Dienstag, 7. Oktober 2014

FIQIH DUA GERHANA

Ummul Mukmini Aisyah radhiallahu anha mengisahkan, "Pada masa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah terjadi gerhana matahari. Saat itu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melakukan salat gerhana, beliau berdiri sangat lama dan rukuk sangat lama, lalu mengangkat kepala dan berdiri lama, tapi tidak seperti lamanya berdiri kali pertama. Kemudian beliau rukuk lama, tapi tidak seperti lamanya rukuk pada kali pertama. Selanjutnya beliau sujud. Kemudian berdiri lama, namun tidak seperti lamanya berdiri pada kali pertama, rukuk beliau cukup lama, namun tidak selama rukuk pertama, beliau mengangkat kepala, lalu berdiri lama, tapi tidak seperti lamanya berdiri pada kali pertama, lalu beliau rukuk cukup lama, tapi tidak seperti lamanya rukuk pada kali pertama, lalu sujud dan selesai. Ketika salat usai matahari sudah nampak sempurna kembali. Beliau berkhutbah di hadapan kaum muslimin, memuji Allah dan menyanjung-Nya, seraya bersabda: Sesungguhnya matahari dan rembulan itu termasuk tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya mengalami gerhana bukan karena kematian atau kelahiran seseorang. Oleh sebab itu, jika kalian melihat keduanya gerhana, maka bertakbirlah, berdoalah kepada Allah, kerjakanlah salat dan bersedekahlah! Hai umat Muhammad, tidak seorang pun lebih cemburu daripada Allah, bila hambanya, lelaki maupun perempuan, berbuat zina. Hai umat Muhammad, demi Allah, seandainya kalian tahu apa yang kuketahui, tentu kalian akan banyak menangis dan sedikit tertawa. Ingatlah! Bukankah aku telah menyampaikan. (HR.Muslim No.1499)

Sholat gerhana:

1. Sholat dua gerhana merupakan sunnah muakkadah

2. Pelaksanaannya dilakukan secara berjamaah di masjid

3. Tak ada adzan khusus untuk dua sholat ini, namun dianjurkan bagi bilal untuk menyeru kaum muslimin dengan seruan:

ASSHALATU JAMIA'AH

Hal ini didasarkan pada hadits yang muttafaq alaihi dari Ibnu Umar -radhiallahu anhu-

4. Sholat gerhana dimulai sejak awal berlangsungnya gerhana hingga gerhana tersebut berakhir. Namun bila sholat gerhana usai sebelum gerhananya berakhir maka tidak apa-apa, hanya saja dianjurkan untuk memperbanyak dzikir dan do'a hingga gerhana tersebut berakhir.

5. Tata cara sholat gerhana
Shalat gerhana dilakukan sebanyak dua rakaat dengan dua kali ruku pada masing-masing rakaat. Setelah takbiratul ihram bacalah iftitah lanjutkan dngan membaca surah Alfatihah. Lalu bacalah surat yang panjang seperti Al Baqarah, Ali Imran, Attaubah dll.
Setelah itu rukuklah dengan rukuk yang panjang. Sebab Aisyah Radhiyallahu ‘Anhu mengatakan ,”Belum pernah aku sujud dan ruku` yang lebih panjang dari ini.” (HR. Muttafaqun alaihi). Kemudian bangkitalah dari ruku' lalu bacalah surat Al-Fatihah, setelah itu lanjutkan dengan membaca surat yang panjang. Kemudian ruku'lah dengan ruku yang panjang, lalu bangkitlah untuk melakukan i'tidal. Kemudian sujudlah dengan dua sujud yang panjang. Lakukan tata cara diatas pada rakaat selanjutnya.

Apakah ada bacaan khusus dalam rukuk dan sujud yang panjang tersebut. .?
Jawabannya tidak ada, hanya saja dianjurkan untuk memperbanyak tasbih pada kedua ruku' dan sujud tersebut.
Bila sholat telah ditunaikan, hendaknya sang imam menyampaikan khutbah yang berisi peringatan tentang kebesaran Allah, menyeru manusia untuk memperbanyak do'a, bersedekah dan istigfar. Hal ini berdasarkan hadits Ummul Mukminin yang telah kami sebutkan di atas.

Catatan:
1. Saat terjadi gerhana sebagian kaum muslimin disibukkan dengan mengabadikan peristiwa tersebut dan lalai dari mengingat Allah. Tentunya ini tidak seharusnya terjadi. Walaupun tidak ada larang untuk mengabadikan peristiwa gerhana, akan tetapi mendahulukan petunjuk nabawi ketimbang aktifitas tersebut jauh lebih utama.
2. Ada sebagian masyarakat yang percaya bahwa gerhana terjadi karena bulan ditelan oleh raksasa sehingga mereka perlu membunyikkan kentongan atau apa saja agar bulan tersebut dimuntahkan kembali oleh sang raksasa. Tentunya ini merupakan keyakinan bathil yang dapat merusak aqidah seorang muslim.
Sebagai muslim yang diberi pemahaman, maka sudah menjadi kewajiban kita untuk mengingatkan mereka yang masih mempercayai keyakinan khurafat tersebut.

Semoga Allah meneguhkan langkah kita diatas hidayah.
Wallahu a'lam
____________________
Bumi Allah 13 Dzulhijjah 1435 H
ACT El-Gharantaly

0 Kommentare:

Kommentar veröffentlichen