yang ada di dalam kitab Qamus yang mereka miliki dan menyesuaikannya dengan kitab Qamus yang dibaca At Tarkuzy dari hafalannya.

Allamah Sidi Muhammad bin Allamah Sidi Abdullah Ibrahim Al Hajj Al-Alawy (wafat 1250H ) mengatakan, "Seandainya ilmu Madzhab yang empat diceburkan kelaut beserta seluruh referensinya, niscaya aku dan muridku Al-Fagh Ad-Daimany sanggup menuliskannya kembali tanpa penambahan ataupun pengurangan. Muridku memegang semua matan-matannya dan aku memegang semua syarahnya." (Bilad Syinqith Al Manaarah Wa Ar Rubath:231)
Tahukan anda apa rahasia kekuatan hafalan orang syinqith..?
Kata guru saya, "Orang Syinqith porsi murajaahnya lebih banyak daripada porsi menghafalnya, terkadang dalam sehari mereka hanya menghafal beberapa Ayat, hadits atau bait syair namun mereka sabar untuk mengulangi hafalan tersebut hingga ratusan bahkan ribuan kali".

Catt:
Bila anda diberi karunia berupa kekuatan hafalan, maka awali hafalan anda dengan Al Qur'an. Menghafal mutun ilmu itu penting, tapi menghafal Al Qur'an jauh lebih penting. Al Qur'an merupakan matan Tholib ilm yang paling utama.

______________________
Madinah 11 Muharram 1436 H
ACT El Gharantaly



Renungan

Kesudahan yang baik itulah impian kita.
Bila bekal cukup, mati muda bukan sebuah kerugian.
Tak ada yang terlambat dan tak ada yang terlalu cepat.
Semua hanya akan berjalan menurut takdir-Nya.
Dan kita hanya menunggu.
Semoga akhir kisah kita indah.
Syukur dan maafku untuk semua.

لك الحمد يا رب....
 

389. MENJADI HAMBA YANG MERDEKA
Dikisahkan bahwa seseorang pernah meminta nasehat kepada imam Syafi'i. Imam Syafi'i menjawab,

إن الله خلقك حرًّا؛ فكن كما خلقك!

"Allah telah menciptakanmu sebagai orang merdeka, maka jadilah sebagaimana Dia telah menciptakanmu"

(Manaqib As Syafi'i karya Imam Al Baihaqi: 2/197)

Catt:
Kemerdekaan yang dimaksudkan imam Syafi'i diatas bukanlah kemerdekaan dalam makna yang difahami oleh sebagian orang, yaitu kebebasan tanpa batas jauh dari aturan-aturan syariat.
Kemerdekaan yang di maksud adalah kemerdekaan diri penjajahan hawa nafsu, dari penyembahan kepada selain Allah serta ketundukan pada selain Allah.
Hamba yang merdeka adalah hamba yang menghadapkan wajahnya kepada Allah semata.
Kemerdekaan inilah yang akan membawa jiwa dan raganya kepada makna yang digariskan Allah dalam firman-Nya:


"إياك نعبد و إياك نستعين"

"Hanya kepada-Mu Kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan"
_______________
Madinah 12 Muharram 1436 H
ACT El Gharantaly


391. Agama kami ISLAM bukan HAM

Islam sangat menjaga hak-hak manusia baik yang seagama maupun yang berbeda agama. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
"Sesungguhnya darah, harta dan kehormatan kalian haram ditumpahkan diantara kalian, seperti haramnya hari kalian ini, pada bulan kalian ini dan di negeri kalian ini." (HR. Abu Daud)

Beliau juga bersabda:

وَذِمَّةُ الْمُسْلِمِينَ وَاحِدَةٌ يَسْعَى بِهَا أَدْنَاهُمْ

 "Perlindungan kaum Muslimin (terhadap orang kafir) adalah sama walaupun jaminan itu diberikan oleh kaum Muslimin yang paling rendah" (HR. Muslim)

“Barangsiapa membunuh seorang kafir dzimmi, maka dia tidak akan mencium bau surga. Padahal sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan empat puluh tahun. ” (HR. An Nasa’i. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Jadi jangan dikte kami soal HAM dan Toleransi.
________________
Madinah 12 Muharram 1436 H
ACT El Gharantaly



392. WASIAT RASULULLAH UNTUK WANITA MU'MINAH
 

(seri catatan kecil di majelis Adab Al Mufrad bersama Syaikh Anis Thahir Al-Andunisy)
Dari ‘Amru bin Muadz Al Asyhali, dari neneknya, dia mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda kepadaku,

ياَ نِسَاءَ الْمُؤْمِنَاتِ! لاَ تُحْقِرَنَّ امْرَأةٌ مِنْكُنَّ لِجَارَتِهَا، وَلَوْ كُرَاعُ شَاةٍ مُحْرَقٌ

“Wahai para wanita mu'minah janganlah salah seorang dari kalian meremehkan (pemberiannya) terhadap tetangganya walaupun hanya berupa betis kambing yang dibakar.” (Shahih karena dikuatkan oleh hadits sesudahnya)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَا نِسَاءَ الْمُسْلِمَاتِ! يَا نِسَاءَ الْمُسْلِمَاتِ!لاَ تُحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا، وَلَوْ فِرْسِنَ شاةٍ

“Wahai para wanita muslimah! Wahai para wanita muslimah! Janganlah salah seorang di antara kalian meremehkan (pemberiannya) terhadap tetangganya meskipun (pemberian itu) hanya berupa kaki domba.” (Shahih)

Faidah:
1. Hadits diatas dikatakan sohih oleh Prof. DR Anis Thahir -hafidzahullah-.


2. Di dalam hadits ini terdapat anjuran bagi para wanita mu'minah untuk saling memberi dengan tetangganya, tak perduli seberapa besar pemberian itu.

3. Kita tidak boleh meremehkan kecilnya pemberian kita kepada orang lain. Begitu juga dengan orang yang menerima, dia tidak boleh meremehkan pemberian itu orang lain kepadanya.

4. Dalam hadits ini Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menyebut wanita secara khusus, namun itu tidak berarti bahwa nasehat ini hanya berlaku bagi wanita. Karena tak jarang sifat merendahkan pemberian juga ada pada diri laki-laki.

5. Nilai dari sebuah pemberian atau hadiah terletak pada ketulusan si pemberi dan kelapangan hati si penerima, bukan pada besar tidaknya pemberian itu.

6. Dalam hadits diatas terkandung isyarat bahwa saling bertukar hadiah akan menumbuhkan kecintaan pada sesama, sebagaimana dalam sabdanya yang berbunyi, "تهادوا تحابوا" Hendaklah kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai.

7. Sebagai penerima hadiah, sudah selayaknya kita memperlihatkan penghargaan yang tinggi serta perasaan gembira atas pemberian tersebut. Hal tersebut bisa dilakukan dengan berbagai cara diantaranya, bila hadiah tersebut dalam bentuk makanan, maka cicipilah makanan tersebut dihadapan pemberi walaupun sedikit, bila pemberian itu berupa pakaian, maka pakailah pemberian itu bila suatu saat akan bertemu dengan si pemberi. Dengan begitu pemberi akan merasa gembira dan merasa dihargai.
Wallahu a'lam
___________
Madinah 12 Muharram 1436 H
ACT El Gharantaly


PESAN PROF. HADITS

Pesan Syaikh Prof. DR. Dhiyaurrahman Al A'Dzamy Untuk Penuntut Ilmu Yang Bergelut Dibidang Hadits
Saat mensyarh kitab Al Baits Al Hastis, Syaikh -hafidzahullah- menyinggung tentang pentingnya melatih diri dalam mentakhrij hadits. Beliau mengatakan, "Orang yang telah mempelajari ilmu musthalah atau lulus dari fakultas hadits namun tidak melatih diri melakukan takhrij, maka ilmunya akan lemah dan berangsur-angsur hilang. Sebab ilmu hadits adalah ilmu praktek, bukan sekedar ilmu teori. Takhrij adalah ghoyah (tujuan) dari mempelajari ilmu hadits".
selesai
Ayo mulai kawan..
Baarakallahu fiikum...

000. Catatan Pinggir

Hari ini mereka ingin menghapus kolom agama dari ID kita, dan besok mereka tidak akan segan-segan menghapus agama yang telah menjadi nafas hidup bangsa kita. Tak ada agama dalam kamus demokrasi, dalam demokrasi agama adalah demokrasi itu sendiri.
Semoga Allah memberi hidayah dan membimbing para pemimpin bangsa pada Apa yang diridhoi-Nya.
Ya Allah.. Hanya kepada-Mu kami menyerahkan kedzaliman orang-orang yang menginginkan keburukan terhadap agama dan negeri kami.



395. SYUKUR

Sebuah nikmat akan hilang bila dikufuri, hukum ini berlaku bahkan pada lembah yang paling suci sekalipun. Coba perhatikan, nabi Muhammad adalah nikmat yang paling agung, namun ketika sebagian besar penduduk Makkah mengkufurinya, maka Allah memindahkan nikmat itu ke kota Madinah. Begitulah... Nikmat tidak kenal kawan dan tempat, dia hanya akan menyertai orang-orang yang mengapresiasinya dengan syukur.
______________
Madinah 16 Muharram 1436 H
ACT El Gharantaly


396. MUTIARA HIKMAH. 39
《Buat Mereka Tertawa Sebagaimana Engkau Telah Membuat Mereka Menangis》

عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما قال جاء رجل إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال جئت أبايعك على الهجرة وتركت أبوي يبكيان فقال ارجع إليهما فأضحكهما كما أبكيتهما

Dari Abdullah bin Amr berkata, “Seseorang datang menemuai Rasulullah shallallahu alaihi wasallam seraya berkata, ‘Saya datang demi berbaiat kepadamu untuk berhijrah, namun saya meninggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan menangis.’ Maka Rasulullah bersabda, ‘Pulanglah kepada kedua orang tuamu, buatlah keduanya tertawa sebagaimana engkau telah membuat keduanya menangis.’'
(HR. Abu Dawud).

Faidah:
1. Hadist yang semakna juga diriwayatkan oleh Imam Bukhori dalam kitab birrul waalidain.

2. Hijrah merupakan amalan yang paling agung sebelum penaklukan kota Makkah, akan tetapi Rasulullah mengedepankan kewajiban berbakti kepada kedua orang tua ketimbang hijrah.

3. Menggembirakan hati kedua orang tua dan membuat keduanya tertawa termasuk amal bakti yang sangat dianjurkan, sebagaimana menyakiti hati dan membuat keduanya bermuram durja merupakan 
bentuk kedurhakaan yang kelak akan berbalas.

4. Bila kita pernah membuat kedua orang tua menangis, maka tebusannya adalah dengan membuat keduanya kembali tertawa.

5. Kewajian berbakti kepada kedua orang tua tetap berlaku sekalipun keduanya kafir. Akan tetapi bila keduanya mengajak pada kesyirikan dan maksiat kita tidak wajib mentaatinya.
Wallahu a'lam
_________________
Madinah 18 Muharram 1436 H
ACT El Gharantaly



FAIDAH
Masalah menghukumi sebuah hadits ( tashih dan tadh'if ) bukan pekerjaan yang mudah. Terjadi silang pendapat diantara ulama tentang apakah pintu ijtihad dalam masaalah ini masih terbuka atau tidak. Yang benar bahwa masaalah ini merupakan masaalah ilmiyah ijtihadiyah, terbuka bagi yang berkompeten di bidangnya. Setidaknya ada dua hal pokok yang harus dimiliki seseorang saat akan menghukumi hadits:

- Penguasaan yang baik terhadap perangkat ilmu hadits (قوة المعرفة)

- Pengalaman yang banyak disertai latihan yang banyak (الخبرة و كثرة الممارسة)

Adapun pernyataan Ibnu sholah yang maknanya "pintu tashih dan tadh'if hadits sudah ditutup" didasarkan pada fakta bahwa terjadi kemunduran ilmiah dikalangan mutaakhirin. Pernyataan beliau juga menunjukkan bahwa perkara ini bukan perkara yang mudah sehingga tidak semua orang bisa melakukannya.
Wallahu a'lam
Faidah dari majelis Al Fiah Al-Iroqy bersama Syaikh DR. Abdul Baari bin Hammad Al-Anshary -hafidzahullah
________________________
Madinah 18 Muharram 1436 H



398. INI ALASAN PENTINGNYA TALAQQI (Berguru)

Seseorang pernah bertanya kepada Abu Ali Ad Dinawary -rahimahullah-, "Bagaimana bisa Ibnu Yazid lebih menguasai Kitab Sibawaih ketimbang Tsa'lab..?
Ad Dinawary menjawab, "Karena Ibnu Yazid mempelajari Kitab tersebut kepada para ulama, sementara Tsa'lab hanya mempelajarinya secara otodidak"


(Inbah Ar-Ruwaat: 1/180)
_______________________
Madinah 19 Muharram 1436 H
ACT El Gharantaly



399. Dahulu tata cara sholatpun dipelajari dengan cara talaqqi (berguru).

Imam Ad Dzhabi mengatkan, "Al Uqaily meriwayatkan dari kakeknya, ia mengatakan, "Di Bashrah aku tidak pernah melihat seorang syaikh yang lebih baik sholatnya dari Arim (Muhammad bin Fadl, guru Imam Bukhori dan Imam Ahmad. pent). Orang-orang bashrah mengatakan bahwa ia (Arim) belajar sholat dari Atha, sementara Aha dari Hammad dari Ayyub.
(As-Siyar: 10/269)

Imam Abdurrazzaq mengatakan, "Aku belum pernah melihat orang yang paling bagus sholatnya dari Ibnu Juraij. Penduduk makkah mengatakan, "Ibnu Juraij belajar sholat dari Atha, adapun Atha mempelajarinya dari Ibnu Az-Zubair, Ibnu Az-Zubair mempelajarinya dari Abu Bakar, dan Abu Bakar mempelajarinya dari Rasulullah shallahu alaihi wasallam. Al Mizzi mengatakan, "Atsar ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad"
(Tahdzib Al Kamal: 6/153)

Catt:
Alhamdulillah.. Dizaman ini kami mendapati sebagian penuntut ilmu yang masih memperhatikan bagaimana guru mereka sholat. Bahkan kami melihat mereka berlomba-lomba untuk sholat disamping para masyaikh semisal Syaikh Abbad, Syaikh Ushaimy, Syaikh Anis, Syaikh Dhiyaurrahman Al A'Dzamy dll -hafidzahumullah- untuk mengetahui bagaimana mereka sholat, apa saja yang mereka kuatkan dalam masaalah-masaalah yang diperselisihkan dalam sholat seperti mana yang harus didahulukan saat akan melakukan sujud, apakah tangan ataukah lutut...? dan lain-lain.
Syaikh Anis mengatakan, "Sebagian mereka (salaf) sebelum mengambil hadits dari seorang perawi, yang terlebih dahulu mereka perhatikan adalah sholat perawi tersebut. Bila ia tidak tidak meluruskan jari-jarinya tangannya kelangit dan menghadapkan telapak tangannya ke arah kiblat saat takbiratul ihram mereka batal mengambil riwayat orang tersebut."
Bagaimana bila mereka hidup dizaman kita..?

Wallahu a'lam
_____________
Madinah 20 Muharrom 1436 H
ACT El Gharantaly



400. FAIDAH HARI INI

1. Sebelum membaca Kitab-kitab induk di bidang aqidah seperti Kitab Tauhid karya Ibnu Khuzaimah, Kitab As Syariah karya Al-Ajury dan lain-lain sebaiknya seorang penuntut ilmu terkebih membaca mutun-mutun kecil seperti Utsul As Tsalatsah, Al Wasitiyah, Tadmuriyah, Kitab Tauhid karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab di bawah bimbingan seorang guru atau penuntut ilmu yang berkompeten dibidangnya.

2. Yang paling banyak merusak dan menyibukkan para ulama saat ini adalah tingkah laku sebagian anak muda yang tergesa-gesa dalam dalam memetik hasil usaha dalam menuntut ilmu. Mereka sanagt mudah mengutarakan pendapat dan berfatwa pada setiap masaalah. Mengatasi persoalan anak-anak muda seperti ini jauh lebih sulit ketimbang mengatasi persoalan orang awam.
Ingat... Bila anda masih berstatus pemula dalam menuntut ilmu agama, maka jangan memposisikan diri seolah-seolah syaikhul islam, mudah mengeluarkan pendapat pada masaalah-masaalah besar. Bersabarlah hingga keilmuan anda matang. Bila ada yang bertanya tentang suatu permasaalahan yang belum anda pelajari, maka sarankan supaya ia bertanya pada orang yang lebih berilmu dari anda atau berikan no Ulama yang mumpuni, jangan jatuhkan diri anda ke jurang neraka karena berbicara tanpa ilmu.

Ada ungkapan yang mengatakan, 

تزبب قبل ان تحصرم

Iya, Sebelum menjadi kismis anggur mengalami beberapa fase, yaitu menjadi bunga, kemudian menjadi bakal buah hingga berubah menjadi anggur hijau yang sedikit pekat, kemudian memerah dengan rasa yang lebih manis kemudian menjadi kismis. Sebagaimana anggur yang mengalami sekian fase sebelum untuk menjadi kismis begitulah seharusnya penuntut ilmu melalui setiap fase dalam menuntut ilmu.

Ingat.. Dokter yang keilmuannya setengah-setengah sangat berbahaya bagi pasien, begitu juga dengan penuntut ilmu yang setengah-setengah dalam belajar, dia sangat berbahaya bagi umat.
Faidah dari majelis Sama dan ta'liq' Kitab Tauhid karya Imam Ibnu Khuzaimah bersama Syaikh Al Musnid Hamid Akram Bukhory -hafidzahullah-
___________________
Jeddah 20 Muharram 1436 H
ACT El Gharantaly



401. Hukum mengucapkan sholawat dalam sholat bila mendengar ayat tentang perintah bersholawat.

Tanya:

 Apabila seorang imam membaca ayat berikut didalam sholat,

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيما

Apakah kita sebagai makmum boleh mengucapkan shalawat ..?

Jawab:

Dibolehkan pada sholat sunnah seperti teraweh qiyamullail dan lain-lain, namun tidak dibolehkan pada sholat fardhu. Alasannya karena pada sholat-sholat sunnah tidaklah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melewati ayat-atat rahmat melainkan beliau berdo'a meminta rahmat kepada Allah, dan tidaklah beliau melewati ayat-ayat tentang adzab melainkan beliau berdo'a meminta perlindungan kepada Allah dari adzab-Nya. Dan sholawat termasuk do'a. Adapun pada sholat fardhu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidak pernah melakukan hal tersebut. Sholat fardhu -sebagaimana kata nabi- tidak boleh dicampuri ucapan-ucapan manusia. (Maksudnya diluar bacaan Al-Qur'an. pent)
Dijawab oleh Syaikh Al Musnid Hamid Akram Al Bukhory pada majelis sama' Kitab Tauhid karya Ibnu Khuzaimah.
__________________
Jeddah 20 Muharram 1436 H
ACT El Gharantaly


402. Catatan Pinggir
Segala sesuatu yang didasari karena Allah akan senantiasa terjalin dan abadi. Dan segala sesuatu yang tidak dilandasi karena-Nya akan terputus dan sirna.
(A. Rinanda -hafidzahullah-)
_________
Jeddah 21 Muharram 1436 H



403. JANJI ALLAH PASTI BENAR
Allah azza wa jalla berfirman:

فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ

Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi.
QS Ghafir : 55
_______________
Jeddah 22 Muharram 1436H



405. CATATAN PINGGIR

Kopi dan gula hanya akan terasa nikmat bila keduanya menyatu dalam sebuah cangkir. Begitulah cinta dua anak manusia, hanya akan indah bila terjalin dalam sebuah ikatan suci yang bernama pernikahan.
______Jeddah, 22/01/1436 H______


406. SALAF DAN ADAB

Malik bin Mighwal -rahimahullah- mengatakan, "Suatu ketika aku berjalan bersama Thalhah bin Musharrif, kamipun melewati lorong yang sempit. Dia kemudian mendahuluiku dan berkata, "Seandainya aku tahu bahwa engkau lebih tua sehari dariku maka aku tidak akan mendahuluimu".
(Al Adab As Syar'iyyah jilid: 3 hal: 249)

Catt: 
Mendahulukan yang lebih tua saat berjalan atau keluar dan masuk rumah merupakan sunnah para salafussholeh. Hal ini berdasarkan keumuman hadits yang menganjurkan untuk mendahulukan orang tua sebagai bentuk penghormatan pada mereka.
Wallahu a'lam

___________
24 Muharram 1436 H
ACT El Gharantaly



407. Belajar Menyikapi Takdir

Seorang yang soleh pernah berkata:
"Saat aku berdoa kepada Allah lalu Dia mengabulkannya, maka akupun sangat bahagia. Namun bila Dia tidak mengabulkannya, maka aku 10 kali jauh lebih berbahagia.
Karena disaat Allah mengabulkan (do'aku), berati Ia telah memberikan keinginanku.
Namun tatkala Dia tak mengabulkannya ,berati Dia telah memberikan pilihan-Nya padaku."

Catt:
Percayalah.. Pilihan-Nya selalu indah untukmu.
____________________
Madinah 26 Muharram 1436 H
ACT El Gharantaly



408. IBROH UNTUK PARA PENGAJAR/DOSEN

Syaikh Abdul Awwal Al Anshary mengatakan, "Ayahku (Syaikh Hammad Al Anshary) pernah memberitahuku, "Selama 42 tahun aku menjadi pengajar, dan aku tak pernah absen walau hanya sekali. Aku sangat heran dengan orang yang suka absen mengajar, padahal mereka dituntut untuk (menunaikan tanggungjawab) itu."
(Al Majmu' hal: 407)

Catatan:
Dalam islam guru memiliki peran yang sangat luas. Guru adalah pendidik, pembimbing dan penyemangat, penyampai ilmu, penggerak dan penasehat.
Islam menempatkan tugas sebagai guru ditempat yang mulia, seluruh waktu yang digunakan untuk mengajar bernilai ibadah disisi-Nya, bahkan tugas mengajar merupakan jihad yang paling tinggi dalam pandangan Islam. Hal ini sebagaimana yang dirojihkan oleh Imam Ibnul Qoyyim Al Jauziyah -rahimahullah-. Alasannya karena jihad dengan pedang semua orang bisa, sementara jihad degan ilmu hanya bisa dilakukan oleh orang berilmu saja.

Maka tidak selayaknya seorang pengajar menyia-nyiakan tugas mulia tersebut. Apalagi bila ia terikat kontrak kerja sebagai pengajar. Tidak halal baginya mengambil upah bila ia meninggalkan pekerjaannya atau menggunakan waktu kerja untuk keperluan pribadi diluar tugasnya sebagai pendidik.
Ingatlah sabda Rasulullah Sollallahu `alaihi wasallam:

كلكم راع وكلكم مسؤل عن رعيته

Artinya: “Setiap kamu adalah penjaga (pemimpin) dan setiap kamu akan ditanya berkaitan dengan tanggungjawabnya”.

(H.R Bukhari)
Sekian
______________
Madinah 26 Muharram 1436 H
ACT El Gharantaly



409. ULAMA DAN ZUHUD

Syaikh Abdul Malik Al Qasim mengisahkan, "Suatu hari Raja Suud Bin Abdul Aziz mengunjungi kediaman kakekku (Syaikh Abdurrahman Al Qasim). Sang raja kemudian menyampaikan maksud kedatangannya, seraya berkata, " Wahai syaikh, kami akan membangunkan sebuah rumah untukmu sebagai tempat tinggal selain rumah ini. Syaikh menjawab, "Aku telah membangun rumahku disuatu tempat. Dan saat ini aku hanya menunggu kapan waktu untuk pindah ketempat itu. Rajapun terdiam."

Catt:
Tempat yang dimaksud syaikh adalah kampung akhirat. Syaikh hanya menunggu waktu kepindahan yaitu ajal yang memisahkan antara dirinya dengan cita-cita hidupnya selama ini.
Begitulah kehidupan ulama rabbani, mereka meninggalkan kelezatan dunia demi cita-cita mereka yang luhur dan demi menjaga kehormatan diri mereka.
Gambar dibawah ini menunjukkan bagaimana kesederhanaan hidup sosok yang dulu menghabiskan waktunya untuk ilmu.


Lalu Siapakah Syaikh Abdurrahman Al Qasim..?
Tak banyak yang tahu bahwa Syaikh Abdurrahman Al Qasim (1312-1392 H) merupakan sosok ulama rabbani yang banyak menghasilkan karya tulis dalam berbagai bidang ilmu agama. Beliaulah orang yang paling berjasa dalam proses pengumpulan dan penyusunan Majmu Fatawa atau kumpulan risalah dan fatwa syaikhul Islam Ibnu Taimiyah yang kini dicetak dalam 37 jilid besar.
Bersama anaknya Syaikh Muhammad Abdurrahman dan Syaikh Hammad Al Anshary ketiganya melakukan kunjungan keberbagai penjuru negeri untuk mengumpulkan karya-karya syaikhul Islam yang masih dalam bentuk manuskrip. Proses yang memakan waktu 32 tahun itu kini dinikmati oleh penuntut ilmu dan ulama diberbagai belahan dunia.
Rahimahullah
____________________
Madinah 27 Muharram 1436 H
ACT El Gharantaly



411. Tak Ada Kata Terlambat Dalam Menuntut Ilmu

Saat menerangkan sanad hadits ke 71 dari sohih Muslim tibalah Syaikh Abdul Karim Al Khudhair pada nama Shalih bin Kaisan. Syaikh mengatakan, "Shalih bin Kaisan adalah seorang ulama yang baru mulai menuntut ilmu ketika usianya menginjak 50 tahun, meskipun terlambat -menurut sebagian orang- dia mengungguli perawi lainnya yang semenjak kecil sudah menuntut ilmu. Dia bahkan memiliki riwayat yang tidak dimiliki para perawi dizamannya yang lebih dahulu menuntut ilmu darinya.

Jadi jangan putus asa dalam menuntut ilmu, sekalipun umurmu tidak lagi muda. Meskipun jenggotmu sudah mulai memutih, mulailah belajar. Dizaman ini kami sering mendengar banyak orang hafal Al Qur'an di usia senja. Ada yang bahkan baru menghafalnya saat menginjak usia 70 tahun, seperti kisah masyhur tentang seorang wanita yang tinggal di salah satu sudut kota di negeri ini, dimana ia baru menyelesaikan hafalan Al Qur'annya pada usia 70 tahun.

Catatan:
Selain Shalih bin Kaisan, Ada juga Syaikul Islam Zakaria Al Anshari yang baru mulai menuntut ilmu diusia 26 tahun, Imam Tirmidzi, Imam Al Kisa'i dan lain-lain. Adapun Imam Al Kisa'i dia baru mulai menuntut ilmu pada usia 40 tahun, setiap hari dia hanya mempelajari 5 masaail ilmu. (Taarikh Baghdad 11/404). Dan masih banyak lagi.
Wallahu a'lam
________________
Madinah 29 Muharram 1436 H
ACT El Gharantaly

413. Murid Adalah Cerminan Guru

Al Hafidz Ad Dzahabi mengatakan: Al-A'Masy meriwayatkan dari Ibrahim -An Nakho'i- . Ibrahim -An Nakho'i- meriwayatkan dari Alqamah bahwa dia -Alqamah- berkata: "Abdullah bin Mas' ud menyerupai Rasulullah dalam hal perangainya ". Dan Al-Qamah menyerupai Abdullah bin Mas'ud dalam hal itu.
Jarir bin Abdul Hamid mengatakan, "Ibrahim An-Nakha'i menyerupai Alqamah dalam hal yang sama, sementara Manshur mirip dengan Ibrahim -An Nakho'i-"
Disebutkan bahwa (perangai) Sufyan As Tsaury menyerupai Manshur, dan (perangai) Waki' bin Jarrah menyerupai Sufyan As Tsaury. Dan (perangai) Imam Ahmad menyerupai Waki' sementara (perangai) Abu Daud menyerupai Imam Ahmad.
(Siyar A'lam An Nubala: 13/216)


Catatan:
Begitulah para ulama terdahulu, mereka tidak hanya mewariskan ilmu pada murid-muridnya, tapi juga mewariskan keluhuran akhlak yang menjadi hiasan pelengkap terhadap warisan ilmu tersebut.
Ada mungkin yang bertanya-tanya, apa iya murid yang jahat itu merupakan representasi dari guru yang jahat?
Atau mungkin sang guru itu baik dan si murid saja yang jahat?
Ataukah sang murid yang keliru bersikap karena salah dalam menginterpretasikan apa yang diajarkan sang guru?

Jawabannya sederhana, guru adalah acuan mental dan moral bagi murid. Sehingga papun yang dilakukan sang guru akan cenderung dijadikan pedoman oleh sang murid. Apalagi bila sang murid masih pada tahap pendidikan dasar.
Dalam Ilmu Nafs At Tarbawi (psikologi pendidikan) disebutkan bahwa dalam proses belajar mengajar terjadi proses induksi stimulus-respon, atau yang biasa kita kenal dengan hukum aksi-reaksi. Dimana besaran respon murid sangat ditentukan oleh seberapa besar aksi guru. Guru yang baik akan melahirkan anak didik yang baik, guru yang bersemangat akan melahirkan anak didik yang bersemangat, guru yang bertutur kata halus akan melahirkan anak didik yang berkarakter.
Namun bagaimana mungkin semua itu akan terealisasi bila sang guru tidak bisa menjadi cermin yang baik bagi anak didiknya..?

Memang kaidah diatas masih dikategorikan kaidah umum yang tentunya memiliki pengecualian. Tapi hukum terhadap sesuatu didasarkan pada apa yang sering terjadi (aghlab) bukan pada yang jarang terjadi (nadir).
Mari menjadi cermin yang baik untuk anak didik kita.
Karena mendidik itu ibadah.

Semoga bermanfaat.
__________________
Madinah 2 Shafar 1436 H
ACT El Gharantaly

 
414. SALAF DAN KRITIKAN

Imam Ahmad bin Hanbal -rahimahullah- mengatakan:

لا نزال بخير ما كان في الناس من ينكر علينا

"Kita akan senantiasa dalam kebaikan selama masih ada ditengah-tengah manusia orang yang mengingkari (kekeliruan) kita".
Al Adaab As Syar'iyyah 1/173

Catatan:
Saya tidak tau apa komentar imam Ahmad bila melihat sebagian orang di zaman ini yang tak segan-segan memakaikan jubah kemaksuman pada guru-guru mereka. Jangankan untuk mengingkari kekeliruan sang guru, mengkritik saja tidak boleh.
 
Disadari atau tidak, perlahan namun pasti kita mulai terbawa arus, lalu hanyut dan tenggelam dalam kultus individu. Sebuah sikap yang dulu pernah kita perangi bersama.
Allahul mustaan
_________________
Madinah 3 Shafar 1436 H
ACT El Gharantaly


415. KIAT BERHENTI DARI GHIBAH

Abdullah bin Wahb -rahimahullah- berkata:

جعلت على أن أصوم يوما إن اغتبت أحدا فهان علي الصوم فجعلت على نفسي درهم صدقة فأمسكت .

Aku pernah mengharuskan puasa sehari pada diriku bila aku menggunjing orang lain. Hanya saja puasa menjadi sesuatu yang mudah bagiku.
Lalu akupun mensyaratkan pada diriku agar bersedekah dengan sekeping dirham (setiap kali menggunjing orang lain). Akhirnya akupun benar-benar berhenti (dari ghibah).
(Siyarus Salaf: 1134)

Imam Bukhori pernah mengatakan,

قال البخاري: ما اغتبت أحدا قط منذ علمت أن الغيبة حرام، إني لأرجو أن ألقى الله ولا يحاسبني أني اغتبت أحدا.

 "Aku tak pernah menggibahi seorangpun sejak aku tahu bahwa ghibah itu haram. Sungguh aku berharap agar saat bertemu Allah nanti Dia tidak menghisabku karena aku pernah mengghibahi orang lain"
(Thabaqaat As Subki: 9/20)

Catatan:
Kedua atsar di atas patut dijadikan bahan renungan, terutama dizaman ini, dimana ghibah telah berubah bak bumbu majelis. Bahkan sebagian orang menjadikannya sebagai profesi dan tontonan yang mengasikkan.
Ingat..!
Pelaku ghibah dan orang yang ikut duduk di majelis ghibah, atau menyaksikan tayangan ghibah melalui televisi sama dalam pandangan syariat, kecuali bila dia mengingkarinya.
Terkadang dalam satu majelis sebagian orang tidak ikut menggibahi orang lain, namun dia ikut tertawa, tersenyum dan lain-lain yang memperlihatkan sikap ridha terhadap perbuatan tersebut, maka diapun mendapat hukuman yang sama.
Bila suasana majelis anda telah berubah menjadi majelis ghibah, maka rubalah dengan lisan, bila tidak maka berdirilah dan tinggalkan majelis tersebut, karena yang hadir dalam majelis anda saat itu bukan hanya manusia saja.
Az-Zuhri mengatakan,

إذا طال المجلس كان للشيطان فيه نصيب

“Bila waktu bermajelis mulai panjang, maka syaithan punya bagian dalam majelis tersebut” (Al-Hilyah)
Sekian.
____________________
Madinah 3 Shafar 1436 H
ACT El Gharantaly


416. AKHIRI DENGAN ISTIGFAR

Setelah kota Makkah ditaklukkan dan pondasi keislaman kokoh serta manusia masuk kedalam agama Allah dengan berbondong-bondong, Allahpun menurunkan surah An Nashr yang berbunyi:

إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ، وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا، فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا

Artinya:

1. Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan.

2. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong.

3. Maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Menerima taubat. [an-Nasr/110 : 1-3]

Setelah turunnya surah tersebut Rasulullah menyadari bahwa ajalnya sudah semakin dekat dan hidupnya takkan lama lagi, itu artinya tugas kerasulan akan segera berakhir. Maka iapun memperbanyak tasbih dan istighfar, sebagaimana yang diperintahkan Allah hingga beliau meninggal dunia.

Qadhi ‘Iyadh -rahimahullah- mengatakan bahwa permohonan ampunan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tersebut merupakan cermin ketawadhuan, ketaataan dan ketundukan, serta ungkapan syukur beliau kepada Rabbnya, lantaran mengetahui dosa-dosanya sudah diampuni.
Dari sinilah kemudian para ulama menganjurkan pada setiap muslim agar beristighfar momohon ampun kepada Allah setiap saat, karena ajal mengintainya setiap saat dari berbagai penjuru. Istigfar dan tasbih juga dianjurkan untuk dibaca setelah sholat, setelah bermajelis dan lain-lain untuk menutupi segala celah dan kekurangan yang ada pada amalan tersebut.

Syaikhul Islam Ahmad bin Abdul Halim Al Harrany -rahimahullah mengatakan-:

"العبد لو اجتهد مهما اجتهد لا يستطيع أن يقوم لله بالحق الذي أوجبه عليه فما يسعه إلاَّ الاستغفار والتوبة عَقِيب كل طاعة"

"Seorang hamba, bagaimanapun ia bersungguh-sungguh (dalam menunaikan hak Allah) ia tetap tidak akan bisa menunaikan hak Allah sebagaimana yang telah Ditetapkan-Nya baginya.
Maka tiada pilihan baginya selain beristighfar memohon pengampunan serta bertaubat di penghujung setiap amal ketaatan."

(Majmu Fatawa 10/580)

Wallahu a'lam
_____________
Madinah 4 Shafar 1436 H
ACT El Gharantaly


417. CERMIN SALAF

Hasan al-Bashri rahimahullah berkata:
Mukmin yang santun itu tidak akan bertindak bodoh meskipun orang lain bertidak bodoh terhadapnya.
Kemudian beliau (Hasan) membacakan sebuah ayat yang berbunyi:

{ وإذا خاطبهم الجاهلون قالوا سلاما 》

"dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan".
(Al-'Iqd Al Farid: 2/ 278)

Catatan:
Berpaling dari orang jahil serta bersabar dari gangguan mereka merupakan satu dari 12 kepribadian Ibaadurrahman yang disebutkan Allah diakhir surah Al Furqan. Ayat diatas mengajari kita bahwa diam dan berpaling merupakan sikap yang tepat terhadap orang jahil. Meladeni mereka merupakan tindakan bodoh yang bisa menurunkan martabat diri serta bertolak belakang dengan kepribadian Ibaadurrahman.

Allah berfirman:
"Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari org2 yg bodoh" (Al A'raf : 199)
_____________
Madinah 5 shafar 1436 H
ACT El Gharantaly


418. AWAS JEBAKAN IBLIS

Makhlad bin Husain rahimahullah berkata:

ما ندبَ اللهُ العبادَ إلى شيء إلا اعترض فيه إبليس بأمرين ما يبالي بأيهما ظفر : إما غلو فيه وإما تقصير عنه

Tidaklah Allah menyeru hambaNya terhadap sesuatu kecuali iblis berusaha menghalangi (hamba tadi) dengan dua cara, dia tidak peduli cara mana yang akan berhasil:

1. Dia (iblis) akan membuat (hamba tadi) berlebih-lebihan dalam mengerjakannya.
 

2. Atau dengan membuatnya menyepelekan perintah (Allah) tersebut.
 (Siyarus Salaf :1048)

Catatan:
Sejak terusir dari surga, Syaithan telah bertekad untuk terus memperdayai anak Adam hingga hari pembalasan.
 

Allah azza wa jalla berfirman:

"Iblis menjawab: "Demi kekuasaan-Mu, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka." (QS: Shaad: 82-83)

Oleh karena itu Al-Qur’an memerintahkan kita untuk senantiasa meminta perlindungan kepada Allah azza wa jalla dari godaan dan tipu daya iblis. Allah azza wa jalla berfirman:

“Dan katakanlah: ‘'Ya Tuhanku aku berlindung kepada-Mu dari bisikan-bisikan setan. Dan aku berlindung (pula) kepada-Mu ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku.’” (QS. al-Mukminun: 97-98).

Allah ta'ala juga berfirman:
“Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Fushshilat: 36).
Diantara lafadz taawwudz yang diajarkan Rasulullah adalah:

أَعُوذُ بِاللَّهِ السَّمِيعِ العَلِيمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، مِنْ هَمْزِهِ وَنَفْخِهِ وَنَفْثِهِ

“Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, dari godaan setan yang terkutuk, dari kegilaan dan kesombongannya, dan dari bisikan-bisikannya.” (HR. Abu Dawud)
Pada hakikatnya ketaatan yang dilakukan seorang hamba adalah murni semata-mata karena taufiq Allah azza wa jalla. Selain melakukan istiaadzah, hendaknya seorang muslim memohon taufiq pada Allah agar Dia membantunya dalam melaksanakan amal kebajikan dan tidak membiarkan dirinya bertumpu pada diri sendiri. Sebagaimana yang diajarkan Rasulullah kepada Mu'adz -radhiallahu anhu- dalam sabdanya: "Wahai Muadz.! Demi Allah, aku benar-benar mencintaimu. Maka janganlah kamu lupa untuk membaca doa di setiap akhir shalat:

اللهم أعني على ذكرك وشكرك، وحسن عبادتك

Artinya: " Ya Allah, bantulah aku untuk mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan supaya bisa beribadah dengan baik kepada-Mu"
(HR. An Nasa’i )

Sekian. 
Semoga bermanfaat
________________
Madinah 6 Shafar 1436 H
ACT El Gharantaly



419. DIALOG HATI

Begitu halus tipu daya iblis itu..
Perlahan tapi pasti , dalam ritme yang sangat lambat..
Getar dawai itu terlalu syahdu.. membuat diri tertidur dan hanyut dalam mimpi. Hingga lupa sedang terpedaya..

Demi keakuan prinsip ikut tergadaikan..
Hati berbisik... "Ah ini untuk maslahat yang lebih besar"
Tapi... apakah tujuan yang baik bisa membuat segala cara yang bathil menjadi baik..?
Bila iya, lantas siapa sebenarnya yang awam..?

Dahulu kecerdasan selalu berawal dari kecerdasan hati. Lalu ilmu menjadi pandu dalam setiap tindakan.
Namun kini.....
Kecerdasan selalu saja melahirkan eksperimen-eksperiman dan ide-ide gila dengan segala pemaknaan yang dipaksakan.
Hijau, indah dan menyilaukan.. Begitulah dunia.
Indah.... hingga pesonanya terlalu kuat untuk dilawan.

Hati lalu berbisik...
"Tapi saya harus maju.. Saya kuat...Saya akan merubah dari dalam... Saya bisa jaga diri."
Ah... Siapa kita sehingga merasa kuat dihadapan fitnah yang datang "Bagai kepingan-kepingan malam".
Seperti fajar yang mengantarkan malam pada pagi... Halus dan tak terasa. Diripun kalah saat hati kecil tertidur. Kemudian terbangun dengan hati yang lain bersama sejuta defini baru untuk setiap tindakan hidup.

Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا

Katakanlah:"Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?

الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا

Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya."

أُولَٰئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ وَلِقَائِهِ فَحَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَلَا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا

Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.
(QS: Al Kahfi: 103-105)
________________
Madinah 6 Shafar 1436 H
ACT El Gharantaly



420. Catatan Pinggir
Tak seorangpun dapat kembali ke masa lalu dan memulai segalanya dari awal. Tapi semua orang bisa memulai segalanya hari ini untuk sebuah akhir yang indah.
___________
Madinah 7 shafar 1436 H
ACT El Gharantaly



423. GARIS BAWAH

1. Tak ada kata libur dalam menuntut ilmu.
Jangan biarkan matahari terbenam dalam hari-hari yang anda lalui tanpa faidah ilmiah.


2. Perjalanan menuntut ilmu adalah perjalanan yang panjang, tak berhenti saat anda menerima Ijazah baik S1 maupun pasca sarjana. Dikatakan bahwa Ijazah hanya sebagai kunci dalam menuntut ilmu.

3. Perbaiki nilat.... Belajarlah.. dan jadikan obsesimu untuk memperbaiki diri sendiri. Setelah itu perbaikilah orang lain dimulai dari keluarga dan kerabat terdekat.

4. Bagi penuntut ilmu yang telah datang jauh-jauh ke negeri ini manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Bila tidak anda akan rugi dua kali. Rugi karena terpisah dari keluarga dan kerabat, dan rugi karena tidak mendapatkan ilmu yang menjadi tujuan kedatangan anda.

5. Jagalah lisan

Itulah lima poin yang bisa saya garis bawahi dari kuliah umum yang disampaikan Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq Al Badr -hafidzahullah- di aula fak. Dakwah dan Ushuluddin pagi ini.
Bagi teman-teman yang merekam silahkan berbagi rekaman dan fawaaid.

Semoga bermanfaat. 

Catatan.
Poin kedua diatas mengingatkan saya pada kisah yang disampaikan salah seorang murid Syaikh Abdullah Al Ghudayyan. Beliau mengatakan, "Suatu ketika salah satu murid syaikh datang mengunjunginya setelah sekian lama berpisah. Muridnya tersebut mengabarkan bahwa ia baru saja menyelesaikan program doktoral. Syaikh lalu menoleh padanya dan berkata, "Kamu baru saja mengambil kunci ilmu. Sekarang mulailah menuntut ilmu".
??...??

Mari kembali bercermin.
_________________
Madinah 9 shafar 1436 H
ACT El Gharantaly

0 Kommentare:

Kommentar veröffentlichen