Donnerstag, 1. Mai 2014

Visualisasi Kota Madinah dan Kediaman Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- di tahun ke 8 Hijriah

Gambar-gambar dibawah ini merupakan visualisasi replika Rumah Rasulullah, Masjid Nabawi dan ilustrasi kota Madinah An-Nabawiyah ditahun ke 8 Hijriah. Gambar ini kami ambil beberapa jam yang lalu pada pameran sirah nabawiyah yang berlokasi tepat disamping kanan masjid nabawi.

Replika ini membawa pikiranku mundur melewati dimensi waktu, melewati setiap fragmen sejarah yg selama ini hanya bisa kubaca melalui lembaran-lembaran sirah.
Airmatapun tak terbendung..
Ada rindu yang menggebu, terbayang sosok yang dulu pernah merindukan kita.



Aku tatap replika demi replika itu dari setiap sudut.
Lidahku hanya bisa berucap "Masyaallah...."
Dari bangunan beratapkan daun korma inilah sebuah peradaban dimulai, disanalah generasi terbaik itu dibina, diatas kerikil-kerikil pasir yang memenuhi setiap jengkal bangunan suci itu.
Kulihat setiap sudut kota, semua seolah menyimpan ceritanya sendiri.

Perhatiaku tiba-tiba terhenti pada bangunan kecil berbentuk kubus yang menempel tepat disisi kiri depan masjid nabawi. Diatasnya tertulis "Hujroh Aisyah" (bilik Aisyah), Masyaallah ditempat itulah Ibu kita Aisyah -radhiallahu anha- tinggal.
Dirumah sederhana yang berdinding tanah liat itu juga manusia yang paling mulia menutup usianya.


Semua tampak bersahaja. Tak ada barang mewah disana, hanya bantal jerami yang tampak usang.
Betapa sempitnya bilik itu, gumanku dalam hati, dan betapa lapangnya hati pemilik rumah itu.
Semakin kutatap semakin ku mengerti arti tangis Abdullah Ibnu Mas'ud -radhiallahu anhu- ketika melihat guratan tikar kasar yang membekas ditubuh Rasulullah.

Hatikupun berbisik,
Andai engkau melihat kami wahai Rasulullah.
Kami yang dulu pernah engkau rindukan kini tenggelam dalam gemerlapnya dunia.
Cinta dunia telah membuat kami lalai dari mengamalkan sunnahmu.
Di rumah-rumah mewah kami melupakanmu. Padahal dulu, diatas tikar jerami engkau pernah merindukan kami.
Bahkan tak jarang lidah-lidah kami kaku untuk mengucap seuntai shalawat dan salam saat namamu disebut.

Semoga Allah memaafkan kami, semoga Dia tidak mengusir kami dari telaga haudhmu.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah atasmu.

_____________________
Madinah 21-06-1435 H

0 Kommentare:

Kommentar veröffentlichen