Ibnu Qayyim -rahimahullah- berkata, "Kelapangan
rezeki dan amalan tidak diukur dengan jumlahnya yang banyak, Panjang umur juga
tidak dilihat dari banyaknya bulan dan tahun yang dilalui. Akan tetapi, kelapangan
rezeki dan umur dinilai berdasarkan keberkahannya."
(Al-Jawabul Kafi: 56).
Catt:
Rezeki dan umur bisa dikatakan memiliki barokah bila keduanya membuat seseorang semakit dekat dengan Allah.
Banyaknya harta tidak membuat dia lupa untuk bersyukur. Dan panjangnya umur tak membuat dia terpedaya.
------------------------------ ---------
--------
Salemba, 03 Sya'ban 1435 H
(Al-Jawabul Kafi: 56).
Catt:
Rezeki dan umur bisa dikatakan memiliki barokah bila keduanya membuat seseorang semakit dekat dengan Allah.
Banyaknya harta tidak membuat dia lupa untuk bersyukur. Dan panjangnya umur tak membuat dia terpedaya.
------------------------------
--------
Salemba, 03 Sya'ban 1435 H
190. ANTARA ILMU DAN ADAB
قال الإمام الزهري رحمه الله
كنا نأتي العالم
فما نتعلم من أدبه :
أحب إلينا من علمه .
[ تاريخ الإسلام للذهبي (٨/٢٤٠) ]
Imam Azzuhry -rahimahullah- mengatakan:
"Dahulu kami mendatangi ulama, maka adab yang kami pelajari darinya lebih kami cintai ketimbang ilmunya"
(Adz-Dzahaby dalamTaarikh Islam: 7/20 )
______________________
Cirebon 04-08-1435 H
قال الإمام الزهري رحمه الله
كنا نأتي العالم
فما نتعلم من أدبه :
أحب إلينا من علمه .
[ تاريخ الإسلام للذهبي (٨/٢٤٠) ]
Imam Azzuhry -rahimahullah- mengatakan:
"Dahulu kami mendatangi ulama, maka adab yang kami pelajari darinya lebih kami cintai ketimbang ilmunya"
(Adz-Dzahaby dalamTaarikh Islam: 7/20 )
______________________
Cirebon 04-08-1435 H
000. NASEHAT MEJELANG MUSIM KETAATAN
Syaikh Muhammad bin Muhammad Mukhtar As-Syinqity - hafidzahullah - ditanya, " Wahai syaikh.. Dengan amalan apa anda menasehati saya dalam menyongsong datangnya musim ketaatan...?
Syaikh menjawab:
"Sebaik-baik amalan yang dilakukan dalam menyongsong datangnya musim ketaatan adalah memperbanyak istigfar. Sebab dosa akan menghalangi seseorang dari taufiq Allah (untuk melakukan ketaatan).
Tidaklah hati seorang hamba selalu beristigfar melainkan akan disucikan.
Bila ia lemah, maka akan dikuatkan
Bila ia sakit, maka akan disembuhkan
Bila ia diuji, maka akan diangkat ujian itu darinya.
Bila ia kalut, maka akan diberi petunjuk
Dan bila ia galau, maka akan diberi ketenangan.
Istigfar merupakan benteng aman yang tersisa bagi kita (dari adzab Allah) sepeninggal Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Ibnu katsir -rahimahullah - berkata :
Barangsiapa yang menghiasi dirinya dengan amalan ini, yaitu memperbanyak istigfar, maka Allah akan mempermudah rezekinya, memudahkan urusannya dan menjaga kekuatan jiwa dan raganya.
Maka apa lagi yang kau tunggu...?
(Perbanyaklah istigfar....)
Ibnul Qayyim - rahimahullah - mengatakan, " Bila engkau berdo'a dan waktu begitu sempit sementara dadamu dipenuhi hajat yang begitu banyak, maka jadikan seluruh isi do'amu agar Allah memaafkanmu. Karena bila Dia memaafkanmu, maka semua keperluanmu akan dipenuhi oleh-Nya tanpa engkau memintanya.
Ya Allah.. Sesungguhnya engkau Maha pemaaf, mencintai kemaafan, maka ampunilah kami.
_____________________
Cirebon 05-08-1435 H
Syaikh Muhammad bin Muhammad Mukhtar As-Syinqity - hafidzahullah - ditanya, " Wahai syaikh.. Dengan amalan apa anda menasehati saya dalam menyongsong datangnya musim ketaatan...?
Syaikh menjawab:
"Sebaik-baik amalan yang dilakukan dalam menyongsong datangnya musim ketaatan adalah memperbanyak istigfar. Sebab dosa akan menghalangi seseorang dari taufiq Allah (untuk melakukan ketaatan).
Tidaklah hati seorang hamba selalu beristigfar melainkan akan disucikan.
Bila ia lemah, maka akan dikuatkan
Bila ia sakit, maka akan disembuhkan
Bila ia diuji, maka akan diangkat ujian itu darinya.
Bila ia kalut, maka akan diberi petunjuk
Dan bila ia galau, maka akan diberi ketenangan.
Istigfar merupakan benteng aman yang tersisa bagi kita (dari adzab Allah) sepeninggal Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Ibnu katsir -rahimahullah - berkata :
Barangsiapa yang menghiasi dirinya dengan amalan ini, yaitu memperbanyak istigfar, maka Allah akan mempermudah rezekinya, memudahkan urusannya dan menjaga kekuatan jiwa dan raganya.
Maka apa lagi yang kau tunggu...?
(Perbanyaklah istigfar....)
Ibnul Qayyim - rahimahullah - mengatakan, " Bila engkau berdo'a dan waktu begitu sempit sementara dadamu dipenuhi hajat yang begitu banyak, maka jadikan seluruh isi do'amu agar Allah memaafkanmu. Karena bila Dia memaafkanmu, maka semua keperluanmu akan dipenuhi oleh-Nya tanpa engkau memintanya.
Ya Allah.. Sesungguhnya engkau Maha pemaaf, mencintai kemaafan, maka ampunilah kami.
_____________________
Cirebon 05-08-1435 H
BILA HARUS MENJAWAB
Akhir-akhir ini banyak yang bertanya pada saya, mengapa antum tidak pernah menyinggung soal pemilu atau hal-hal yang berbau politik..?
Apakah itu pertanda bahwa antum menafikan politik secara mutlak atau bagaimana..?
Lalu bagaimana hukum turut serta memberikan suara dalam pemilu...?
Jawaban dan alasan saya:
1. Saya tidak menafikan politik. Saya meyakini bahwa berpolitik adalah bagian dari agama. Tentunya politik dalam makna yang syar'ie. Di fakultas kami malah ada mata kuliahnya.
2. Berbicara tentang politik berarti berbicara tentang persoalan yang tidak memiliki nash yang sharih, itu berarti persoalan ini merupakan ranah para ulama mujtahidiin. Dan saya bukan orang itu.
3. Mengenai hukum turut serta dalam memberikan suara, saya kira masaalah ini sudah dibahas oleh para ulama besar. Hukum asalnya jelas dan Illat pelegalannya dalam kondisi tertentu juga sudah jelas.
Qaidah ارتكاب أخف الضررين juga bukan qaidah yang baru digubah kemaren sore, dan bukan kali ini saja kita melewati masa-masa seperti ini.
Lagi pula saya tidak punya waktu untuk mengkaji permasaalahan yang itu-itu saja.
4. Saya memperhatikan hampir semua orang bicara politik, jadi saya memilih untuk konsisten memposting nasehat-nasehat ulama atau status-status ilmiah saja.
5. Fb adalah media sosial dimana semua orang bisa dengan mudah mengakses info tanpa pandang umur atau latar belakang pendidikan. Dan saya tidak ingin menyeret orang awam turut serta dalam diskusi-diskusi berat yang hanya akan memicu perpecahan. Ber facebook juga ada fiqihnya.
6. Saya hanya berharap agar pelacuran politik di negeri ini segera usai. Siapapun yang terpilih dialah ulil amri yang harus ditaati. Dan semua kebali ke masjid.
Pemilu kali ini mengarjarkan pada saya bahwa hadiah terbesar demokrasi untuk bangsa ini adalah perpecahan yang menggerogoti seluruh lapisan masyaraat terutama umat islam.
Pemilu kali ini juga mengajari saya bahwa masih banyak ikhwah yang belum memahahi fiqh al mutaghayyiraat dengan baik. Ketidakfahaman ini berimbas pada sikap bermudah-mudah dalam menyesatkan orang lain yang tak sefaham dengannya. Padahal, إذا عرف السبب بطل العجب
Ini PR yang menanti para da'i pasca pemilu.
_______________________
Cirebon: 04-08-1435 H
Akhir-akhir ini banyak yang bertanya pada saya, mengapa antum tidak pernah menyinggung soal pemilu atau hal-hal yang berbau politik..?
Apakah itu pertanda bahwa antum menafikan politik secara mutlak atau bagaimana..?
Lalu bagaimana hukum turut serta memberikan suara dalam pemilu...?
Jawaban dan alasan saya:
1. Saya tidak menafikan politik. Saya meyakini bahwa berpolitik adalah bagian dari agama. Tentunya politik dalam makna yang syar'ie. Di fakultas kami malah ada mata kuliahnya.
2. Berbicara tentang politik berarti berbicara tentang persoalan yang tidak memiliki nash yang sharih, itu berarti persoalan ini merupakan ranah para ulama mujtahidiin. Dan saya bukan orang itu.
3. Mengenai hukum turut serta dalam memberikan suara, saya kira masaalah ini sudah dibahas oleh para ulama besar. Hukum asalnya jelas dan Illat pelegalannya dalam kondisi tertentu juga sudah jelas.
Qaidah ارتكاب أخف الضررين juga bukan qaidah yang baru digubah kemaren sore, dan bukan kali ini saja kita melewati masa-masa seperti ini.
Lagi pula saya tidak punya waktu untuk mengkaji permasaalahan yang itu-itu saja.
4. Saya memperhatikan hampir semua orang bicara politik, jadi saya memilih untuk konsisten memposting nasehat-nasehat ulama atau status-status ilmiah saja.
5. Fb adalah media sosial dimana semua orang bisa dengan mudah mengakses info tanpa pandang umur atau latar belakang pendidikan. Dan saya tidak ingin menyeret orang awam turut serta dalam diskusi-diskusi berat yang hanya akan memicu perpecahan. Ber facebook juga ada fiqihnya.
6. Saya hanya berharap agar pelacuran politik di negeri ini segera usai. Siapapun yang terpilih dialah ulil amri yang harus ditaati. Dan semua kebali ke masjid.
Pemilu kali ini mengarjarkan pada saya bahwa hadiah terbesar demokrasi untuk bangsa ini adalah perpecahan yang menggerogoti seluruh lapisan masyaraat terutama umat islam.
Pemilu kali ini juga mengajari saya bahwa masih banyak ikhwah yang belum memahahi fiqh al mutaghayyiraat dengan baik. Ketidakfahaman ini berimbas pada sikap bermudah-mudah dalam menyesatkan orang lain yang tak sefaham dengannya. Padahal, إذا عرف السبب بطل العجب
Ini PR yang menanti para da'i pasca pemilu.
_______________________
Cirebon: 04-08-1435 H
TAK BERJUDUL
Dalam beberapa waktu kedepan orang-orang akan menyongsong tiga moment sekaligus.
1. Pemilu
2. Piala dunia
3. Ramadhan
Dua moment pertama ramai dibicarakan orang.
Adapun moment ketiga...?
Sudahkan kita membicarakannya...?
Sudahkah kita mempersiapkan diri untuk menyongsongnya..?
Semoga Allah memaafkan kita.
Mari sambut Ramadhan dengan iman dan ilmu.
___________
.........
...
Dalam beberapa waktu kedepan orang-orang akan menyongsong tiga moment sekaligus.
1. Pemilu
2. Piala dunia
3. Ramadhan
Dua moment pertama ramai dibicarakan orang.
Adapun moment ketiga...?
Sudahkan kita membicarakannya...?
Sudahkah kita mempersiapkan diri untuk menyongsongnya..?
Semoga Allah memaafkan kita.
Mari sambut Ramadhan dengan iman dan ilmu.
___________
.........
...
000. BILA HARUS BICARA
(edisi pikiran banding)
PR yang menanti para da'i dan penuntut ilmu pasca pemilu nanti adalah adalah upaya pendewasaan objek dakwah dalam menyikapi persoalan-persoalan ijtihad.
Pemilu kali ini mengajari saya banyak hal. Saya baru menyadari bahwa ternyata masih banyak saudara-saudara kita yang belum memahahi dengan baik fiqh al mutaghayyiraat atau dalam bahasa sederhananya persoalan yang sifatnya ijtihad murni.
Ketidakfahaman ini berimbas pada sikap bermudah-mudah dalam menyesatkan orang lain yang tak sefaham dengannya. Apalagi sampai melabeli orang yang tak sefaham itu dengan gelar si kerdil, si pandir atau gelar-gelar buruk lainnya. Padahal, إذا عرف السبب بطل العجب. Jangan sampai selamanya kita menjadi musuh atas apa yang tidak kita ketahui.
Inshof dalam masaalah khilaf memang mudah diucapkan, namun bila sudah masuk pada tatanan praktek sulit untuk diterapkan. Apalagi bila kita telah meyakini kebenaran akan satu pendapat sebelum melakukan muqaranah baik secara nash maupun madlul.
Tak heran banyak kesimpulan yang jungkir balik.
Disini saya melihat perlunya belajar bahasa arab bagi siapa saja yang ingin berkomentar dalam persoalan agama. Hal ini guna menghindari kebiasaan menelan tafsiran fatwa para ulama yang kemungkinan sudah dianulir oleh penukilnya. Maksud saya kita perlu membaca langsung fatwa dan gambaran pertanyaan yang diajukan kepada para ulama tersebut.
Beberapa hari lalu saya sempat membaca sebuah pernyataan yang cukup menggelitik, yaitu tentang penerapan qaidah mashaleh dan mafaasid. Ada yang mengatakan selama mafasid yang kwatirkan belum terjadi dan tidak bisa dipastikan terjadi atau sebaliknya, maka selama itu kita belum bisa mengambil kesimpulan hukum. Jujur saya sedikit tersenyum saat membaca pernyataan ini. Kalau dicermati seksama pernyataan ini sama dengan menafikank qaidah tersebut secara mutlak -wallahu a'lam apa yang dimaksud oleh penulis-. Karena pada banyak kasus qaidah ini justru diberlakukan berdasarkan kemungkinan kuat yang akan terjadi, bukan pada apa yang sudah terjadi. Karena bila ini diberlakukan pada kasus yang sudah terjadi tentunya tak ada artinya lagi, dan yang berlaku adalah kaidah yang lain.
Jadi jangan menunggu hujan dulu baru nyari payung.
Atau menunggu mati dulu baru makan bangkai.
Wallahu a'lam.
Cukup sampai disini..
______________________
Cirebon 05-08-1435 H
(edisi pikiran banding)
PR yang menanti para da'i dan penuntut ilmu pasca pemilu nanti adalah adalah upaya pendewasaan objek dakwah dalam menyikapi persoalan-persoalan ijtihad.
Pemilu kali ini mengajari saya banyak hal. Saya baru menyadari bahwa ternyata masih banyak saudara-saudara kita yang belum memahahi dengan baik fiqh al mutaghayyiraat atau dalam bahasa sederhananya persoalan yang sifatnya ijtihad murni.
Ketidakfahaman ini berimbas pada sikap bermudah-mudah dalam menyesatkan orang lain yang tak sefaham dengannya. Apalagi sampai melabeli orang yang tak sefaham itu dengan gelar si kerdil, si pandir atau gelar-gelar buruk lainnya. Padahal, إذا عرف السبب بطل العجب. Jangan sampai selamanya kita menjadi musuh atas apa yang tidak kita ketahui.
Inshof dalam masaalah khilaf memang mudah diucapkan, namun bila sudah masuk pada tatanan praktek sulit untuk diterapkan. Apalagi bila kita telah meyakini kebenaran akan satu pendapat sebelum melakukan muqaranah baik secara nash maupun madlul.
Tak heran banyak kesimpulan yang jungkir balik.
Disini saya melihat perlunya belajar bahasa arab bagi siapa saja yang ingin berkomentar dalam persoalan agama. Hal ini guna menghindari kebiasaan menelan tafsiran fatwa para ulama yang kemungkinan sudah dianulir oleh penukilnya. Maksud saya kita perlu membaca langsung fatwa dan gambaran pertanyaan yang diajukan kepada para ulama tersebut.
Beberapa hari lalu saya sempat membaca sebuah pernyataan yang cukup menggelitik, yaitu tentang penerapan qaidah mashaleh dan mafaasid. Ada yang mengatakan selama mafasid yang kwatirkan belum terjadi dan tidak bisa dipastikan terjadi atau sebaliknya, maka selama itu kita belum bisa mengambil kesimpulan hukum. Jujur saya sedikit tersenyum saat membaca pernyataan ini. Kalau dicermati seksama pernyataan ini sama dengan menafikank qaidah tersebut secara mutlak -wallahu a'lam apa yang dimaksud oleh penulis-. Karena pada banyak kasus qaidah ini justru diberlakukan berdasarkan kemungkinan kuat yang akan terjadi, bukan pada apa yang sudah terjadi. Karena bila ini diberlakukan pada kasus yang sudah terjadi tentunya tak ada artinya lagi, dan yang berlaku adalah kaidah yang lain.
Jadi jangan menunggu hujan dulu baru nyari payung.
Atau menunggu mati dulu baru makan bangkai.
Wallahu a'lam.
Cukup sampai disini..
______________________
Cirebon 05-08-1435 H
191. MUTIARA SALAF
قال أبو الدرداء رضي الله عنه :
ادع الله في يوم سرائك
لعله أن يستجيب لك في يوم ضرائك .
[ الحلية (١/٢٢٥) ]
Abu Darda -radhiallahu anhu - berkata:
Berdoalah pada Allah dimasa lapangmu. Mudah-mudahan Dia menjawab do'amu dimasa sulitmu.
(Al-Hilyah: 1/225)
قال أبو الدرداء رضي الله عنه :
ادع الله في يوم سرائك
لعله أن يستجيب لك في يوم ضرائك .
[ الحلية (١/٢٢٥) ]
Abu Darda -radhiallahu anhu - berkata:
Berdoalah pada Allah dimasa lapangmu. Mudah-mudahan Dia menjawab do'amu dimasa sulitmu.
(Al-Hilyah: 1/225)
Bumi Hulondalo..
Akhirnya aku kembali menapaki negeri ini lagi.
Sepintas tak banyak yang berubah.
Wajahmu masih seperti dulu.
Tetap indah dalam kebersahajaan.
Maaf bila kali ini tak ada gubahan puisi untukmu.
Namun sebaris do'a kupanjatkan
Semoga damaimu kekal.
_______________________
Gorontalo 06-08-1435 H
Akhirnya aku kembali menapaki negeri ini lagi.
Sepintas tak banyak yang berubah.
Wajahmu masih seperti dulu.
Tetap indah dalam kebersahajaan.
Maaf bila kali ini tak ada gubahan puisi untukmu.
Namun sebaris do'a kupanjatkan
Semoga damaimu kekal.
_______________________
Gorontalo 06-08-1435 H
192.
MUTIARA HIKMAH
قال الإمام ابن القيم رحمه الله
الرجل :
هو الذي يخاف موت قلبه
لا موت بدنه !
إذ أكثر هؤلاء الخلق :
يخافون موت أبدانهم
ولا يبالون بموت قلوبهم .
[ مدارج السالكين (248/2) ]
Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah -rahimahullah- berkata:
Pria sejati adalah pria yang takut akan kematian hatinya bukan kematian raganya. Karena kebanyakan manusia takut akan kematian raganya dan tidak peduli soal kematian hatinya.
(Madaarij As-Salikin : 2 / 248)
Catt: Ucapan Ibnu Qayyim diatas mengandung makna yang sangat dalam. Bila kita melihat realita yang ada, kebanyakan pria sangat memperhatikan kebugaran tubuhnya dan tidak peduli soal hatinya. Mereka mampu menghabiskan waktu berjam-jam untuk fitnes, namun tak punya waktu sedikitpun untuk Allah. Padahal kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan hati. Sebagaimana kematian sesungguhnya adalah kematian hati.
_______
Gorontalo 06-08-1435 H
قال الإمام ابن القيم رحمه الله
الرجل :
هو الذي يخاف موت قلبه
لا موت بدنه !
إذ أكثر هؤلاء الخلق :
يخافون موت أبدانهم
ولا يبالون بموت قلوبهم .
[ مدارج السالكين (248/2) ]
Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah -rahimahullah- berkata:
Pria sejati adalah pria yang takut akan kematian hatinya bukan kematian raganya. Karena kebanyakan manusia takut akan kematian raganya dan tidak peduli soal kematian hatinya.
(Madaarij As-Salikin : 2 / 248)
Catt: Ucapan Ibnu Qayyim diatas mengandung makna yang sangat dalam. Bila kita melihat realita yang ada, kebanyakan pria sangat memperhatikan kebugaran tubuhnya dan tidak peduli soal hatinya. Mereka mampu menghabiskan waktu berjam-jam untuk fitnes, namun tak punya waktu sedikitpun untuk Allah. Padahal kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan hati. Sebagaimana kematian sesungguhnya adalah kematian hati.
_______
Gorontalo 06-08-1435 H
193. TIGA AMALAN
DENGAN PAHALA TANPA BATAS
Sahabat.. Tahukah anda bahwa untuk tiga amalan dibawah ini Allah azza wa jalla tidak menetapkan kadar pahala yang tetap bagi pelakunya. Mengapa?
Karena ketiganya merupakan amalan yang agung disisi Allah. Dan bagi pelakunya ada pahala tanpa batas.
1. Memaafkan.
Allah berfirman:
فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ
"Maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya berada diatas (tanggungan) Allah. (asy-Syura: 40)
2. Bersabar
Allah berfirman:
إنما يوفى الصابرون أجرهم بغير حساب
" Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas " (QS Az Zumar : 10).
3. Puasa.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi” (HR. Muslim no. 1151)
Semoga Allah azza wa jalla memberi kita taufiq agar bisa mengamalkan ketiga amal mulia diatas.
__________________________
Jakarta, Sabtu 08-08-1435 H
Sahabat.. Tahukah anda bahwa untuk tiga amalan dibawah ini Allah azza wa jalla tidak menetapkan kadar pahala yang tetap bagi pelakunya. Mengapa?
Karena ketiganya merupakan amalan yang agung disisi Allah. Dan bagi pelakunya ada pahala tanpa batas.
1. Memaafkan.
Allah berfirman:
فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ
"Maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya berada diatas (tanggungan) Allah. (asy-Syura: 40)
2. Bersabar
Allah berfirman:
إنما يوفى الصابرون أجرهم بغير حساب
" Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas " (QS Az Zumar : 10).
3. Puasa.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi” (HR. Muslim no. 1151)
Semoga Allah azza wa jalla memberi kita taufiq agar bisa mengamalkan ketiga amal mulia diatas.
__________________________
Jakarta, Sabtu 08-08-1435 H
GARIS BAWAH
"Banyak orang yang mendepositokan harta. Menumpuk kekayaan sebanyak-banyaknya dengan alasan sebagai simpanan masa depan. Padahal sebaik-baik simpanan masa depan adalah anak yang sholeh. Anak yang akan terus mendoakanmu saat engkau ada dan tiada."
(Prof. DR. Ibrahim Ar-Ruhaily -hafidzahullah-. Guru besar Aqidah Fakultas Dakwah dan Ushuluddin Universitas Islam Madinah KSA)
"Banyak orang yang mendepositokan harta. Menumpuk kekayaan sebanyak-banyaknya dengan alasan sebagai simpanan masa depan. Padahal sebaik-baik simpanan masa depan adalah anak yang sholeh. Anak yang akan terus mendoakanmu saat engkau ada dan tiada."
(Prof. DR. Ibrahim Ar-Ruhaily -hafidzahullah-. Guru besar Aqidah Fakultas Dakwah dan Ushuluddin Universitas Islam Madinah KSA)
195. CATATAN PINGGIR
Sahabat...
Hari ini kita selalu dihadapkan dengan dunia yang berlumur gincu, nyaris tak ada keaslian. Semua lantas menyatu dalam perangai palsu.
Kepintaran masa kini selalu saja melahirkan eksperimen-eksperimen baru tentang keindahan.
Semua carapun ditempuh, dimulai dengan pemaknaan yang sering dipaksakan, atau imajinasi-imajinasi keindahan yang liar dan ilusif.
Perlahan-lahan semua mengarah secara masif ataupun personal pada fase hidup yang menyukai kepalsuan. Keadaan semakin keruh ketika sebagian orang mengejar ke'aku'annya dalam pujian-pujian manusia atas apa yang tak pernah diraihnya.
Bersikaplah jujur dan apa adanya.
Karena kesederhanaan hidup itu adalah pilihan yang tak menghinakan.
__________________
_____________
Masjid Gedhe.
Jogjakarta, 11-08-1435 H
Sahabat...
Hari ini kita selalu dihadapkan dengan dunia yang berlumur gincu, nyaris tak ada keaslian. Semua lantas menyatu dalam perangai palsu.
Kepintaran masa kini selalu saja melahirkan eksperimen-eksperimen baru tentang keindahan.
Semua carapun ditempuh, dimulai dengan pemaknaan yang sering dipaksakan, atau imajinasi-imajinasi keindahan yang liar dan ilusif.
Perlahan-lahan semua mengarah secara masif ataupun personal pada fase hidup yang menyukai kepalsuan. Keadaan semakin keruh ketika sebagian orang mengejar ke'aku'annya dalam pujian-pujian manusia atas apa yang tak pernah diraihnya.
Bersikaplah jujur dan apa adanya.
Karena kesederhanaan hidup itu adalah pilihan yang tak menghinakan.
__________________
_____________
Masjid Gedhe.
Jogjakarta, 11-08-1435 H
197. REHAT
Hingga saat ini saya belum menemukan catatan yang jelas sejak kapan Jogja dikenal sebagai kota pelajar.
Namun dalam dzikrayatnya Syaikh Ali Thantawi sudah menyebutnya sebagai kota pelajar.
Kota yang luar biasa. Jenggot, celana cingkrang dan cadar tak asing lagi disini. Alhamdulillah. ..
Pagi tadi sepanjang malioboro hingga keraton saya disuguhi pemandangan yang mencerminkan kebersahajaan. Sebagian pelajar ke sekolah dengan bersepeda ontel, pemandangan ini jarang saya temukan di beberapa kota besar yang pernah saya kunjungi.
Oh ya.. Ada satu lagi yang membuat saya takjub. Kuliner disini sangat murah, dengan 20 reyal saya bisa makan 2 porsi nasi + 3 menu + 2 gelas jus.
Lima tahun yang lalu saya pernah mengunjungi Jogja, tapi sehari saja. Dan dalam kunjungan itu hanya satu tempat yang bisa saya kunjungi.
Namun dalam kunjungan kali ini satu kata untuk Jogja, "Masyaallah"
10 Juni 2014 M________________
_____________
__________
Hingga saat ini saya belum menemukan catatan yang jelas sejak kapan Jogja dikenal sebagai kota pelajar.
Namun dalam dzikrayatnya Syaikh Ali Thantawi sudah menyebutnya sebagai kota pelajar.
Kota yang luar biasa. Jenggot, celana cingkrang dan cadar tak asing lagi disini. Alhamdulillah. ..
Pagi tadi sepanjang malioboro hingga keraton saya disuguhi pemandangan yang mencerminkan kebersahajaan. Sebagian pelajar ke sekolah dengan bersepeda ontel, pemandangan ini jarang saya temukan di beberapa kota besar yang pernah saya kunjungi.
Oh ya.. Ada satu lagi yang membuat saya takjub. Kuliner disini sangat murah, dengan 20 reyal saya bisa makan 2 porsi nasi + 3 menu + 2 gelas jus.
Lima tahun yang lalu saya pernah mengunjungi Jogja, tapi sehari saja. Dan dalam kunjungan itu hanya satu tempat yang bisa saya kunjungi.
Namun dalam kunjungan kali ini satu kata untuk Jogja, "Masyaallah"
10 Juni 2014 M________________
_____________
__________
198. DIBALIK UJIAN
Andai setiap orang tau pahala dibalik setiap ujian, tentu tak akan ada yang berharap untuk keluar dari ujian yang dihadapinya.
Allah berfirman: "Dan berikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang bersabar" (Al-Baqarah)
Andai setiap orang tau pahala dibalik setiap ujian, tentu tak akan ada yang berharap untuk keluar dari ujian yang dihadapinya.
Allah berfirman: "Dan berikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang bersabar" (Al-Baqarah)
200. STANDAR GANDA
DR. Sholeh Sindy dalam tweeternya pagi 21 Oktober 2013 menulis:
كم من الناس من معيار قبول القول عنده أو رده: ميله إلى القائل أو نفوره منه وهذا نوع من اتباع الهوى
"Banyak diantara manusia yg menjadikan standar penerimaan atau penolakannya terhadap sebuah perkataan lebih pada keberpihakannya atau ketidaksukaannya pada pemilik perkataan tersebut. Sikap ini merupakan bentuk dari Ittiba'ul hawa (mengikuti hawa nafsu)".
Catt: DR. Sholeh Sindy adalah dosen ilmu aqidah Universitas Islam Madinah.
___________________
Jogja 13-08-1435 H
DR. Sholeh Sindy dalam tweeternya pagi 21 Oktober 2013 menulis:
كم من الناس من معيار قبول القول عنده أو رده: ميله إلى القائل أو نفوره منه وهذا نوع من اتباع الهوى
"Banyak diantara manusia yg menjadikan standar penerimaan atau penolakannya terhadap sebuah perkataan lebih pada keberpihakannya atau ketidaksukaannya pada pemilik perkataan tersebut. Sikap ini merupakan bentuk dari Ittiba'ul hawa (mengikuti hawa nafsu)".
Catt: DR. Sholeh Sindy adalah dosen ilmu aqidah Universitas Islam Madinah.
___________________
Jogja 13-08-1435 H
201. CATATAN PINGGIR
Benar saja...
Bila orang jahil diam maka khilaf akan semakin bisa diminimalisir.
Namun bila ia bicara niscaya jurang perselisihsn akan semakin melebar.
Benar saja...
Bila orang jahil diam maka khilaf akan semakin bisa diminimalisir.
Namun bila ia bicara niscaya jurang perselisihsn akan semakin melebar.
202. Menjadi Orang Merdeka
(edisi murajaah)
Diantara nasehat Syekh Prof. DR. Ibrahim Ar Ruhaily -hafidzahullah-yang paling berkesan bagi saya pribadi adalah:
"Ingatlah...! Selama engkau yakin berada di atas petunjuk yang terang, maka penilaian buruk bahkan celaan seluruh penduduk bumi atasmu tdak akan merubah kedudukanmu disisi Allah. Dan berbagai macam tuduhan bid'ah yang dilontarkan orang lain padamu sama sekali tidak akan mengeluarkanmu dari sunnah. Begitu pula sebaliknya, jika engkau berada pada suatu kebathilan -semoga Allah melindungi kita darinya- maka tazkiah (pujian) manusia atasmu tdak akan bermanfaat disisi Allah azza wa jalla, begitu juga penyandaranmu terhadap sunnah dengan segala gelar yang disematkan orang lain pada dirimu, baik itu Allamah, Syaikhul islam, Al Imam dll"
Catt:
Iya, karena bermanhaj bukan soal mencari pengakuan demi eksistensi diri, tapi soal kemerdekaan diri dari cengkraman taklid buta. Sama sekali jauh dari orientasi dunia. Karena bagi seorang mu'min ridho Allah merupakan tujuan utama bukan ridho manusia.
Tak terhitung berapa kali kami mendengarkan nasehat ini di majles beliau hafidzahullah. Nasehat yg semakna dengan redaksi yg berbeda dapat anda baca dalam risalah kecil beliau yang berjudul "An Nasheehah".
_____________
15-08-1435 H
(edisi murajaah)
Diantara nasehat Syekh Prof. DR. Ibrahim Ar Ruhaily -hafidzahullah-yang paling berkesan bagi saya pribadi adalah:
"Ingatlah...! Selama engkau yakin berada di atas petunjuk yang terang, maka penilaian buruk bahkan celaan seluruh penduduk bumi atasmu tdak akan merubah kedudukanmu disisi Allah. Dan berbagai macam tuduhan bid'ah yang dilontarkan orang lain padamu sama sekali tidak akan mengeluarkanmu dari sunnah. Begitu pula sebaliknya, jika engkau berada pada suatu kebathilan -semoga Allah melindungi kita darinya- maka tazkiah (pujian) manusia atasmu tdak akan bermanfaat disisi Allah azza wa jalla, begitu juga penyandaranmu terhadap sunnah dengan segala gelar yang disematkan orang lain pada dirimu, baik itu Allamah, Syaikhul islam, Al Imam dll"
Catt:
Iya, karena bermanhaj bukan soal mencari pengakuan demi eksistensi diri, tapi soal kemerdekaan diri dari cengkraman taklid buta. Sama sekali jauh dari orientasi dunia. Karena bagi seorang mu'min ridho Allah merupakan tujuan utama bukan ridho manusia.
Tak terhitung berapa kali kami mendengarkan nasehat ini di majles beliau hafidzahullah. Nasehat yg semakna dengan redaksi yg berbeda dapat anda baca dalam risalah kecil beliau yang berjudul "An Nasheehah".
_____________
15-08-1435 H
203. MUTIARA SALAF
Al-Hasan Al-Bashri -rahimahullah- berkata:
" أفضل أخلاق المؤمن العفو "
"Akhlak mu'min yang paling utama adalah sifat pemaaf"
(Al-aadab As-Syariyyah: 1/71)
Al-Hasan Al-Bashri -rahimahullah- berkata:
" أفضل أخلاق المؤمن العفو "
"Akhlak mu'min yang paling utama adalah sifat pemaaf"
(Al-aadab As-Syariyyah: 1/71)
204. DI BALIK KESENDIRIAN SEORANG
MUKMIN
Bila kita membaca sejarah Rasulullah shallahu alaihi wasallam, kita akan jumpai bahwa manusia teragung itu adalah orang yang paling banyak mengalami fase kesendirian dalam hidupnya. Sejak kesendirian ditinggal sang ayah, lalu ibunya, lalu ditinggal mati kakeknya, ditinggal mati istrinya, hingga kesendirian ditinggalkan kaumnya.
Pada hakikatnya kesendirian bukan duka atau kesusahan, ia adalah suasana lain dari keunikan dan keistimewaan yang dimiliki seseorang.
Sejarah banyak mencatat kesendirian orang-orang besar. Seperti kesendirian Hajar ibunda Ismail alaihissalam ditengah sahara, kesendirian Yusuf alaihissalam saat dilempar ke dalam sumur, kesendirian Maryam saat mngandung bayi Isa alaihissalam, kesendirian Imam Ahmad di hari-hari fitnah,
Juga kesendirian Ibnu Jauzy di dalam penjara dan masih banyak lagi.
Namun lihatlah buah dari kesendirian itu.
Dari Hajar Allah menciptakan bangsa yang besar.
Dari gelapnya sumur nabi Yusuf di angkat menjadi mentri urusan pangan di Mesir.
Kepada bunda Maryam Allah menganugrahinya kedudukan yang tinggi di surga.
Setelah fitnah reda Imam Ahmad -rahimahullah- menjadi imam para ahli ilmu dizamannya.
Tak ketinggalan Imam Ibnul Jauzy, dalam kesendiriannya itu ia berhasil mnguasai qiroah sab'ah.
Hal ini seperti memberi penegasan lain pada kita bahwa kesendirian itu bukan duka maupun kesedihan. Bahkan bagi orang-orang besar, kesendirian bisa menjadi lebih bermakna dari kebersamaan. Kesendirian bagi mereka, justru membawa pada kematangan jiwa hingga mereka berhasil mengurai rantai prestasi demi prestasi besar dalam hidupnya. Sebab mereka yakin bahwa dalam sepi ada Dzat yang takkan membiarkan mereka, yang selalu mendengar munajat mereka, yang tak pernah tidur atau lengah sedikitpun dari mengurusi hamba-hamba-Nya. Itulah mengapa kesendiria mereka menjadi berarti. Dan
itulah makna kesendirian yang terkandung dalam pesan Ibnu Mas' ud -radhiallahu anhu- "Engkau adalah jamaah sekalipun engkau sendirir" atau dalam ungkapan Ibnu Taimiyah saat ia berada di balik jeruji penjara,
“Sesungguhnya aku menunggu saat-saat seperti ini, karena di dalamnya terdapat kebaikan besar.”
Pada kesempatan yang lain dia berkata: "Seorang hamba membutuhkan kesendirian dalam ibadahnya, tafakurnya,dzikirnya & muhasabahnya".
Bagi yang masih sendiri tak perlu bersedih... Sebab ada makna lain dari kesendiriran seorang mukmin.
____________________________
Masjid Al-Barkah
Bumi Cileungsi 17-08-1435 H
Bila kita membaca sejarah Rasulullah shallahu alaihi wasallam, kita akan jumpai bahwa manusia teragung itu adalah orang yang paling banyak mengalami fase kesendirian dalam hidupnya. Sejak kesendirian ditinggal sang ayah, lalu ibunya, lalu ditinggal mati kakeknya, ditinggal mati istrinya, hingga kesendirian ditinggalkan kaumnya.
Pada hakikatnya kesendirian bukan duka atau kesusahan, ia adalah suasana lain dari keunikan dan keistimewaan yang dimiliki seseorang.
Sejarah banyak mencatat kesendirian orang-orang besar. Seperti kesendirian Hajar ibunda Ismail alaihissalam ditengah sahara, kesendirian Yusuf alaihissalam saat dilempar ke dalam sumur, kesendirian Maryam saat mngandung bayi Isa alaihissalam, kesendirian Imam Ahmad di hari-hari fitnah,
Juga kesendirian Ibnu Jauzy di dalam penjara dan masih banyak lagi.
Namun lihatlah buah dari kesendirian itu.
Dari Hajar Allah menciptakan bangsa yang besar.
Dari gelapnya sumur nabi Yusuf di angkat menjadi mentri urusan pangan di Mesir.
Kepada bunda Maryam Allah menganugrahinya kedudukan yang tinggi di surga.
Setelah fitnah reda Imam Ahmad -rahimahullah- menjadi imam para ahli ilmu dizamannya.
Tak ketinggalan Imam Ibnul Jauzy, dalam kesendiriannya itu ia berhasil mnguasai qiroah sab'ah.
Hal ini seperti memberi penegasan lain pada kita bahwa kesendirian itu bukan duka maupun kesedihan. Bahkan bagi orang-orang besar, kesendirian bisa menjadi lebih bermakna dari kebersamaan. Kesendirian bagi mereka, justru membawa pada kematangan jiwa hingga mereka berhasil mengurai rantai prestasi demi prestasi besar dalam hidupnya. Sebab mereka yakin bahwa dalam sepi ada Dzat yang takkan membiarkan mereka, yang selalu mendengar munajat mereka, yang tak pernah tidur atau lengah sedikitpun dari mengurusi hamba-hamba-Nya. Itulah mengapa kesendiria mereka menjadi berarti. Dan
itulah makna kesendirian yang terkandung dalam pesan Ibnu Mas' ud -radhiallahu anhu- "Engkau adalah jamaah sekalipun engkau sendirir" atau dalam ungkapan Ibnu Taimiyah saat ia berada di balik jeruji penjara,
“Sesungguhnya aku menunggu saat-saat seperti ini, karena di dalamnya terdapat kebaikan besar.”
Pada kesempatan yang lain dia berkata: "Seorang hamba membutuhkan kesendirian dalam ibadahnya, tafakurnya,dzikirnya & muhasabahnya".
Bagi yang masih sendiri tak perlu bersedih... Sebab ada makna lain dari kesendiriran seorang mukmin.
____________________________
Masjid Al-Barkah
Bumi Cileungsi 17-08-1435 H
-KADO DARIKU-
(Catatan seorang akhwat untuk saudarinya)
Kabar bahagia itu datang darimu teman.
Bagaimana rasanya telah menjadi seorang istri?
Apakah aku terlalu cepat menanyakan hal itu?
Bagaimana rasanya mendengar suara lantang dari pujaan hati saat ia mengucapkan ijab qabul? (Hanya ingin tahu. Terlebih lagi aku sangat penasaran).
Maaf teman bila kado ini terlalu sederhana. Hanya berupa tulisan, oh tidak, ini hanya coretan bahagia dariku untukmu. Tak mengapa kan?
Ku pikir, bahagiamu ini tak bisa dibeli dengan uang terlebih dengan barang-barang mewah. Abadikan kebahagiaanmu.... dan ku pikir tulisan ini mampu mengabadikan rasa bahagiaku mendengar kabar baik darimu.
Kau hebat teman, dua gelar kau dapatkan tahun ini. Gelar sarjanamu dan gelarmu menjadi istri. ''Ahh kamu, bikin iri saja''.
Ku ucapkan selamat, kau telah memasuki satu lingkungan baru. Lingkungan yang akan menuntutmu untuk menjadi istri terbaik. Terlebih untuk menjadi istri shalehah.
Teman, maukah kau kubisiki sesuatu untukmu? Kemarilah. Mendekatlah. Dan dengarkan baik-baik.
Aku bukan seorang yang tahu banyak hal. Aku sama seperti dirimu. Dan bisa jadi yang akan aku sampaikan ini telah kau ketahui.
Temanku, kau meninggalkan kedua orangtuamu, untuk orang asing itu.
Kau telah memilih untuk menghabiskan hidup bersama orang asing itu, daripada bersama kedua orangtuamu.
Kau akan lebih mencintai orang asing itu, daripada kedua orangtuamu.
Kau akan mematuhi segala perkataan (baik) orang asing itu, dibanding kedua orangtuamu sendiri.
Kau akan menjadikan orang asing itu adalah seseorang yang sangat spesial di hatimu melebihi kedua orangtua.
Kau meninggalkan lingkungan tempat kau dibesarkan, pergi bersama dengan orang asing itu untuk memasuki lingkungan baru.
Dan kepada orang asing itulah, Surga dan Nerakamu. Bukan lagi kepada kedua orangtuamu.
Benar teman, orang asing itu adalah Suamimu.
Suamimu,
Perlakukanlah ia dengan baik.
Patuhilah, selagi perkataannya itu adalah baik untuk agamamu,
Berhiaslah, berdandanlah yang terbaik dihadapannya. Kalau perlu, jangan sampai bau busuk dirimu tercium olehnya. Jangan tampakkan kegembiraan didepannya selagi ia bersedih. Jangan pula tampakkan kesedihan dihadapannya selagi ia bahagia. Tersenyumlah menyambut kedatangannya saat ia pulang dan sekalah peluh lelahnya.
Suaramu, jangan sesekali lebih tinggi dari suaranya.
Kau jagalah hartanya.
Jagalah pula rumahnya, jika ia sedang bepergiaan.
Jadilah ibu yang baik untuk anak-anaknya. Jadilah sekolah pertama yang baik untuk anak-anaknya.
Dan yang terpenting, jangan pernah kau menceritakan kelebihan perempuan lain dihadapan suamimu.
Laki-laki mudah tergoda. Tak inginkan, suami mu tergoda oleh perempuan lain hanya karena mendengarkan kelebihan perempuan itu dari dirimu sendiri?
Lebih lagi, kalian berdua adalah dua kepribadian yang berbeda. Mempunyai dua prinsip yang berbeda pula. Sudut pandang yang berbeda. Pemikiran yang berbeda. Karena perbedaan itu, kalian disatukan untuk menyatukan perbedaan yang ada.
Teman, akan kau temukan berbagai hal yang belum kau ketahui pada diri suami mu. Jangan jadikan itu sebuah pertengkaran hebat dalam rumahtangga mu. Ketidakcocokan? Bukankah kalian berdua adalah beda? Satukan ketidakcocokan itu.
Pertengkaran kecil tak mengapa. Bukankah dalam masakan harus ada bumbunya? Pertengkaran kecil adalah bumbu dalam cinta.
Tidak teman, aku hanya sekedar tahu. Sedikit mengetahui dari kisah teladan para shahabiyah memperlakukan suami-nya-, aku hanya mengetahui sedikit dari yang diajarkan agama kepadaku. Kau tahu kan, aku belum menikah? Aku pun belum melalui fase yang kusebutkan tadi. "semoga aku pun bisa secepatnya menyempurkan agama''.
Teman, hanya ini kado dariku. Tak terlalu mewah. Semoga saja kau menyukainya.
Baarakallahu laka wa baraka 'alaika wa jama'a bainakuma fii khair.
(Gorontalo, 26 Mei 2014)
(Catatan seorang akhwat untuk saudarinya)
Kabar bahagia itu datang darimu teman.
Bagaimana rasanya telah menjadi seorang istri?
Apakah aku terlalu cepat menanyakan hal itu?
Bagaimana rasanya mendengar suara lantang dari pujaan hati saat ia mengucapkan ijab qabul? (Hanya ingin tahu. Terlebih lagi aku sangat penasaran).
Maaf teman bila kado ini terlalu sederhana. Hanya berupa tulisan, oh tidak, ini hanya coretan bahagia dariku untukmu. Tak mengapa kan?
Ku pikir, bahagiamu ini tak bisa dibeli dengan uang terlebih dengan barang-barang mewah. Abadikan kebahagiaanmu.... dan ku pikir tulisan ini mampu mengabadikan rasa bahagiaku mendengar kabar baik darimu.
Kau hebat teman, dua gelar kau dapatkan tahun ini. Gelar sarjanamu dan gelarmu menjadi istri. ''Ahh kamu, bikin iri saja''.
Ku ucapkan selamat, kau telah memasuki satu lingkungan baru. Lingkungan yang akan menuntutmu untuk menjadi istri terbaik. Terlebih untuk menjadi istri shalehah.
Teman, maukah kau kubisiki sesuatu untukmu? Kemarilah. Mendekatlah. Dan dengarkan baik-baik.
Aku bukan seorang yang tahu banyak hal. Aku sama seperti dirimu. Dan bisa jadi yang akan aku sampaikan ini telah kau ketahui.
Temanku, kau meninggalkan kedua orangtuamu, untuk orang asing itu.
Kau telah memilih untuk menghabiskan hidup bersama orang asing itu, daripada bersama kedua orangtuamu.
Kau akan lebih mencintai orang asing itu, daripada kedua orangtuamu.
Kau akan mematuhi segala perkataan (baik) orang asing itu, dibanding kedua orangtuamu sendiri.
Kau akan menjadikan orang asing itu adalah seseorang yang sangat spesial di hatimu melebihi kedua orangtua.
Kau meninggalkan lingkungan tempat kau dibesarkan, pergi bersama dengan orang asing itu untuk memasuki lingkungan baru.
Dan kepada orang asing itulah, Surga dan Nerakamu. Bukan lagi kepada kedua orangtuamu.
Benar teman, orang asing itu adalah Suamimu.
Suamimu,
Perlakukanlah ia dengan baik.
Patuhilah, selagi perkataannya itu adalah baik untuk agamamu,
Berhiaslah, berdandanlah yang terbaik dihadapannya. Kalau perlu, jangan sampai bau busuk dirimu tercium olehnya. Jangan tampakkan kegembiraan didepannya selagi ia bersedih. Jangan pula tampakkan kesedihan dihadapannya selagi ia bahagia. Tersenyumlah menyambut kedatangannya saat ia pulang dan sekalah peluh lelahnya.
Suaramu, jangan sesekali lebih tinggi dari suaranya.
Kau jagalah hartanya.
Jagalah pula rumahnya, jika ia sedang bepergiaan.
Jadilah ibu yang baik untuk anak-anaknya. Jadilah sekolah pertama yang baik untuk anak-anaknya.
Dan yang terpenting, jangan pernah kau menceritakan kelebihan perempuan lain dihadapan suamimu.
Laki-laki mudah tergoda. Tak inginkan, suami mu tergoda oleh perempuan lain hanya karena mendengarkan kelebihan perempuan itu dari dirimu sendiri?
Lebih lagi, kalian berdua adalah dua kepribadian yang berbeda. Mempunyai dua prinsip yang berbeda pula. Sudut pandang yang berbeda. Pemikiran yang berbeda. Karena perbedaan itu, kalian disatukan untuk menyatukan perbedaan yang ada.
Teman, akan kau temukan berbagai hal yang belum kau ketahui pada diri suami mu. Jangan jadikan itu sebuah pertengkaran hebat dalam rumahtangga mu. Ketidakcocokan? Bukankah kalian berdua adalah beda? Satukan ketidakcocokan itu.
Pertengkaran kecil tak mengapa. Bukankah dalam masakan harus ada bumbunya? Pertengkaran kecil adalah bumbu dalam cinta.
Tidak teman, aku hanya sekedar tahu. Sedikit mengetahui dari kisah teladan para shahabiyah memperlakukan suami-nya-, aku hanya mengetahui sedikit dari yang diajarkan agama kepadaku. Kau tahu kan, aku belum menikah? Aku pun belum melalui fase yang kusebutkan tadi. "semoga aku pun bisa secepatnya menyempurkan agama''.
Teman, hanya ini kado dariku. Tak terlalu mewah. Semoga saja kau menyukainya.
Baarakallahu laka wa baraka 'alaika wa jama'a bainakuma fii khair.
(Gorontalo, 26 Mei 2014)
206. MAAFKANLAH
Abu Darda radhiyallahu anhu pernah ditanya:
Siapakah orang yang paling mulia?
Beliau menjawab:
Mereka itu adalah orang-orang yang mau memaafkan padahal mereka mampu (membalas).
Maka berilah maaf niscaya Allah Ta'ala akan memuliakan kalian
[Nihayatul Arb fi Fununil Adab (6/ 58)]
______________________________ ________
سئل أبو الدرداء :
مَن أعزُّ الناس ؟
فقال رضي الله عنه :
الذين يعفون إذا قدروا.
فاعفوا.. يعزكم الله تعالى.
[ نهاية الأرب في فنون الأدب (6/58) ]
___________________
Salemba 16-08-1435 H
Abu Darda radhiyallahu anhu pernah ditanya:
Siapakah orang yang paling mulia?
Beliau menjawab:
Mereka itu adalah orang-orang yang mau memaafkan padahal mereka mampu (membalas).
Maka berilah maaf niscaya Allah Ta'ala akan memuliakan kalian
[Nihayatul Arb fi Fununil Adab (6/ 58)]
______________________________
سئل أبو الدرداء :
مَن أعزُّ الناس ؟
فقال رضي الله عنه :
الذين يعفون إذا قدروا.
فاعفوا.. يعزكم الله تعالى.
[ نهاية الأرب في فنون الأدب (6/58) ]
___________________
Salemba 16-08-1435 H
206. CATATAN PINGGIR
Mengejar rehat di dunia bagai mengejar fatamorgana, semakin kita mendekatinya semakin dia menjauh, dan kita takkan bisa menggapainya kecuali di surga. Maka tinggalkan rehat dunia itu lalu berlarilah mengejar surga.
____________________
JKT 16-08-1435 H
Mengejar rehat di dunia bagai mengejar fatamorgana, semakin kita mendekatinya semakin dia menjauh, dan kita takkan bisa menggapainya kecuali di surga. Maka tinggalkan rehat dunia itu lalu berlarilah mengejar surga.
____________________
JKT 16-08-1435 H
207. CATATAN PINGGIR 04
《Bersuka citalah》
Saat kita membaca Al-Qur'an kita akan mendapati beberapa ayat yang secara khusus memberi kabar suka cita kepada orang-orang yang beriman. Contohnya pada firman Allah yang artinya:
“Sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kamu sekalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikan kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah:155)
Kabar suka cita itu akan terus dikumandangkan selama Al-Qur'an masih terus dibaca hingga hari kiamat. Semua itu setidaknya menjadi penguat bagi setiap hamba dalam menghadapi pahit getirnya kehidupan.
Dia seperti mengilhamkan keimanan pada jiwa-jiwa yang mulai letih dan berpeluh bahwa Dzat yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari sanggup membuatnya bahagia dalam hitungan kurang dari sedetik.
Allah berfirman:
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia.
(QS: Yasin: 82)
Kita hanya perlu bersabar dalam menjalani takdir terbaik kita.
Bukankah bila malam semakin larut pertanda fajar akan segera tiba.?
____________________
Gorontalo 17-08-1435 H
《Bersuka citalah》
Saat kita membaca Al-Qur'an kita akan mendapati beberapa ayat yang secara khusus memberi kabar suka cita kepada orang-orang yang beriman. Contohnya pada firman Allah yang artinya:
“Sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kamu sekalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikan kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah:155)
Kabar suka cita itu akan terus dikumandangkan selama Al-Qur'an masih terus dibaca hingga hari kiamat. Semua itu setidaknya menjadi penguat bagi setiap hamba dalam menghadapi pahit getirnya kehidupan.
Dia seperti mengilhamkan keimanan pada jiwa-jiwa yang mulai letih dan berpeluh bahwa Dzat yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari sanggup membuatnya bahagia dalam hitungan kurang dari sedetik.
Allah berfirman:
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia.
(QS: Yasin: 82)
Kita hanya perlu bersabar dalam menjalani takdir terbaik kita.
Bukankah bila malam semakin larut pertanda fajar akan segera tiba.?
____________________
Gorontalo 17-08-1435 H
000. JANGAN SIA-SIAKAN PAHALAMU
( Petuah dari Syaikh Ibrahim ar-Ruhaili hafidzohullah)
" Orang-orang begitu berat untuk bersedekah kepada fakir miskin. Karena ia menyadari bahwa harta yang ia miliki didapat dengan susah payah.
Namun amat mengherankan... ada orang yang begitu dermawan dalam masalah pahala. Bukankah pahala itu juga diperoleh dg susah payah.?!
Kenapa ia tidak berfikir sebagaimana fikirannya terhadap harta..?!!
Bukankah pahala lebih layak untuk dijaga ?!
Sebagian orang mendermakan pahalanya dengan cuma2 tanpa ia sadari, dengan mengghibahi fulan, mendzolimi 'allan, merampas hak fulan. Di saat sedikit pahala amat berharga di akhirat kelak untuk memberatkan timbangan amal.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“ Tahukah kamu siapakah orang yang merugi itu (muflis)? Orang muflish adalah orang yang datang pada hari pembalasan dengan sholat, zakat, puasa dan haji sedangkan dia gegabah menghujat orang lain, menfitnah orang lain, menggunakan harta orang lain tanpa hak dan menumpahkan darah kaum muslimin serta memukulnya, maka kebajikannya akan terhitung sebagai ganjaran (orang yang didhaliminya), dan dosa-dosanya akan ditanggungnya dan dia akan dilempar ke dalam api neraka.” (HR. Muslim (6251)) ."
(Catatan Ahmad El-Anshari pada kajian beliau di masjid nabawi saat menjelaskan kitab at-tauhid. Hal yang senada juga pernah disampaikan beliau dalam beberapa majelis. Semoga Allah senantiasa menjaga syaikh -hafidzahullah- )
____________________________
Bumi Gorontalo 18-08-1435 H
( Petuah dari Syaikh Ibrahim ar-Ruhaili hafidzohullah)
" Orang-orang begitu berat untuk bersedekah kepada fakir miskin. Karena ia menyadari bahwa harta yang ia miliki didapat dengan susah payah.
Namun amat mengherankan... ada orang yang begitu dermawan dalam masalah pahala. Bukankah pahala itu juga diperoleh dg susah payah.?!
Kenapa ia tidak berfikir sebagaimana fikirannya terhadap harta..?!!
Bukankah pahala lebih layak untuk dijaga ?!
Sebagian orang mendermakan pahalanya dengan cuma2 tanpa ia sadari, dengan mengghibahi fulan, mendzolimi 'allan, merampas hak fulan. Di saat sedikit pahala amat berharga di akhirat kelak untuk memberatkan timbangan amal.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“ Tahukah kamu siapakah orang yang merugi itu (muflis)? Orang muflish adalah orang yang datang pada hari pembalasan dengan sholat, zakat, puasa dan haji sedangkan dia gegabah menghujat orang lain, menfitnah orang lain, menggunakan harta orang lain tanpa hak dan menumpahkan darah kaum muslimin serta memukulnya, maka kebajikannya akan terhitung sebagai ganjaran (orang yang didhaliminya), dan dosa-dosanya akan ditanggungnya dan dia akan dilempar ke dalam api neraka.” (HR. Muslim (6251)) ."
(Catatan Ahmad El-Anshari pada kajian beliau di masjid nabawi saat menjelaskan kitab at-tauhid. Hal yang senada juga pernah disampaikan beliau dalam beberapa majelis. Semoga Allah senantiasa menjaga syaikh -hafidzahullah- )
____________________________
Bumi Gorontalo 18-08-1435 H
209. ULAMA MENJAWAB
Pertanyaan:
Adakah dalil tentang merubah tempat setelah shalat
fardhu untuk melaksanakan sunnah?
Jawaban:
Iya, sebagaimana atsar yang diriwayatkan oleh
Mu'awiyah -Radhiyallahu 'anhu- beliau berkata:
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ -ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﺃَﻣَﺮَﻧَﺎ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺗُﻮْﺻَﻞَ ﺻَﻼَﺓٌ
ﺑِﺼَﻼَﺓٍ ﺣَﺘَّﻰ ﻧَﺘَﻜَﻠَّﻢَ ﺃَﻭْ ﻧَﺨْﺮُﺝ
"Sesungguhnya Nabi -Shallallahu 'alaihi wasallam-
telah memerintahkan kami agar tidak menyambung
suatu shalat dengan shalat lainnya hingga kami
berbicara, atau keluar"
Para ulama menyimpulkan bahwa memisahkan
antara shalat fardhu dan sunnah (rawatib) adalah
suatu hal yang perlu, entah dengan berbincang,
ataupun berpindah dari tempatnya.
-Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin -Rahimahullah-
Via al-akh. Ahmad Wildan Binseff -hafidzahullah-
________
_____
___
Pertanyaan:
Adakah dalil tentang merubah tempat setelah shalat
fardhu untuk melaksanakan sunnah?
Jawaban:
Iya, sebagaimana atsar yang diriwayatkan oleh
Mu'awiyah -Radhiyallahu 'anhu- beliau berkata:
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲَّ -ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﺃَﻣَﺮَﻧَﺎ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺗُﻮْﺻَﻞَ ﺻَﻼَﺓٌ
ﺑِﺼَﻼَﺓٍ ﺣَﺘَّﻰ ﻧَﺘَﻜَﻠَّﻢَ ﺃَﻭْ ﻧَﺨْﺮُﺝ
"Sesungguhnya Nabi -Shallallahu 'alaihi wasallam-
telah memerintahkan kami agar tidak menyambung
suatu shalat dengan shalat lainnya hingga kami
berbicara, atau keluar"
Para ulama menyimpulkan bahwa memisahkan
antara shalat fardhu dan sunnah (rawatib) adalah
suatu hal yang perlu, entah dengan berbincang,
ataupun berpindah dari tempatnya.
-Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin -Rahimahullah-
Via al-akh. Ahmad Wildan Binseff -hafidzahullah-
________
_____
___
Tak perlu mengkhawatirkan keruhnya
sungai bila sumbernya memang bersih.
211. SEMU
Iya, tak lebih dari seorang pemanah yang hendak membidik rembulan. Tapi yang jelas jalannya awan takkan pernah terganggu oleh gonggongan anjing.
Ingat..! Daging ulama itu beracun....
Iya, tak lebih dari seorang pemanah yang hendak membidik rembulan. Tapi yang jelas jalannya awan takkan pernah terganggu oleh gonggongan anjing.
Ingat..! Daging ulama itu beracun....
SEKALI LAGI.....
Nasehat Menjelang Musim Ketaatan (Ramadhan)
Syaikh Muhammad bin Muhammad Mukhtar As-Syinqity, hafidzahullah, ditanya:
"Wahai syaikh.. Dengan amalan apa anda menasehati saya untuk menyongsong datangnya musim ketaatan...?
Syaikh menjawab:
"Sebaik-baik amalan yang dilakukan dalam menyongsong datangnya musim ketaatan adalah memperbanyak istighfar. Sebab dosa akan menghalangi seseorang dari taufiq Allah (untuk melakukan ketaatan)."
Tidaklah hati seorang hamba selalu beristigfar melainkan akan disucikan.
** Bila ia lemah, maka akan dikuatkan
** Bila ia sakit, maka akan disembuhkan
** Bila ia diuji, maka ujian itu akan diangkat darinya.
** Bila ia kalut, maka akan diberi petunjuk
** Dan bila ia galau, maka akan diberi ketenangan.
Istigfar merupakan benteng pengaman yang tersisa bagi kita (dari adzab Allah) sepeninggal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Ibnu katsir, rahimahullah, berkata:
"Barangsiapa yang menghiasi dirinya dengan amalan ini, yaitu memperbanyak istighfar, maka Allah akan mempermudah rezekinya, memudahkan urusannya dan menjaga kekuatan jiwa dan raganya"
Maka apa lagi yang kau tunggu ...?
(Perbanyaklah istighfar ...)
Ibnul Qayyim, rahimahullah, mengatakan:
"Bila engkau ingin berdo'a dan waktu begitu sempit, sementara dadamu dipenuhi oleh kebutuhan (hajat) yang begitu banyak, maka jadikan seluruh isi do'amu berupa permohonan agar Allah memaafkanmu. Karena bila Dia memaafkanmu, maka semua keperluanmu akan dipenuhi oleh-Nya tanpa engkau memintanya."
Yaa Allah ... Sesungguhnya engkau Maha pemaaf, mencintai kemaafan, maka ampunilah Aku (*)
NB:
Lafadz do'a diatas:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
"Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu 'anni"
Diterjemahkan oleh: ACT El-Gharantaly.
Nasehat Menjelang Musim Ketaatan (Ramadhan)
Syaikh Muhammad bin Muhammad Mukhtar As-Syinqity, hafidzahullah, ditanya:
"Wahai syaikh.. Dengan amalan apa anda menasehati saya untuk menyongsong datangnya musim ketaatan...?
Syaikh menjawab:
"Sebaik-baik amalan yang dilakukan dalam menyongsong datangnya musim ketaatan adalah memperbanyak istighfar. Sebab dosa akan menghalangi seseorang dari taufiq Allah (untuk melakukan ketaatan)."
Tidaklah hati seorang hamba selalu beristigfar melainkan akan disucikan.
** Bila ia lemah, maka akan dikuatkan
** Bila ia sakit, maka akan disembuhkan
** Bila ia diuji, maka ujian itu akan diangkat darinya.
** Bila ia kalut, maka akan diberi petunjuk
** Dan bila ia galau, maka akan diberi ketenangan.
Istigfar merupakan benteng pengaman yang tersisa bagi kita (dari adzab Allah) sepeninggal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Ibnu katsir, rahimahullah, berkata:
"Barangsiapa yang menghiasi dirinya dengan amalan ini, yaitu memperbanyak istighfar, maka Allah akan mempermudah rezekinya, memudahkan urusannya dan menjaga kekuatan jiwa dan raganya"
Maka apa lagi yang kau tunggu ...?
(Perbanyaklah istighfar ...)
Ibnul Qayyim, rahimahullah, mengatakan:
"Bila engkau ingin berdo'a dan waktu begitu sempit, sementara dadamu dipenuhi oleh kebutuhan (hajat) yang begitu banyak, maka jadikan seluruh isi do'amu berupa permohonan agar Allah memaafkanmu. Karena bila Dia memaafkanmu, maka semua keperluanmu akan dipenuhi oleh-Nya tanpa engkau memintanya."
Yaa Allah ... Sesungguhnya engkau Maha pemaaf, mencintai kemaafan, maka ampunilah Aku (*)
NB:
Lafadz do'a diatas:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
"Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu 'anni"
Diterjemahkan oleh: ACT El-Gharantaly.
212. BILA SAATNYA NANTI
Datangnya terang dan perginya gelap itulah yang kita harapkan.
Dan bila hari itu datang maka mereka yang suka berterang-terang dalam gelap dan bergelap-gelap dalam terang akan hilang tak berjejak.
Allah berfirman dalam al Quran yang artinya:
"Katakanlah : Telah datang yang haq (kebenaran) dan telah lenyap yang batil atau yang palsu. Sesungguhnya yang batil itu pasti lenyap."
(Al Israa' 81)
______________________
Kota Raya Sulteng 24-08-1435 H
Datangnya terang dan perginya gelap itulah yang kita harapkan.
Dan bila hari itu datang maka mereka yang suka berterang-terang dalam gelap dan bergelap-gelap dalam terang akan hilang tak berjejak.
Allah berfirman dalam al Quran yang artinya:
"Katakanlah : Telah datang yang haq (kebenaran) dan telah lenyap yang batil atau yang palsu. Sesungguhnya yang batil itu pasti lenyap."
(Al Israa' 81)
______________________
Kota Raya Sulteng 24-08-1435 H
“Dulu berbagai cara ditempuh oleh
pahlawan negeri ini untuk tidak membiarkan bendera kompeni belanda berkibar di
bumi pertiwi.
Namun hari ini.... bendera itu berkibar bebas bukan oleh penjajah, tapi oleh anak bangsa sendiri.”
Namun hari ini.... bendera itu berkibar bebas bukan oleh penjajah, tapi oleh anak bangsa sendiri.”
214. BERAKHLAK SEBELUM BERILMU.
Satu hal yang harus menjadi fokus perhatian seorang penuntut ilmu, yaitu soal kebagusan akhlak. Sejak dulu para ulama sangat memperhatikan hal ini, bahkan seluruh dakwah Rasulullah juga bermuara pada pembentukan akhlak dan pengembangan nilai estetika. Makna ini tersurat dalam sabda beliau shallallahu alaihi wasallam yang artinya:
"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak,”(HR. Ahmad).
Beliau juga bersabda :
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلاَ اللَّعَّانِ وَلاَ الْفَاحِشِ وَلاَ الْبَذِىءِ (رواه الترمذي ).
Seorang mukmin bukanlah seorang pengumpat, pengutuk, yang berkata keji dan berkata kotor (HR. Tirmudzi ).
Dalam hadits yang lain Allah mengolongkan manusia yang tidak berakhlak dalam golongan manusia yang paling jelek di hadapan-Nya
”Sesungguhnya manusia paling jelek di sisi Allah pada hari kiamat adalah seseorang yang ditinggalkan orang lain karena menghindari kejelekannya,”(HR. Bukhari).
Sebaliknya orang paling dicintai oleh Rasulullah adalah yang paling orang yang paling baik akhlaknya. Beliau bersabda: "Orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat nanti adalah orang yang paling baik akhlaknya,”(HR. At-Tirmidzi).
Logikanya, bila fiqih memberi batasan legalitas, maka akhlak dan moralitas memberi bobot yang luar biasa pada seni keindahan dalam hidup. Tak hanya sekedar batasan wajib yang sah dan legal, tapi ada pesona akhlak dan sunnah yang mempercantik dan membuatnya lebih berwarna. Seperti itulah ajaran agama yang hanif ini.
Lebih jauh Imam Ibnul Mubaarak -rahimahullah- mengisyaratkan urgensi adab dalam ucapannya yang masyhur,
"طلبت اﻷدب ثلاثين سنة و طلبت العلم عشرين سنة. وكانوا يطلبون اﻷدب قبل العلم"
[ غاية النهاية في طبقات القراء (1/198) ]
Aku belajar adab selama tiga puluh tahun dan belajar ilmu selama dua puluh tahun. Dahulu, orang-orang belajar adab dulu sebelum belajar ilmu.
[Ghayatun Nihayah fi Thabaqatil Qurra' (1/ 198)]
Sekali lagi akhlak yang baik adalah perhiasan orang-orang berilmu.
Wallahu a'lam
_______________________
Gorontalo 30-08-1435 H
Satu hal yang harus menjadi fokus perhatian seorang penuntut ilmu, yaitu soal kebagusan akhlak. Sejak dulu para ulama sangat memperhatikan hal ini, bahkan seluruh dakwah Rasulullah juga bermuara pada pembentukan akhlak dan pengembangan nilai estetika. Makna ini tersurat dalam sabda beliau shallallahu alaihi wasallam yang artinya:
"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak,”(HR. Ahmad).
Beliau juga bersabda :
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلاَ اللَّعَّانِ وَلاَ الْفَاحِشِ وَلاَ الْبَذِىءِ (رواه الترمذي ).
Seorang mukmin bukanlah seorang pengumpat, pengutuk, yang berkata keji dan berkata kotor (HR. Tirmudzi ).
Dalam hadits yang lain Allah mengolongkan manusia yang tidak berakhlak dalam golongan manusia yang paling jelek di hadapan-Nya
”Sesungguhnya manusia paling jelek di sisi Allah pada hari kiamat adalah seseorang yang ditinggalkan orang lain karena menghindari kejelekannya,”(HR. Bukhari).
Sebaliknya orang paling dicintai oleh Rasulullah adalah yang paling orang yang paling baik akhlaknya. Beliau bersabda: "Orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat nanti adalah orang yang paling baik akhlaknya,”(HR. At-Tirmidzi).
Logikanya, bila fiqih memberi batasan legalitas, maka akhlak dan moralitas memberi bobot yang luar biasa pada seni keindahan dalam hidup. Tak hanya sekedar batasan wajib yang sah dan legal, tapi ada pesona akhlak dan sunnah yang mempercantik dan membuatnya lebih berwarna. Seperti itulah ajaran agama yang hanif ini.
Lebih jauh Imam Ibnul Mubaarak -rahimahullah- mengisyaratkan urgensi adab dalam ucapannya yang masyhur,
"طلبت اﻷدب ثلاثين سنة و طلبت العلم عشرين سنة. وكانوا يطلبون اﻷدب قبل العلم"
[ غاية النهاية في طبقات القراء (1/198) ]
Aku belajar adab selama tiga puluh tahun dan belajar ilmu selama dua puluh tahun. Dahulu, orang-orang belajar adab dulu sebelum belajar ilmu.
[Ghayatun Nihayah fi Thabaqatil Qurra' (1/ 198)]
Sekali lagi akhlak yang baik adalah perhiasan orang-orang berilmu.
Wallahu a'lam
_______________________
Gorontalo 30-08-1435 H