Setelah sempat bingung mau berbagi tentang apa, saya akhirnya
menemukan sebuah artikel yang super-duper keren. Artikel tersebut disusun
dalam bahasa arab dengan judul Murafaqah Rasulillah shallahu 'alaihi wa
sallam fil jannah, bagi sahabat ingin yang ingin melihat teks aslinya dalam bahasa arab langsung saja ke TKP disini.
Kalau kita artikan, artikel tersebut berjudul "Menemani Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam di Surga". Wuiiih, sebagai umat yang mencintai dan berusaha meneladani beliau tentunya kita berharap bisa bertemu dan menemaninya di surga.
Nah, apa saja sebab-sebab yang dapat mewujudkan harapan tersebut ?
Ada banyak, diantaranya :
Meneladani dan Mentaati Rasulullah
Disebutkan di dalam mu'jam al-kabir karya At-Thabrani dari Ibnu Abbas rodhiyallahu 'anhuma bahwa seorang laki-laki datang menemui Nabi shallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, aku sungguh mencintaimu sampai-sampai aku selalu mengingatmu, kalaulah aku tidak datang dan melihatmu seakan-akan jiwaku akan keluar. Kemudian aku teringat kalaupun aku masuk surga aku akan berada pada kedudukan yang lebih rendah darimu dan itu memberatkanku, aku ingin bersamamu". Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam tidak memberi jawaban apa-apa, lalu turunlah firman Allah 'azza wa jalla :
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ}}
Di dalam As-Shahihain, dari Anas rodhiyallahu 'anhu bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi shallahu 'alaihi wa sallam tentang kiamat, ia berkata,"Kapankah kiamat itu?" Nabi balas bertanya kepadanya,"Apa yang sudah engkau persiapkan untuknya?" lelaki tadi menjawab, "Tidak ada selain aku sungguh sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya" "Engkau bersama siapa yang engkau cintai". Anas berkata,"Kami belum pernah sebahagia tatkala Nabi mengatakan engkau bersama siapa yang engkau cintai , maka aku mencintai Nabi, Abu Bakar, dan Umar, dan aku berharap bersama mereka dengan cintaku kepada mereka meskipun aku belum beramal seperti amalan mereka".
Orang yang mendapatkan keutamaan ini haruslah orang yang mencintai beliau shallahu 'alaihi wa sallam secara tulus, yang menempuh jalannya, mengikuti jejaknya, dan mengambil petunjuknya. Tidakkah Anda melihat kalau kaum Yahudi dan Nashrani mencintai nabi-nabi mereka tapi tidak akan diberi kesempatan untuk bersama mereka dikarenakan penyelisihan yang mereka lakukan.
Apakah ada yang ragu tentang bagaimana cintanya Abu Thalib kepada Nabi shallahu 'alaihi wa sallam ? Dia senantiasa bersama dan melindungi nabi dari gangguan Quraisy, tetapi kenapa Allah membedakan tempat mereka berdua di akhirat ? Tidak lain karena Abu Thalib tidak mengikuti Nabi -shallallahu alaihi wasallam-. Jadi seseorang bersama siapa yang ia cintai, dengan syarat harus mengikuti jalan orang yang ia cintai, agar cinta tersebut tidak hanya sekedar pengakuan.
Di Dalam Shahih Muslim, Rabi'ah bin Ka'ab Al-Aslami rodhiyallahu 'anhu berkata,"Aku pernah menginap bersama Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam, aku menyediakan wudhu dan keperluan-keperluan beliau, beliau berkata kepadaku,"Mintalah sesuatu". Aku menjawab,"Aku meminta agar dapat menemanimu di surga". Rasullullah bertanya, "Adakah permintaan selain itu?" "Aku hanya ingin itu" jawabnya. Maka beliau bersabda: "Bantulah aku untuk mewujudkan permintaanmu itu dengan memperbanyak sujud (sholat)".
Ibnul Qoyyim rohimahullah mengatakan,"Jika anda ingin mengetahui tingkatan himmah (tekad), lihatlah himmah Rabi'ah bin Ka'ab Al-Aslami. Rasulullah berkata kepadanya mintalah dan ia menjawab aku meminta agar menemanimu di surga. Orang selain dia pastilah meminta apa yang bisa mengisi perut dan menutupi kulitnya"
Hadits ini mengindikasikan bahwa untuk dapat menemani Nabi shallahu 'alaihi wa sallam tidak bisa diraih dengan berangan-angan, akan tetapi harus dibarengai dengan amalan yang nyata. Adapun makna "aku meminta agar dapat menemanimu di surga" adalah mintakan dan doakan untukku hal itu, karena seperti yang telah diketahui bahwa nabi tidak memiliki otoritas untuk memasukkan seorangpun ke dalam surga.
Berakhlak Mulia
Di dalam Sunan At-Tirmidzi, dari Jabir rodhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam bersabda,"Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya dariku pada hari kiamat adalah oarang yang paling baik akhlaknya diantara kalian. Dan sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh tempat duduknya dariku pada hari kiamat adalah ats-tsartsaarun (orang-orang yang banyak omong), al-mutasyaddiqun (orang-orang yang bicara tanpa teliti) dan al-mutafaihiqun" Para sahabat berkata,"Wahai Rasulullah kami telah mengetaui siapa itu ats-tsartsaarun dan al-mutasyaddiqun, tapi siapakah al-mutafaihiqun ? " "Orang-orang yang sombong"
Makna orang yang paling dekat tempat duduknya dariku pada hari kiamat adalah di surga, karena surga adalah negeri rehat dan tempat menetap, adapun mauqif di padang mahsyar maka semua manusia berdiri menghadap Rabb semesta alam.
Besholawat kepada Rasulullah
Dari Abdullah bin Mas'ud rodhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam bersabda,"Orang yang paling utama disisiku pada hari kiamat adalah yang paling banyak bersholawat atasku" (HR Tirmidzi)
Al-Munawy rohimahullah menjelaskan,"Orang yang paling utama disisiku pada hari kiamat artinya adalah yang paling dekat denganku, yang paling berhak atas syafaatku serta yang paling berhak mendapat curahan beragam kebaikan serta dilindungi dari berbagai hal yang tidak dinginkan"
Merawat Anak Yatim
Berbuat baik kepada anak-anak yatim merupakan salah saru sebab menggapai surga yang tertinggi, di dalam As-Shahihain dari Sahl bin Sa'd rodhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam bersabda,"Saya dan perawat anak yatim di surga seperti ini" (Beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengah kemudian meregangkannya)
An-Nawawy rohimahullah menjelaskan,"perawat anak yatim: yang mengurusi keperluan-keperluannya".
Dalam penjelasannya Ibnu Baththol rohimahullah mengatakan,"Sudah semestinya bagi siapa saja yang mendengarkan hadits ini untuk mengamalkannya, agar menjadi pendamping nabi di surga, dan tidak ada kedudukan yang lebih baik dari itu".
Di dalam Mushonnaf ibn Abi Syaibah, beliau bersabda,"Barangsiapa yang memiliki 2 saudari atau 2 anak perempuan kemudian dia berbuat baik selama keduanya bersamanya, saya dan dia di dalam surga seperti ini". Beliau menunjukkan 2 jarinya.
Dari Abu Sa'id Al-Khudri, Rasulullah bersabda,"Barangsiapa yang memiliki 3 anak perempuan atau 3 saudari atau 2 anak perempuan atau 2 saudari kemudian dia berbuat baik selama bersama mereka, bertakwa kepada Allah terhadap mereka, maka baginya surga". (HR Tirmidzi dan Abu Daud)
Dan di dalam lafadz Abu Daud,"Kemudian dia mendidik, merawat dan menikahkan mereka, maka baginya surga".
Berdo'a
Dalilnya, hadits Robi'ah yang meminta Nabi shallahu 'alaihi wa sallam untuk memohonkannya menemani Beliau di surga.
Di dalam Musnad Ahmad, dari ibnu Mas'ud rodhiyallahu 'anhu, dia berkata,"Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam masuk masjid dan beliau berada di antara Abu Bakar dan Umar, tiba-tiba beliau melihat ibnu Mas'ud yang sedang sholat, dia membaca surah An-Nisa',setelah menyelesaikan 100 ayat, ibnu Mas'ud berdoa sambil berdiri (masih di dalam sholatnya), maka Nabi bersabda,"Mintalah maka engkau akan diberi, mintalah maka engkau akan diberi". Kemudian Beliau berkata,"Barangsiapa yang ingin menghafal Al-Qur'an sebagaimana diturunkan, maka bacalah dengan bacaan ibnu ummi abd". Pagi harinya Abu Bakar bergegas menemui ibnu Mas'ud untuk memberitahukannya kabar gembira, Abu Bakar berkata padanya,"Apa yang kau minta kepada Allah tadi malam ?" Ibnu Mas'ud menjawab,"Ya Allah aku meminta kepada-Mu keimanan yang tak berbalik, kenikmatan yang tidak akan sirna, dan menemani Muhammad di surga kekal yang tertinggi". Kemudian Umar datang dan dikatakan padanya,"Sesungguhnya Abu Bakar telah mendahuluimu". Ia berkata,"Semoga Allah merahmati Abu Bakar, tidaklah aku mengejar sebuah kebaikan pun melainkan Abu Bakar telah mendahuluiku".
Sekian.
Kalau kita artikan, artikel tersebut berjudul "Menemani Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam di Surga". Wuiiih, sebagai umat yang mencintai dan berusaha meneladani beliau tentunya kita berharap bisa bertemu dan menemaninya di surga.
Nah, apa saja sebab-sebab yang dapat mewujudkan harapan tersebut ?
Ada banyak, diantaranya :
Meneladani dan Mentaati Rasulullah
Disebutkan di dalam mu'jam al-kabir karya At-Thabrani dari Ibnu Abbas rodhiyallahu 'anhuma bahwa seorang laki-laki datang menemui Nabi shallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, aku sungguh mencintaimu sampai-sampai aku selalu mengingatmu, kalaulah aku tidak datang dan melihatmu seakan-akan jiwaku akan keluar. Kemudian aku teringat kalaupun aku masuk surga aku akan berada pada kedudukan yang lebih rendah darimu dan itu memberatkanku, aku ingin bersamamu". Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam tidak memberi jawaban apa-apa, lalu turunlah firman Allah 'azza wa jalla :
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ}}
"Dan barangsiapa yang menaati Allah dan Rasul maka
mereka bersama orang-orang yang Allah beri kenikmatan" (An-Nisa' : 69)
Kemudian Rasulullah mendoakannya dan membacakannya ayat
tadi.
Mencintai Nabi
Mencintai Nabi
Di dalam As-Shahihain, dari Anas rodhiyallahu 'anhu bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi shallahu 'alaihi wa sallam tentang kiamat, ia berkata,"Kapankah kiamat itu?" Nabi balas bertanya kepadanya,"Apa yang sudah engkau persiapkan untuknya?" lelaki tadi menjawab, "Tidak ada selain aku sungguh sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya" "Engkau bersama siapa yang engkau cintai". Anas berkata,"Kami belum pernah sebahagia tatkala Nabi mengatakan engkau bersama siapa yang engkau cintai , maka aku mencintai Nabi, Abu Bakar, dan Umar, dan aku berharap bersama mereka dengan cintaku kepada mereka meskipun aku belum beramal seperti amalan mereka".
Orang yang mendapatkan keutamaan ini haruslah orang yang mencintai beliau shallahu 'alaihi wa sallam secara tulus, yang menempuh jalannya, mengikuti jejaknya, dan mengambil petunjuknya. Tidakkah Anda melihat kalau kaum Yahudi dan Nashrani mencintai nabi-nabi mereka tapi tidak akan diberi kesempatan untuk bersama mereka dikarenakan penyelisihan yang mereka lakukan.
Apakah ada yang ragu tentang bagaimana cintanya Abu Thalib kepada Nabi shallahu 'alaihi wa sallam ? Dia senantiasa bersama dan melindungi nabi dari gangguan Quraisy, tetapi kenapa Allah membedakan tempat mereka berdua di akhirat ? Tidak lain karena Abu Thalib tidak mengikuti Nabi -shallallahu alaihi wasallam-. Jadi seseorang bersama siapa yang ia cintai, dengan syarat harus mengikuti jalan orang yang ia cintai, agar cinta tersebut tidak hanya sekedar pengakuan.
Memperbanyak Sholat
Di Dalam Shahih Muslim, Rabi'ah bin Ka'ab Al-Aslami rodhiyallahu 'anhu berkata,"Aku pernah menginap bersama Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam, aku menyediakan wudhu dan keperluan-keperluan beliau, beliau berkata kepadaku,"Mintalah sesuatu". Aku menjawab,"Aku meminta agar dapat menemanimu di surga". Rasullullah bertanya, "Adakah permintaan selain itu?" "Aku hanya ingin itu" jawabnya. Maka beliau bersabda: "Bantulah aku untuk mewujudkan permintaanmu itu dengan memperbanyak sujud (sholat)".
Ibnul Qoyyim rohimahullah mengatakan,"Jika anda ingin mengetahui tingkatan himmah (tekad), lihatlah himmah Rabi'ah bin Ka'ab Al-Aslami. Rasulullah berkata kepadanya mintalah dan ia menjawab aku meminta agar menemanimu di surga. Orang selain dia pastilah meminta apa yang bisa mengisi perut dan menutupi kulitnya"
Hadits ini mengindikasikan bahwa untuk dapat menemani Nabi shallahu 'alaihi wa sallam tidak bisa diraih dengan berangan-angan, akan tetapi harus dibarengai dengan amalan yang nyata. Adapun makna "aku meminta agar dapat menemanimu di surga" adalah mintakan dan doakan untukku hal itu, karena seperti yang telah diketahui bahwa nabi tidak memiliki otoritas untuk memasukkan seorangpun ke dalam surga.
Berakhlak Mulia
Di dalam Sunan At-Tirmidzi, dari Jabir rodhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam bersabda,"Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya dariku pada hari kiamat adalah oarang yang paling baik akhlaknya diantara kalian. Dan sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh tempat duduknya dariku pada hari kiamat adalah ats-tsartsaarun (orang-orang yang banyak omong), al-mutasyaddiqun (orang-orang yang bicara tanpa teliti) dan al-mutafaihiqun" Para sahabat berkata,"Wahai Rasulullah kami telah mengetaui siapa itu ats-tsartsaarun dan al-mutasyaddiqun, tapi siapakah al-mutafaihiqun ? " "Orang-orang yang sombong"
Makna orang yang paling dekat tempat duduknya dariku pada hari kiamat adalah di surga, karena surga adalah negeri rehat dan tempat menetap, adapun mauqif di padang mahsyar maka semua manusia berdiri menghadap Rabb semesta alam.
Besholawat kepada Rasulullah
Dari Abdullah bin Mas'ud rodhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam bersabda,"Orang yang paling utama disisiku pada hari kiamat adalah yang paling banyak bersholawat atasku" (HR Tirmidzi)
Al-Munawy rohimahullah menjelaskan,"Orang yang paling utama disisiku pada hari kiamat artinya adalah yang paling dekat denganku, yang paling berhak atas syafaatku serta yang paling berhak mendapat curahan beragam kebaikan serta dilindungi dari berbagai hal yang tidak dinginkan"
Merawat Anak Yatim
Berbuat baik kepada anak-anak yatim merupakan salah saru sebab menggapai surga yang tertinggi, di dalam As-Shahihain dari Sahl bin Sa'd rodhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam bersabda,"Saya dan perawat anak yatim di surga seperti ini" (Beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengah kemudian meregangkannya)
An-Nawawy rohimahullah menjelaskan,"perawat anak yatim: yang mengurusi keperluan-keperluannya".
Dalam penjelasannya Ibnu Baththol rohimahullah mengatakan,"Sudah semestinya bagi siapa saja yang mendengarkan hadits ini untuk mengamalkannya, agar menjadi pendamping nabi di surga, dan tidak ada kedudukan yang lebih baik dari itu".
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Huroiroh rodhiyallahu 'anhu beliau berkata,
Rasulullah bersabda,"Perawat anak yatim miliknya atau orang lain, saya dan
dia seperti ini di surga".
An-Nawawi rohimahullah menjelaskan,"anak yatim miliknya atau orang lain maksudnya : kerabatnya ataupun bukan siapa-siapanya, kerabat dengan arti yang merawatnya (si anak yatim) adalah seperti ibunya, kakeknya, saudaranya,atau selain mereka yang masih termasuk karib kerabatnya, wallahu a'lam".
Mendidik Anak-Anak Wanita
Di dalam Adabul Mufrad milik Imam Bukhori dari Anas rodhiyallahu 'anhu, Nabi shallahu 'alaihi wa sallam bersabda,"Barangsiapa yang memelihara 2 anak perempuan sampai dewasa, saya dan dia masuk surga seperti ini". Muhammad bin AbdulAziz mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengah.
An-Nawawi rohimahullah menjelaskan,"anak yatim miliknya atau orang lain maksudnya : kerabatnya ataupun bukan siapa-siapanya, kerabat dengan arti yang merawatnya (si anak yatim) adalah seperti ibunya, kakeknya, saudaranya,atau selain mereka yang masih termasuk karib kerabatnya, wallahu a'lam".
Mendidik Anak-Anak Wanita
Di dalam Adabul Mufrad milik Imam Bukhori dari Anas rodhiyallahu 'anhu, Nabi shallahu 'alaihi wa sallam bersabda,"Barangsiapa yang memelihara 2 anak perempuan sampai dewasa, saya dan dia masuk surga seperti ini". Muhammad bin AbdulAziz mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengah.
Di dalam Mushonnaf ibn Abi Syaibah, beliau bersabda,"Barangsiapa yang memiliki 2 saudari atau 2 anak perempuan kemudian dia berbuat baik selama keduanya bersamanya, saya dan dia di dalam surga seperti ini". Beliau menunjukkan 2 jarinya.
Dari Abu Sa'id Al-Khudri, Rasulullah bersabda,"Barangsiapa yang memiliki 3 anak perempuan atau 3 saudari atau 2 anak perempuan atau 2 saudari kemudian dia berbuat baik selama bersama mereka, bertakwa kepada Allah terhadap mereka, maka baginya surga". (HR Tirmidzi dan Abu Daud)
Dan di dalam lafadz Abu Daud,"Kemudian dia mendidik, merawat dan menikahkan mereka, maka baginya surga".
Berdo'a
Dalilnya, hadits Robi'ah yang meminta Nabi shallahu 'alaihi wa sallam untuk memohonkannya menemani Beliau di surga.
Di dalam Musnad Ahmad, dari ibnu Mas'ud rodhiyallahu 'anhu, dia berkata,"Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam masuk masjid dan beliau berada di antara Abu Bakar dan Umar, tiba-tiba beliau melihat ibnu Mas'ud yang sedang sholat, dia membaca surah An-Nisa',setelah menyelesaikan 100 ayat, ibnu Mas'ud berdoa sambil berdiri (masih di dalam sholatnya), maka Nabi bersabda,"Mintalah maka engkau akan diberi, mintalah maka engkau akan diberi". Kemudian Beliau berkata,"Barangsiapa yang ingin menghafal Al-Qur'an sebagaimana diturunkan, maka bacalah dengan bacaan ibnu ummi abd". Pagi harinya Abu Bakar bergegas menemui ibnu Mas'ud untuk memberitahukannya kabar gembira, Abu Bakar berkata padanya,"Apa yang kau minta kepada Allah tadi malam ?" Ibnu Mas'ud menjawab,"Ya Allah aku meminta kepada-Mu keimanan yang tak berbalik, kenikmatan yang tidak akan sirna, dan menemani Muhammad di surga kekal yang tertinggi". Kemudian Umar datang dan dikatakan padanya,"Sesungguhnya Abu Bakar telah mendahuluimu". Ia berkata,"Semoga Allah merahmati Abu Bakar, tidaklah aku mengejar sebuah kebaikan pun melainkan Abu Bakar telah mendahuluiku".
Sekian.
Pertanyaan:
Apakah makna menemani
nabi shallallahu alaihi wasallam berarti berada dalam derajat yang sama dalam surga..?
Jawabannya tentu tidak. Di dalam sebuah hadits Rasullah -shallallahu alaihi wasallam bersabda:
إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ، فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ ثُمَّ صَلُّوا
عَلَيَّ، فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى الله عَلَيْهِ بِهَا
عَشْرًا، ثُمَّ سَلُوا اللهَ لِيَ الْوَسِيلَةَ، فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِي
الْجَنَّةِ، لَا تَنْبَغِي إِلَّا لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللهِ، وَأَرْجُو أَنْ
أَكُونَ أَنَا هُوَ، فَمَنْ سَأَلَ لِي الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ
“Apabila kamu sekalian mendengar muadzin, maka ucapkanlah seperti apa yang
diucapkannya, kemudian bacalah shalawat kepadaku. Karena barangsiapa membaca
shatawat untukku satu kali, maka Alloh membalasnya dengan sepuluh shalawat.
Lalu mintakanlah kepada Allah Wasilah untukku. Wasilah adalah sebuah kedudukan
di surga yang tidak layak kecuali bagi hamba Alloh dan aku berharap agar aku
adalah hamba Allh tersebut. Barangsiapa memintakan wasilah untukku, maka ia
mendapat syafaatku” (HR. Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa derajad tertinggi dalam surga hanya
untuk Rasulullah –shallallahu alaihi wasallam. Adapun mengenai permintaan Rabiah kepada Nabi Shallallahu
alaihi wasallam, “Aku ingin menemanimu di surga” Para ulama menjelaskan maksudnya
adalah dekat dengan nabi -shallallahu alahi wasallam-, bisa selalu melihatnya kapan saja, namu tidak berarti berada dalam satu derajat yang sama dengannya –shallallahu alaihi wasallam-.
Semoga Allah mengaruniakan pada kita nikmat hidup bersama nabi –shallallahu
alaihi wasallam- di dalam surga-Nya.
Amiin
____________
Madinah 13 Rajab 1436
H
Alih bahasa: Sami Himma (A. Rinanda)
Editor: ACT El-Gharantaly
0 Kommentare:
Kommentar veröffentlichen