Dienstag, 28. April 2015

SEKEDAR PIKIRAN BANDING

Tidak semua yang kita tahu harus diketahui orang lain.
Iya, tentunya kita masih ingat perintah Rasulullah kepada Mu'adz -radhiallahu anhu- untuk tidak menyampaikan kepada manusia soal hadiitsul huquuq.
Dari sini para ulama menyimpulkan bahwa ada sebagian ilmu yg memang perlu ditunda penyampaiannya kepada objek dakwah karena alasan maslahat tertentu.
Ada baiknya saat menuliskan status yg mengandung muatan masaalah serta isu yang berhubungan dengan person atau kelompok tertentu kita harus extra hati-hati.
Sebab tidak semua isu harus ditanggapi... Dan jika memang harus ditanggapi, maka tidak semua harus memberikan tanggapan. Biarkan ahlinya yang menanggapi.

Secara pribada saya turut prihatin dengan sebagian ikhwah yang kadang tergesa-gesa dalam memberikan opini, komentar, atau pernyataan ini dan itu terhadap berbagai isu keummatan tanpa mempertimbangkan maslahat dan mudhorot yg ditimbulkan.
Sebagai contoh:
Ada orang yg sangat bersemangat menjelaskan kesesatan syi'ah, namun secara tak sadar dia telah mempromosikan pemahaman Syi'ah pada masyarakat awam yg samasekali tidak tau menahu apalagi mengerti so'al syi'ah.
Padahal, jika memang tujuannya untuk membentengi umat, mengapa kita tidak mengajari mereka tentang keutamaan Sahabat dan kedudukan Ummahaatul mu'minin atau hak-hak alul bayt secara rinci.
Ada juga yg terlalu semangat dalam menjelaskan ideologi extrimis khawaarij, namun tanpa sadar jatuh dalam perangkap yang sama. Dan juga tanpa sadar, secara langsung atau tidak langsung telah turut memberi andil dalam menyebarkan pemikiran yang serupa. Hal ini bisa dengan menyebutkan kekaguman terhadap tokoh mereka, atau menyebutkan situs-situs mereka yg sebelumnya tidak diketahui mayoritas salafy awam.
Akhirnya kitapun disibukkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang timbul akibat bacaan-bacaan liar itu. Sementara syubhat yg terlihat kecil dimata sebagian kita, bisa jadi terlihat besar dimata salafy awam yg baru ngaji.
Di tempat lain ada yg menghiasi statusnya dengan cacian dan sumpah serapah sebagai wujud penolakan terhadap individu atau kelompok yang sesat. Padahal masaalah melabeli orang dengan kesesatan dan kebid'ahan merupakan persoalan ilmiah.
Walaupun kebencian kita merupakan sesuatu yg fithrawi, tidak berarti kita harus rela kehilangan sikap ilmiah saat merespon berbagai isu tersebut.
Ikhwah fillah...
Perhatikan siapa teman fb-mu...
Mereka mungkin tak sepertimu..
Memperhatikan realitas objek dakwah merupakan qaidah terpenting dalam amar ma'ruf nahi munkar.
Ingat ikhwah fillah..
Ketergesa-gesaan akan membuat kita tampak bodoh dan malu sendiri.
Jangan sampai ketergesa-gesaan kita dalam menanggapi isu ini dan itu menyebabkan orang lain dibuat bingung terhadap agamanya.
Ingat kawan.. di alam facebook.. Anda tidak sendiri.
Saya tidak ingin orang beragama dengan pendapat saya. Jika memang ada yg salah dalam status ini tolong diluruskan, Semoga Allah merahmati orang-orang yg menghadiahkan kepada kami segala aib kami
Terakhir saya kutipkan ucapan Prof. Ibrahim Ar-Ruhaily –hafidzahullah-
"Kebenaran itu hanya butuh penjelasan yang baik.
Dia tak butuh gerak tubuh lebih yang disertai suara keras dan cacian terhadap lawan diskusi.
Bahkan sikap-sikap seperti itu hanya akan membuat orang lain antipati terhadap kebenaran yang kita sampaikan.
Saat diskusi, anda harus sadar kalau tengah berada ditempat yang membutuhkan keilmiahan dan bukan kekuatan fisik.
Imam Syafi'I berkata, "Aku tidak pernah berharap untuk menang dari lawanku saat berdiskusi. Bahkan aku berharap agar kebenaran itu mengalir dalam ucapannya lalu akupun mengikutinya"

(Syaikh Prof. Dr. Ibrahim Ar-Ruhaily hafidzahullah)

ACT El Gharantaly

0 Kommentare:

Kommentar veröffentlichen