Samstag, 1. Februar 2014

Bukan Manhaj Salaf



BENARKAH QOIDAH

" من لم يبدع فلان فهو مبتدع "

(SIAPA YANG TIDAK MEMBID'AHKAN FULAN MAKA DIA ADALAH AHLUL BID'AH…?)

Simak jawaban guru kami Syaikh Abdul Muhsin Al Abbdad Al Badr hafidzahullah

Pertanyaan:

"Syaikh kami hafidzakallah….
Diatara taufik Allah kepada para penuntut ilmu adalah hadirnya mereka pada majelis syarh Muqaddimah Shohih Muslim yang bisampaikan oleh anda. Hanya saja nikmat ini -yaitu berupa qaidah-qaidah yang disebutkan oleh imam muslim- salah difahami oleh sebagian orang. Diantara mereka ada yang menerapkannya pada sebagian saudara mereka dari kalangan Ahlussunnah. Maka apabila seorang alim berijtihad dan membid'ahkan seseorang akan tetapi ada yang lainnya menyelisihinya (dalam pembid'ahan tersebut, pent) maka mereka mengharuskan orang lain untuk membid'ahkannya. Kemudian mereka pindah pada orang yang menyelisihi mereka (pada pembid'ahan tersebut) lalu diikuti dengan memboikotnya, menyuruh orang lain untuk menjauhinya. Mereka meyakini bahwa inilah manhaj salaf, padahal aqidah kedua belah pihak (yang berselisih) itu adalah satu, manhaj mereka juga satu. Dan kebanyakan ditempat negeri mereka berasal tersebar kesyrikan, praktek sihir dan tashawwuf. Apakah ada nasehat yang kiranya dapat menjadi penjelas terhadap kebenaran serta dapat mempersatukan kalimat…?"

Jawaban:

"Saya katakan, bahwa siapa yang diberi taufik oleh Allah maka hendaknya dia menerangkan kebenaran dan memohon kepada Allah hidayah terhadap objek dakwah. Akan tetapi setelah itu tidak perlu orang tersebut dimonitor, yaitu ketika yang diharapkan dari nasehat tersebut tidak tercapai maka orang tersebut diboikot, tidak diajak bicara sebagaimana yang terjadi pada sebagian penuntut ilmu shigoor. Karena mereka tidak tahu-menahu sesuatu tentang agama, sementara mereka berada di Eropa, di Timur dan Barat.
Maksudnya mereka tidak mengerti ilmu-ilmu dasar dalam agama, akan tetapi mereka disibukkan dengan Tabdi' (membid'ahkan) dan Hajr (memboikot). Yaitu disibukkan dengan fulan telah memvonis bi'ah fulan, siapa yang tidak memvonisnya dengan bid'ah maka dia termasuk ahli bid'ah dan harus diboikot.
 

Ini bukan jalan salaf, Syaikh Biz Baz dulu tidak pernah melakukan hal semacam ini. Batapa banyak bantahannya, akan tetapi beliau selalu sibuk dengan ilmu dan tidak memonitor orang yang dibantahnya. Dia hanya menyampaikan yang hak lalu berlalu menyusuri jalannya ahli ilmu. Inilah jalan yang benar…
Adapun yang dilakukan oleh sebagian shigooruttholabah yang berada diberbagai tempat, yaitu mereka yang tidak memiliki ilmu, yang hanya bertemu saudaranya (yang mengatakan) "Fulan Ahlu Bid'ah'' Jika engkau tidak memvonisnya dengan bid'ah, maka kami akan memvonismu dengan bid'ah padahal dia dari ahlussunnah. Perkataan ini ditujukannya pada ahlussunnah bukan pada ahli bid'ah. Yaitu pada ahlussunnah yang disandarkan pada mereka sesuatu yang boleh jadi salah dan boleh jadi benar. Perbuatan seperti ini tidak dibolehkan. Perbuatan semacam ini tidak dikenal dikalangan pendahulu umat ini. Bahwa seseorang diantara mereka jika terjatuh dalam kesalahan, maka harus diboikot, dan dibid'ahkan kemudian orang-orang dihimbau agar memvonisnya dengan bid'ah atau memboikotnya. Ini bukan manhaj salaf.
 

Contoh yanag paling dekat adalah guru kami Syaikh Bin Baz. Allah menjadikannya orang yang bermanfaat, manfaatnya menyebar keseluruh penjuru, banyak kebaikan yang dilakunnya, bantahannya juga banayak, akan tetapi dia tetap sibuk dengan ilmu. Obsesi beliau tidak pernah apabila menjatuhkan vonis bid'ah kepada orang lain serta merta menyuruh orang agar memvonisnya dengan bid'ah serta diboikot dan siapa saja yang tidak memvonisnya dengan bid'ah maka dia termasuk ali bid'ah. Ini tidak pernah terjadi pada pribadi Syaikh dan pada orang-orang yang menetapi jalan yang sama dengan Syaikh Rahimahullah".

 

Ditranskip oleh: Abul Fayruz El Gharantaly dari Tanya jawab Syarh Shohih Muslim di Masjid Nabawi As Syarief Tertanggal 5 Shafar 1435 H. Diterjemahkan hari ini 11-Shafar-1435 H.

Semoga Allah Senantiasa menjaga beliau dan memanjangkan umurnya dalam ketaatan

0 Kommentare:

Kommentar veröffentlichen