Dienstag, 29. Juli 2014

Salah Kaprah Dalam Memaknai Iedul Fithri

KOREKSI

Salah Kaprah Dalam Memaknai Iedul Fithr.

Seringakali kita mendengar ungkapan iedul fitri  diartikan dengan kembali pada kesucian. Benarkah hal ini..?

Bila ditinjau dari sisi bahasa, tentunya arti ini keliru. Karena secara bahasa ied ( عيد ) bermakna sesuatu yang terus berulang. Dinamakan Ied karena hari tersebut terus berulang setiap tahun. Adapun kata Al Fithr ( الفطر ) merupakan lawan kata dari As Syihaam (الصيام) yang artinya berbuka. Jadi Iedul Fithr merupakan perayaan kembalinya kaum muslimin berbuka disiang hari setelah berpuasa sebulan penuh.

Catt:
Hari raya Iedul fithr merupakan agenda terakhir dari seluruh rangkaian ibadah di bulan Ramdhan, dia bukanlah saat-saat berakhirnya peluang untuk mendulang kebaikan, tapi justru sebaliknya, idul fithri adalah saat awal memulai kehidupan baru dengan hati yang baru dan semangat yang baru pula.

Umar Bin Abdul Aziz -rahimahullah- berkata:

لَيْسَ الْعَيْدُ لِمَنْ لَبِسَ الْجَدِيْدَ          إِنَّمَا الْعَيْدُ لِمَنْ خَافَ يَوْمَ الْوَعِيْدِ

Hari raya itu bukan untuk orang yang memakai pakaian baru

Akan tetapi hari raya adalah untuk orang yang  takut terhadap hari pembalasan

Al Hasan -rahimahullah- mengatakan:

" كُلُّ يَوْمٍ لَا يُعْصَى اللهُ فِيْهِ فَهُوَ عَيْدٌ، وَكُلُّ يَوْمٍ يَقْطَعُهُ الْمُؤْمِنُ فِيْ طَاعَةِ مَوْلَاهُ وَذِكْرِهِ وَشُكْرِهِ فَهُوَ لَهُ عَيْدٌ "

“setiap hari yang di dalamnya tidak ada kedurhakaan kepada Allah azza wa jalla maka hari itu adalah hari raya, dan setiap hari di mana seorang mukmin tetap berada dalam ketaatan Rabbnya baik dalam dzikir mengingat-Nya serta bersyukur kepada-Nya maka bagi dia hari itu adalah hari raya”.

Inilah hakikat Idul Fitri yang sesungguhnya, bukan hanya sekedar kebali berbuka, tapi juga kembali meraih kemenangan dengan prestasi taqwa serta mempertahankan kemenangan dan taqwa tersebut di masa yang akan datang. Karena Rabb yang menyuruh kita beribadah di bulan Ramadhan, Dia jugalah yang menyuruh kita untuk beribadah di luar bulan Ramadhan.  Al Quran yang kita baca di bulan Ramadhan,  itu jugalah yang baca di luar bulan Ramadhan.
Semua sama, justeru di luar bulan ramadhanlah kita harus bersungguh-sungguh,  karena amal-amal kita tidak dilipat gandakan sebagaima di bulan Ramadhan.

Imam Ibnu Rajab Al Hanbaly menukil:

"بئس القوم لا يعرفون ربهم إلا فى رمضان"

"Seburuk-buruk kaum adalah mereka yang tidak mengenal Rabb mereka melainkan di bulan Ramadhan saja"

Semoga Allah membimbing kita untuk menjadi hamba yang Rabbani dan bukan hamba yang ramadhany. Hamba yang mengenal Allah sepanjang waktu dan bukan hamba yang hanya mengenal-Nya di bulan ramadhan saja.

Taqabbalallahu minna wa minkum

__________________
Gorontalo 2 Syawwal 1435 H
ACT El-Gharantaly

0 Kommentare:

Kommentar veröffentlichen