Samstag, 1. März 2014

KUMPULAN STATUS BULAN FEBRUARI 2014

041. KITA DAN PILIHAN HIDUP YANG MENGASINGKAN

Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah -radhiallahu anhu- bahwa Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- bersabda:

اِنَّ اْلاِسْلاَمَ بَدَأَ غَرِيْبًا وَ سَيَعُوْدُ غَرِيْبًا كَمَا بَدَأَ، فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ. قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَ مَا اْلغُرَبَاءُ؟ قَالَ: اَلَّذِيْنَ يُصْلِحُوْنَ عِنْدَ فَسَادِ النَّاسِ. و فى رواية، فَقَالَ: اَلَّذِيْنَ يُحْيُوْنَ مَا اَمَاتَ النَّاسُ مِنْ سُنَّتِى.

“Pada awalnya Islam itu asing dan akan kembali asing sebagaimana pada awalnya. Maka beruntunglah orang-orang yang asing“. Beliau ditanya, “Ya Rasulullah, siapakah orang-orang yang asing itu ?”. Beliau bersabda, “Mereka yang memperbaiki dikala rusaknya manusia”. Dalam riwayat lain beliau menjawab, “Yaitu orang-orang yang menghidupkan apa-apa yang telah dimatikan manusia daripada sunnahku”.

Begitulah sahabat...
Menjadi muslim yang baik itu pada mulanya adalah pilihan yang mengasingkan...
Menapaki jalan hidayah sejengkal demi sejengkal, pada mulanya adalah pilihan yang mengasingkan...
Menghapus satu dmi satu kesalahan dengan taubat dan penghambaan yang jujur, pada mulanya adalah pilihan yang mengasingkan...
Berdakwah mengajak pada sunnah ditengah fanatisme madzhab, pada mulanya adalah pilihan yang mengasingkan...
Menaikkan celana diatas mata kaki serta membiarkan janggut tumbuh, pada mulanya adalah pilihan yang mengasingkan...
Menjomblo demi menjaga kehormatan diri disaat yang lain gonta-ganti pacar pada mulanya adalah pilihan yg mengasingkan...
Menetapi Manhaj para salafusshalih dengan sungguh-sungguh, pada mulanya adalah pilihan yang mengasingkan...
Iya... Semua itu adalah pilihan yang mengasingkan...
Paling tidak pada awalnya. Lalu untuk waktu yang sangat lama.
Namun pada akhirnya, akan ada hari ketika Allah memberi kemenangan...
Dihari itu... kita akan bersuka cita saat semua manusia berbondong2 bernaung di bawah payung As-Sunnah, bersama bertasbih memuji-Nya diatas bahtera tauhid.
Bila hari itu tiba, kesepian dan keterasingan yang kita hadapi saat ini kelak hanya menjadi sebuah cerita yang di awali kata "Dulu.." untuk anak-anak kita.

Sahabat...
Saya tidak bicara soal keterasingan yang biasa, Karena dipuncak keterasingan ini ada janji dari Rasul mulia...

" Maka beruntunglah orang-orang yang terasing itu"

Aku dan Diaryku.
Rabu 28-03-1435 H


046. SEPENGGAL KISAH DIBAWAH LANGIT ANDALUS

Saat membaca
البيان المغرب karya Ibnul Adzaary, saya terhenti pada sebuah paragraf yang memuat kisah yang cukup menakjubkan.
Ibnul Adzaari mengisahkan bahwa suatu ketika datanglah seorang rakyat jelata kepada Al Hajib Al Manshur Muhammad Ibnu Abi Amir (seorang penguasa Andalusia yang memerintah antara tahun 366 H-392 H dibawah khalifah Hisyam Al Muayyid billah pen).
Orang tersebut meminta hak yang dirampas darinya.
Dihadapan Al Hajib dia berkata, "Aku punya hak yang dirampas dariku, sementara hakim tidak berbuat adil terhadapku dalam masaalah tersebut". Mendengar pengaduan itu, Al Manshur memanggil sang hakim guna meminta penjelasannya atas perkara tersebut. Bagaimana bisa dia tidak berlaku adil pada orang itu, terhadap apa yg menjadi haknya. Sang hakim berkata, "wahai tuan..! harta yg dirampas itu bukan padaku, namun berada ditangan Al Wasiit (pejabat yang setara dengan wakil mentri men).

Almanshurpun menghadirkan Al Wasiit pejabat negara itu dihadapannya dan berkata, "Lepaskan baju kebesaranmu, Letakkan pedangmu, duduklah seperti orang itu di depan Hakim.
Kemudian Al Hajib memalingkan wajahnya pada sang Hakim. Sekarang lihatlah masaalah keduanya. Sang hakimpun memeriksa keduanya dan menyimpulkan bahwa orang inilah yang benar dan hukuman yg kutetapkan pada al wasiit adalah begini dan begitu.

Almanshur lalu berdiri dan mengembalikan hak orang tadi. Lalu dia beranjak menghadap Al Wassit dan memutuskan penambahan hukuman terhadapnya lebih dari apa yg diputuskan hakim. Sang hakim merasa heran dan berkata, "Wahai Tuan, aku tidak menyuruh untuk menimpakkan semua hukuman ini".

Al hajib menjawab: Al wasiit tidak melakukan kesewenang-wenangan itu melainkan karena kedekatannya dengan kami., makanya hukuman atasnya harus kita tambah agar dia tau bahwa kedekatannya dengan kami tidak lantas membuat dia bisa berlaku dzalim terhadap rakyat.

(Halaman jilid: 2 halaman: 289)

Madinah Sabtu ) 02-04-1435 H


046. POTRET AMBIGUITAS KITA

Ambiguitas memang begitu abstrak, sulit untuk ditebak.
Sebagai gambaran, terkadang disatu sisi kita sering tidak siap dengan taqdir Allah yang mengejutkan.
Namun disaat yang sama kita juga malah merasa aman dari makar-Nya.

Dengan kata lain kita takut tentang kesudahan hidup nanti, namun kita tidak mau menabung kebajikan sebagai bekal diri.."

Padahal Rasulullah (
صلّى الله عليه وسلّم) bersabda:

“Orang yang cerdas adalah orang yang bisa mengendalikan hawa nafsunya dan berbuat untuk (kepentingan) masa setelah kematiannya.
Sementara orang yang lemah adalah yang selalu mengikuti hawa nafsunya, dan berangan-angan pada (kemurahan) Allah”
(HR Tirmidzi, dia berkata: Hadits ini hasan)

Disisa waktu yang ada...
Tinggalkan ambiguitas itu...
Tentukan pilihanmu kawan...
Hanya ada dua pilihan, menjadi orang cerdas atau orang lemah..
Jangan lengah..
Karena diujung pilihan bijakmu ada janji yang tak teringkari..

"Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga, mereka kekal di dalamnya."

(QS. Al-Baqarah 2 : 82)

Madinah, Senin 03-04-1435 H


050. TITIK KELEMAHAN KITA

Syaikh Abdullah Muhammad Al Amin As Syinqiti pernah berkata:
Setidaknya, dapat disimpulkan bahwa kelemahan penuntut ilmu syar'ie masa kini terletak pada tiga aspek:

1. Dari aspek Ushul fiqh

2. Dari aspek Ushulul hadits (musthalah)

3. Dari aspek Ushuulul Lughah

Lemahnya tiga pondasi ilmu diatas berimbas pada lemahnya kompetensi penuntut ilmu pada disiplin ilmu lainnya, seperti ushuuluddin, tafsir, fiqih, dan berbagai disiplin ilmu lainnya.

Qultu:
Hal yang juga perlu untuk menjadi perhatian penuntut ilmu adalah penguasaan yang baik terhadap bahasa atau istilah yang digunakan pada setiap bidang ilmu. Kesalahan dalam menerjemahkan berbagai teks dipengaruhi oleh lemahnya penguasaan penerjemah terhadap bahasa dan disiplin ilmu yang menjadi objek terjemah.
Salah satu yang menjadi keistimewaan syaikhul islam Ibnu Taimiyah –rahimahullah- adalah penguasaannya terhadap bahasa dan istilah yang digunakan dalam setiap disiplin ilmu. Hal itu terlihat jelas pada berbagai kritik ilmiah beliau terhadap beberapa pemikiran seperti tashawuf, mantiq, filsafat dll.

Dikutip dari tulisan kami: Takwin Malakah Ilmiyah
------------------------------------
Madinah, Rabu 5-04-1435 H


000.«KEMATIAN»
(untuk kita renungkan)

Syaikh Ali Thanthawi -rahimahullah- berkata:

"Kematian bukanlah akhir dari segalanya. Ia hanyalah perpindahan menuju alam yang lebih luas serta kehidupan yang lebih panjang (abadi) (dari dunia ini).

Semua tak ubahnya seperti perpindaahan janin yang melalui proses kelahiran menuju dunia ini.
Sungguh setelah kematian, ada kehidupan yang menyuguhkan kebahagiaan dan penderitaan, serta kegembiraan dan penyesalan.

Hanya orang gila yang meragukan akan adanya kehidupan yang lain (di akhirat) dan berusaha mendebatnya atau berkata:

" Kehidupan tidak lain hanyalah kehidupan dunia, kita mati dan hidup dan kita tidak akan dibangkitkan lagi (QS: Al-Mu'minun: 37)

(Fushuulun Islaamiyah Hal:66)

Rabu 05-04-1435 H


052. KARENA HATI KITA BERADA DIANTARA JARI JEMARI ALLAH
(edisi merespon perubahan dalam hidup)

Keadaan seorang hamba di suatu masa, memang tak bisa menjadi ukuran apapun bahwa ia akan menjadi seperti apa dimasa yang lain.
Episode kehidupan seorang muslim di suatu waktu, tak akan bisa menjadi ukuran bahwa ia juga akan menjadi orang yang sama di episode hidupnya yang lain.

Gambaran ini setidaknya membawa pesan penting, agar setiap kita hendaknya memberi respon terhadap perubahan-perubahan hidup itu, lalu menyadari bahwa untuk menjadi istiqomah lalau menutup episode-episode hidup dengan husnul khotimah perlu kita minta kepada Allah.

Kita tentu masih ingat, bahwa dalam doanya Rasulullah shallahu alaihi wasalam senantiasa memohon agar diberikan ketetapan dalam agama
Beliau bersabda:

“Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).”

Ummu Salamah Radhiallahu anha pernah menanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kenapa do’a tersebut yang sering dibaca oleh beliau.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya menjawab,

يَا أُمَّ سَلَمَةَ إِنَّهُ لَيْسَ آدَمِىٌّ إِلاَّ وَقَلْبُهُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ فَمَنْ شَاءَ أَقَامَ وَمَنْ شَاءَ أَزَاغَ

“Wahai Ummu Salamah, Tidaklah seorang manusia melaikan hatinya selalu berada di antara jari-jemari Allah. Siapa saja yang Allah kehendaki, maka Allah akan berikan keteguhan dalam iman. Namun siapa saja yang dikehendaki, Allah pun bisa menyesatkannya.” (HR. Tirmidzi)

Dalam riwayat lain beliau bersabda:

إِنَّ الْقُلُوبَ بِيَدِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يُقَلِّبُهَا

“Sesungguhnya hati berada di tangan Allah ‘azza wa jalla, Allah yang membolak-balikkannya.” (HR. Ahmad)

Ya Allah.... Tetapkanlah hati kami di jalan hidayah-Mu

----------------------------------------------------------------------
Madinah Al Munawwarah, Kamis 26 Dzul qo'dah 1433 H


000. LEWAT DI KEPALA
(antara kita dan salaf)

- Tak jarang rekan penuntut ilmu dianggap saingan yang harus disingkirkan.
Seperti saingan bisnis yang harus dijegal dan disikut ... atau disikut dan dijegal.

Sangat menyebalkan.

- Sering kita menangisi orang yang pergi ... mengenangnya ... sebagai pahlawan.
Namun kita sulit menerima dan menghargai orang yang datang, atau bahkan yang sedang bersama kita.

Sangat mengherankan.

(Ust. Sofyan Saladin -hafidzahullah-)

Abulfayruz berkata:

Gambaran diatas sangat kontras dengan sikap Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika menyambut penuntut ilmu. Sahabat Shofwan bin Assal Al-Maradiy radhiyallahu anhu berkata: Saya datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu saya berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya datang untuk menuntut ilmu!. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

مرحبا يا طالب العلم إن طالب العلم لتحفه الملائكة، وتظله بأجنحتها، ثم يركب بعضهم بعضا، حتى يبلغوا سماء الدنيا من حبهم لما يطلب.

“Selamat datang wahai penuntut ilmu!, sesungguhnya malaikat mengepakkan sayapnya dan menaungi penuntut ilmu, kemudian sebagian mereka menaiki sebagian yang lain hingga mencapai langit dunia karena kecintaan malaikat kepada perkara yang dicari”

(HR Imam Ahmad, At-Tirmidziy, Abu Daud Ath-Thayalisi, Ath-Thabraniy.)

Sikap ini juga dipraktekkan sahabat Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu setiap kali menyambut penuntu ilmu. Beliau radhiallahu anhu mengatakan: “Selamat datang para wasiat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dahulu beliau mewasiatkan kepada kami agar perhatian terhadap kalian (para penuntut ilmu).
(Lihat: ash-Shahihah 280).

Mari melanjutkan sunnah yang baik ini...

مرحبا يا طالب العلم""

-----------------------------------
Madinah Sabtu 08-04-1435 H



054. Saat Kita Harus Memilih

Yahya bin Mua'adz berkata:

: "
ترك لذات الدنيا المحرمة شديد ، ولكن فوات الجنة أشد"

" Meninggalkan kelezatan dunia yg diharamkan itu sesuatu yang berat. Namun kehilangan surga jauh lebih berat lagi".

Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- bersabda:

حُجِبَتْ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ وَحُجِبَتْ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ

"Neraka diliputi oleh syahwat sedangkan surga diliputi oleh sesuatu yang tidak disukai." (Muttafaq 'Alaih dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu)

Maksud dari perkataan beliau -shallallahu alaihi wasallam- bahwa surga diliputi dengan sesuatu yang tak disukai, hal itu karena beratnya beban yang harus ditanggung seorang perindu surga dalam menjalankan perintah Allah. Dia juga dituntut untuk selalu bersabar serta ridho terhadap pahit manisnya taqdir Allah.

Sementara untuk masuk neraka tidak demikian, siapa saja bebas berbuat apa saja. Setiap larangan dalam kamus syariat tak berlaku. Tak perlu sholat, tak perlu puasa dll.
Ringkasnya Bebas, Freedom tanpa kekangan...

Seperti apa yaa...?????

simak jawaban Al-Qur'an:

وَالَّذِينَ كَفَرُوا يَتَمَتَّعُونَ وَيَأْكُلُونَ كَمَا تَأْكُلُ الْأَنْعَامُ وَالنَّارُ مَثْوًى لَهُمْ

‘Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. Dan jahannam adalah tempat tinggal mereka.‘
(QS. Muhammad: 12),

ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الْأَمَلُ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ

‘Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka)‘ (QS. Al Hijr: 3)

------------------------
Ahad, 09-04-1435 H


056. ~Maafkan Kami Al Quds ~

Di atas puing-puing reruntuhan peradaban seolah semua diam melupakanmu,
seolah tak ada yang peduli dengan lukamu.
Lama aku tak mendengar namamu disebut.
Kisahmu yang mengharu biru perlahan mulai terlupakan.
Kisah tangis anak-anak yang terhenti karena tikaman peluru musuh seolah tak terdengar lagi.
Seperti musibah hilangnya kerabat jauh yang kadang tak menyisahkan duka untuk waktu yang lama.

Ah... Mungkin saja tembok-tembok tinggi itu telah menghalangi suara teriakanmu yang memanggil kami.
Atau mungkin dosa ketidakpedulian ini membuat teriakanmu terdengar seperti nyanyian syahdu yang melelapkan.
Atau mungkin engkau di hati kami seperti batu permata yang hilang didasar lautan dalam yang tak pernah diharap kembali.
Atau laksana anak tiri yang tersisih dan tak pernah di anggap oleh saudara tiri yang lainnya.

Maafkan kami Al Quds...
Maafkan lidah kami yang jarang menyebutmu.
Maafkan majelis kami yang tak pernah membicarakanmu walau untuk seuntai tanya, "Bagaimana kabar Aqshaku...?"
Maafkan kami yang lupa bahwa lukamu adalah luka kami.
Maafkan Air mata kami yang kering serta hati yang membatu dan tak lagi mengenal duka.

Al Quds..
Izinkan kami saudaramu untuk memberi harapan dan semangat baru,
Suatu saat nanti, fajar kemenangan itu akan segera menyingsing memenuhi setiap sudut kotamu hingga seluruh ufuk.
Setiap rumah akan menyaksikan kebesaran yang Maha Agung.
Dukamu takkan lama.
Namun untuk semua itu, ada harga yang harus dibayar.
Yaitu kembali kepada Aqidah yang murni diatas manhaj nubuwwah yang suci.

Hari ini.. Mungkin kami tidak bisa berbuat banyak untukmu, namun kami juga tidak akan membelamu dengan seruan-seruan kosong yang membuat jalanan sesak.
Percayalah... Di atas reruntuhan peradaban itu, engkau akan terus terucap dalam baris-baris do'a mereka yang khusyuk.
Diatas mimbar Nabawi aku sering mendengar do'a untukmu..
Dari mereka yang masih menyisahkan ruang hatinya, untuk mengukir namamu di lubuk hati yang paling dalam.
Kami bersamamu Al Quds..

Madinah, Rabu 3 Dzul qo'dah 1433 H


058. STATUS TERAKHIRMU

Sahabat..
Saat membuka FB, sadarilah bahwa kmatian tak menunggu kapan gerak jemari kita berhenti menari diatas keyboard.
Kita juga tak pernah tau apa isi status terakhir yang bakal kita tinggalkan..
Seorang penyair berkata:

وما من كاتب إلا سيفنى *** ويبقى الدهرَ ما كتبت يداه
فلا تكتب بخطك غير شيء *** يسرك في القيامة أن تراه.

Setiap penulis pasti akan meninggal..
Hanya tulisannya yang akan kekal sepanjang masa..
Maka jangan engkau menuliskan sesuatu dengan gores penamu..
Melainkan apa yang kelak membuatmu bahagia di hari kiamat nanti.

Jadi.., tulislah yang baik-baik saja..
Bagikan yang baik-baik saja..
Pikirkan hal yang terbaik, mantapkan niat, lalu tulislah sesuatu yang bermanfaat di kolom statusmu.
Jangan menunda kawan.. Karena kita tidak tau dengan status yang mana sahabat kita menemukan jalan hidayah-Nya.

Ingat..!!!!
Apa yang kita tuliskan, semua tersimpan rapi disisi-Nya
Status kita bisa menjadi sumber pahala yang tak berujung atau petaka yang tak berkesudahan.

Madinah Rabu, 12-04-1435 H

060. SIKAP ILMIAH

"Kebenaran itu hanya butuh penjelasan yang baik.
Dia tak butuh gerak tubuh lebih yang disertai suara keras dan cacian terhadap lawan diskusi.
Bahkan sikap-sikap seperti itu hanya akan membuat lawan diskusi dan orang lain antipati terhadap kebenaran yang kita sampaikan.
Saat diskusi, anda harus sadar kalau tengah berada ditempat yang membutuhkan keilmiahan dan bukan kekuatan fisik.
Imam Syafi'I berkata, "Aku tidak pernah berharap untuk menang dari lawanku saat berdiskusi. Bahkan aku berharap agar kebenaran itu mengalir dalam ucapannya lalu akupun mengikutinya"

(Syaikh Prof. Dr. Ibrahim Ar-Ruhaily hafidzahullah)

Dikutip dari tulisan kami, "Mereka yang Kukagumi"
Madinah Jum'at 14-04-1435 H

  
060. KITA BUKAN SIAPA-SIAPA
(edisi muhasabah)

"Berapa banyak orang yang kusut dan berdebu, memakai pakaian yang lusuh yang tidak mengundang perhatian, namun sekiranya dia bersumpah atas nama Allah, niscaya Allah akan mengabulkannya" (HR. Tirmidzi)

Sahabat…
Hari ini… Orang yang baik selalu diidentikkan dengan derma yang dilakukan terang-terangan.
Kesuksesan selalu diukur dengan popularitas, kata itu seolah hanya pantas disandarkan pada mereka berulang-ulang kali muncul di tv karena sebuah derma atau pada mereka yang berani tampil di depan khalayak ramai dengan berbagai motivasi.
Kepopuleran itu lantas melahirkan sifat angkuh, bangga diri, merasa bahwa diri telah berbuat banyak dan lebih dari orang lain.

Padahal...siapapun kita, sejujurnya kita bukan siapa-siapa. Dilihat dari kenyataan bahwa ada berjuta orang yang mungkin tidak pernah kita kenal sebelumnya. Dan mungkin tidak akan pernah kita kenal untuk selamanya. Karena mereka memilih untuk tidak dikenal.

Di antara mereka ada yang jauh lebih baik, lebih terhormat, lebih banyak kebajikannnya, lebih luas pengetahuannya dan juga lebih khusyuk penghambaan dan pengharapannya kepada Allah. Mereka selalu dipojokkan penduduk bumi, namun mereka mulia disisi penduduk langit.

Meraka mencintai pilihan hidup yang juga dicintai Allah. Seperti disabdakan Rasulullah shallahu alaihi wasallam:

” Sesungguhnya Allah menyukai orang yang smbunyi-sembunyi, miskin, bertaqwa lagi suka berbuat kebajikan"

Begitulah... Jika mereka tidak tampak, mereka tidak dicari orang. Dan apabila mereka tampak mereka tidak dikenali orang, Hati mereka adalah pelita-pelita petunjuk. Mereka keluar dari segala cobaan yang buta dan gelap”.

Makna hidup yang dalam ini juga di ajarkan oleh As Syafi’i rahimahullah dalam perkataannya yang masyhur, ” Aku ingin sekali manusia mengetahui ilmu ini, dan tidak menisbahkannya kepada saya untuk selama-lamanya. Agar akau diberi pahala karenanya dan mereka tidak memujiku”.

Kesadaran ini setidaknya akan memicu dua hal dalam hidup kita.
Pertama: Kita akan terus berbenah dalam menta diri serta meningkatkan kebajikan.
Kedua : Bahwa kita tidak boleh merasa cukup, merasa lebih baik, sebab esok di pengadilan Allah barulah kita akan tahu, apakah kita baik atau tidak.

Memahami prinsip ini sangat penting, Agar kita tidak sikitpun merasa lebih baik dari orang lain. Dan agar kita tidak mengukur kebaikan dengan kacamata diri sendiri"

Aku dan Diaryku
Madinah September 2012
Ditulis kembali hari ini Sabtu 15-04-1435 H

KETIKA GUNUNG KELUD MELETUS
(edisi Othak-Athik Gathuk)


000. Sahabat saya Fairuz Ashari Mohammad menulis:

Ketika Gunung Kelud meletus tgl 13 Februari kemarin, ada 2 hal bodoh yang ingin saya sebutkan:

1. Letusan terjadi pada pukul 22.49. Tiba2 merebak orang2 yang mengaitkan dengan Ayat Qur'an Surah ke 22 ayat 49. Lalu dikaitkanlah isi ayat tersebut. Metode penafsiran Qur'an macam apa itu?

Kalau begitu, sekarang cek tanggal lahir Anda masing2. Lalu buka surah dan ayat yang sesuai dengan tanggal lahir itu. Cocok dengan isi ayatnya? Kalau belum puas, yuk kita cek seluruh bencana alam di dunia. Kita cek tanggal kejadiannya dengan surah dan ayat Al Qur'an.

Orang yang sok mengait-ngaitkan begini mungkin ingin terlihat religius. Atau terlalu malas membuka Al Qur'an sampai2 menunggu bencana alam barulah membuka Al Qur'an untuk ditadabburi.

2. Muncul foto letusan. Lalu dimirip-miripkan dengan lafadz Allah.
Tujuannya?
Katanya menambah keimanan.

Lucu. Mempertebal iman dengan fenomena2 yang direka-reka sendiri.
Mungkin begini model kebanyakan orang Indonesia. Beriman ketika melihat pohon membentuk lafadz Allah, tsunami membentuk lafadz Allah, kuping bayi membentuk lafadz Allah, dsb.

Tetapi setiap hari melihat matahari, bulan, gunung, dan laut yang jelas tanda2 kebesaran Allah cuma bengong saja.
Setiap hari dikasih nafas yang jelas2 anugerah Allah, diam2 saja.

Punya Al Qur'an di rumah masing2 yang jelas2 mukjizat teragung Rasulullah, malah didiamkan saja. Malah asyik dengan hal2 mistik.

Satu kata: Norak.


062. HIDUPKAN SUNNAH, NISCAYA ANDA AKAN SEHAT

"Para ahli menyebutkan bahwa mematikan lampu ketika tidur malam dapat menghasilkan zat melantonin yang mampu memerangi dan mencegah kanker payudara dan kanker prostat."

"Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang adalah penyebab paling utama terjadinya kerusakan hati."

SaudiNews juga mengutip bahwa: "Waktu tidur yang kurang dapat mengakibatkan naiknya berat badan 5 kg/tahun"

Sebenarnya, jauh sebelum hasil penelitian diatas dilakukan, Rasulullah shallahu alaihi wasallam telah mengajarkan umatnya untuk tidak tidur terlalu malam dan mematikan lampu sebelum tidur serta bangun diawal pagi. Sahabat Abu Barzah Al Aslami radhiallahu anhu menuturkan: Rasulullah shallahu alaihi wasallam membenci tidur sebelum Isya dan berbincang2 setelahnya (bergadang)" (HR. Bukhori).

Syariat yang sempurna ini juga menganjurkan kita untuk menghidupkan akhir malam dengan Ibadah tahajud, lalu menahan diri untuk tetap di masjid sampai terbitnya matahari.

Adapun anjuran untuk mematikan lampu sebelum tidur, ada pada hadits yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi, Beliau bersabda: "Tutuplah pintu rumah, mulut teko, tempat penampungan air dan matikanlah lampu".

Rasulullah shallahu alaihi wasallam juga menganjurkan ummatnya untuk tidur siang. Beliau bersabda: Tidur sianglah kalian, karna sesungguhnya syaithan tidak tidur siang" (HR. Abu Nuaim dengan sanad yang Hasan).

Sebenarnya, jika kita menerapkan sunnah Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari, niscaya kita akan hidup sehat.

Rasulullah shallahu alaihi wasallam memang bukanlah seorang dokter dalam makna yg khusus, namun petunjuk hidup yang terucap dalam sabdanya bersumber dari wahyu Allah azza wa jalla yang Maha Tahu segalanya.

Allah ta'ala berfirman:"Dia (Muhammad) tidak berkata-kata menurut hawa nafsunya, melainkan menurut wahyu yang diwahyukan kepadanya." (QS: An Najm ayat: 3 dan 4)

Tapi ingat.. Bila kita mengerjakan sunnah Rasulullah hendaknya diniatkan semata2 untuk taqarrub (ibadah) kepada Allah. Sebab amalan bergantung pada niatnya. Jika seseorang melakukan suatu amalan sunnah dengat niat menjaga kesehatan, maka dia hanya akan mendapatkan apa yg dia niatkan. Sehat tanpa pahala taqarrub.
Namun jika niatnya taqarrub, maka dia akan mendapatkan pahala taqarrub dan hidup sehat.

Semoga Allah memberi kita taufiq dan kekuatan untuk selalu istiqomah dalam mengamalkan sunnah Rasul-Nya dalam hidup kita.

Catatan Akhir pekan.
Madinah: Kamis, 19 Dzulqa'dah 1434 H
24 Oktober 2013 M


063. Catatan Bersama Syaikh Sholeh Al-Fauzan -hafidzahullah-

Bismillah

Berikut beberapa poin yang sempat kami catat dalam Kuliah Umum yang disampaikan oleh Syaikh Sholeh Al Fauzan -hafidzahullah- hari ini di Aula King Suud Universitas Islam Madinah.

1. Kehidupan yang hakiki adalah kehidupan hati dan bukan kehidupan jasmani. Sementara kehidupan hati hanya bisa diraih dengan ilmu.

2. Ilmu tidak didapat dengan hanya membaca buku atau mendengarkan kaset, namun dengan menghadiri majelis ulama

3. Talaqqi atau menghadiri majelis ilmu para ulama adalah metode yang tidak dapat ditawar lagi dalam menuntut ilmu

4. Dakwah tanpa ilmu adalah kegagalan

5. Jihad tanpa ilmu tidak akan membuahkan apa-apa

6. Penuntut ilmu hendaknya menyibukkan diri dengan ilmu. Adapun urusan politik serahkan pada ahlinya.

7. Persatuan adalah sumber kekuatan umat, sementara perpecahan, tahazzub (berkelompok2) merupakan sebab kelemahan dan kekalahan umat

8. Kesalahan itu pasti terjadi pada setiap orang. Nasihatilah bila orang lain salah.

9. Jangan suka menggampangkan diri dalam memvonis orang lain dengan bid'ah atau takfir

10. Sampaikan walau satu ayat. Menyampaikan disini ada dua macam.
Menyampaikan lafadz ayat, ini bisa dilakukan siapapun. Namun menyampaikan makna ayat hanya bisa dilakukan oleh orang yg berilmu.

11. Tauhid merupakan dakwah pokok para nabi yang dengannya kita memulai setiap dakwah

12. Dakwahkan apa yang anda ketahui, jangan melampaui sesuatu yg tidak anda ketahui. Ajari umat bacaan sholat, surat-surat pendek dan hukum-hukum yg perlukan dalam kehidupan sehari-hari

13. Jalan dakwah bukan jalan yang beralaskan mawar, tapi disana ada curam dan duri yang setiap saat menanti

14. Ingatlah wasiat Luqman, "Perintahkan yg ma'ruf, cegah yang munkar dan bersabarlah atas apa yang menimpamu.

15. Sibukkan diri dengan ilmu dan tak usah menyibukkan diri dengan orang

16. Jika engkau dikucilkan, maka Rasul juga pernah dikucilkan.

17. Jika engkau digelari macam-macam, salaf juga pernah digelari macam. Ajarkan saja kebenaran, tak usah peduli dengan berbagai gelar yang disematkan orang padamu

18. Hikmah itu ilmu, bukan kompromi dengan kebatilan.

Sekian.

Madinah Senin 17-04-1435 H


064. Lanjutan catatan bersama Syaikh Sholeh Al-Fauzan -hafidzahullah-

19. Saat ditanya mengenai fitnah tahazzub beliau menjawab,
"Kalian adalah saudara seagama. Muslim satu dan lainnya bagaikan satu tubuh. Musuh-musuh Allah ingin sekali memecah belah kalian, maka sudah seharusnya kita bersatu diatas Al-kitab dan As-sunnah. Umat islam itu satu hizb satu jemaah (satu kesatuan yang utuh), mereka tidak menerima perpecahan.
Kita tidak boleh saling berselisih, terus-menerus saling membid'ahkan dan dan saling mengkafirkan satu sama lain, yang pada akhirnya hanya akan membuat kita lemah. Bila terjadi perselisihan kembalikan pada Al-Quran dan sunnah.

20. Orang yang berada diatas manhaj yag benar itu jelas, Allah akan selalu menolong dan memenangkan dakwahnya. Bukan tugas penuntut ilmu untuk mengadakan berbagai macam observasi dalam rangka mengkotak-kotakkan ahlul haq satu dengan yang lainnya.

21. Saat ditanya tentang berbagai cemoohan yang ditemuai para da'i di medan dakwah beliau menjawab ,
"Bila yang kalian inginkan 9di jalan dakwah) adalah pujian, maka mulai saat ini berhentilah, namun bila kalian menginginkan wajah Allah maka bersabarlah dan berharaplah (balasan dari-Nya)

22. Hendaknya penuntut ilmu menjauhi tahazzub dan perpecahan serta fanatik terhadap pendapat pribadi-pribadi tertentu. Dia hanya boleh fanatik pada kebenaran. Dia selalu bersama kebenaran kemanapun kebenaran membawanya.
Tujuan kita semua adalah kebenaran. Bila ada yang salah kita arahkan mereka pada kebenaran dengan tetap menjaga asas mahabbah (saling mencintai) yang disertai kesungguhan dalam menyelesaikan perselisihan yang terjadi ditengah kaum muslimin

23. Belajar dijamiah (Universitas Islam Madinah) merupakan nikmat yg besar, jadi jangan menyia-nyiakan nikmat tersebut.

24. Dakwah tidak cukup dengan modal semangat, harus disertai dengan ilmu. Dakwah tanpa ilmu adalah kegagalan

25. Boleh jadi Allah menghidupkan satu umat dengan seorang ulama. Tanpa orang yang mengusungnya islam akan sampai keseluruh pelosok. Apalagi jika yang ada mau mengusungnya dengan sungguh-sungguh penuh amanah.

26. Jihad yg disertai ilmu pasti akan berhasil, entah dengan kemenangan atau mati syahid

27. Dalam jawabannya terhadap pertanyaan yang menyoal cara menyikapi berbagai julukan yang dsematkan ahlul bid'ah kepada penuntut ilmu yang berada diatas manhaj yg haq. Beliau mengatakan, "Sebuah keharusan bagi penuntut ilmu apabila dia yakin berada diatas kebenaran, maka tidak usah memperdulikan berbagai gelar yang disematkan ahlul bida' pada mereka. Ulama dan salaf dahulu telah digelari dengan berbagai macam gelar dari orang-orang yg menyelisihi mereka. Namun akhirnya Allah menolong dan memenangkan mereka.

28. Menjawab pertanyaan terkait sikap yang tepat dalam masaalah bermadzhab beliau menjelaskan, "Imam empat madzhab adalah bagian dari ulama ahlussunnah, mereka satu sama lainnya adalah saudara. Aqidah mereka satu. Mereka hanya berselisih pada beberapa masaalah saja. Barangsiapa yang memiliki kemampuan mentarjih, lalu memilih pendapat yang rojih yang disertai dalil, maka dia berada diatas kebaikan. Mereka semua adalah mujtahid. Bagi mereka pahala ijtihad.

Wallahu ta'ala a'lam

Selasa Rabu 18-04-1435 H


066. TAFAKUR CINTA
(untuk kita renungkan)

Imam Ahmad -rahimahullah- pernah bercerita perihal istrinya:

أقمت مع أم صالح ثلاثين سنة، فما اختلفت أنا وهي في كلمة، ثم ماتت رحمها الله.

''Aku hidup bersama Ummu Shaleh selama 30 tahun. Aku dan dia tak pernah berselisih walau dalam sepatah katapun. Lalu diapun meninggal dunia, semoga Allah merahmatinya''(1)

Semoga Allah rahmati keduanya.

Fragmen diatas setidaknya mengajak kita untuk bercermin kembali. Baik sebagai Suami ataupun sebagai Istri.

Ummu sholeh -rahimahallah- mungkin sosok yang sangat langka dizaman ini. Sebagaimana langkanya sosok Imam Ahmad.

Hari ini, ketaatan ummu sholeh itu seolah sesuatu yang semu. Sosok sepertinya bagai istri khayalan saja.
Sebab hari ini.. Sebagian istri lupa atau bersikap masa bodoh dengan kedudukan mereka sebagai ma'mum dalam keluarga.
Adakalanya -tanpa merasa berdosa- seorang istri berani membentak suaminya. Seakan lupa bahwa suami adalah jalan baginya menuju surga.

Kondisi itu terkadang membuat sebagian Suami memilih sembunyi-sembunyi untuk sekedar menumpahkan tangis kecewa karena ulah sang istri yg susah diatur.

Padahal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا رَاضٍ عَنْهَا دَخَلَتِ الْجَنَّةَ

“Wanita (istri) mana saja yang meninggal dalam keadaan suaminya ridha kepadanya niscaya ia akan masuk surga.”
(HR. At-Tirmidzi)

Islam telah menetapkan bahwa ketaatan terhadap suami merupakan kewajiban yang harus didahulukan seorang istri daripada ketaatan terhadap kedua orangtunya.

Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- bersabda:

لَوْ كُنْتُ آمِرًا لِأَحَدٍ أَنْ يَسْجُدَ لِأَحَدٍ لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا

“Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain niscaya aku akan memerintahkan istri untuk sujud kepada suaminya.”
(HR. At-Tirmidzi)

Namun ingat..! Ketaatan ini berlaku pada hal-hal yang baik-baik saja. Seorang Istri tidak wajib taat pada suami yang menyuruhnya melakukan kemaksiatan pada Allah. Karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّهُ لاَ طَاعَةَ لِمَخْلُوْقٍ فِي مَعْصِيَةِ الْخَالِقِ

“Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Khaliq.” (HR.Ahmad)

Fragmen diatas juga mengajak kita para suami untuk bercermin kembali. Jangan sampai kita menginginkan Istri seperti Ummu sholeh namun kita lupa bahwa disana ada sosok Imam Ahmad. Kita menginginkan wanita seperti Aisyah -radhiallahu anha-, namun lupa bahwa disana ada pribadi Agung yang menjahit baju dan kasutnya sendiri.

Ingat pesan Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-:

اِرْفَقْ بِالْقَوارِيْرِ

“Belemah-lembutlah terhadap gelas-gelas kaca (maksudnya para wanita)”
(HR. Bukhori Muslim)

Sekian.

Cermin diri:
Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata:

قِيْلَ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَيُّ النِّساَءِ خَيْرٌ؟ قَالَ: الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ، وَتُطِيْعُهُ إِذَا أَمَرَ، وَلاَ تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَلَا فِي مَالِهِ بِمَا يَكْرَهُ

Ditanyakan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Wanita yang bagaimanakah yang paling baik?” Beliau menjawab, “Yang menyenangkan suaminya bila suaminya memandangnya, yang menaati suaminya bila suaminya memerintahnya, dan ia tidak akan menyelisihi suaminya dalam perkara dirinya dan tidak pula pada harta suaminya dengan apa yang dibenci suaminya.”
(HR. Ahmad)

Wallahu a'lam

(1). Teks arabnya kami kutip dari Akh Fachrian Almier Akira

Madinah, 19-04-1435 H


000.PESAN YANG KU GARIS BAWAHi DARI SEORANG ULAMA RABBANI

Bila yang kalian inginkan (di jalan dakwah) adalah pujian, maka mulai saat ini berhentilah. Namun bila kalian menginginkan wajah Allah, maka bersabarlah dan berharaplah (balasan terbaik dari-Nya).

(Syaikh. Dr. Sholeh Al Fauzan -hafidzahullah-)

000. REFLEKSI

Setelah mengamati beberapa ceramah yang disampaikan Syaikh Sholeh Al Fauzan, Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad dan Syaikh Abdul Aziz Alu Syaikh. Saya mengambil kesimpulan bahwa ulama-ulama rabbani itu memberi perhatian yang besar dan sungguh-sungguh dalam menyatukan Ahlussunnah.

Sambutan hangat mereka terhadap Syaikh Yahya Al Hajury -hafidzahullah- mengajarkan pada kita arti cinta yang sesungguhnya. Tak ada ego dan sikap arogan disana. Dalam Pertemuan itu semuanya membahas kemashlahatan dakwah kedepan. Hal ini tentu menjadi angin segar bagi kita yang cukup lelah dengan pertikaian yg ada.

Masih terekam jelas pernyataan Syaikh Sholeh 4 tahun yang lalu, "Jika setiap ulama atau da'I yang salah dilucuti ketsiqotannya, maka siapa lagi yang akan tersisa untuk umat...?"
Aly Raihan El-Mishry wrote:

"Ustadz Juga Manusia"

Ustadz Juga Ayah dari Anak-anaknYa, Ustadz Juga Suami dari Istri-IstrinYa,Ustadz juga Anak dari Bapak-IbunYa,Ustadz Juga Kakak/Adik dari KerabatnYa,,

Terkadang Mereka Marah,,
Terkadang Mereka Tertawa,,
Terkadang Mereka Bersedih,,
Terkadang Mereka Menangis,,
Terkadang Mereka Juga Melucu dengan ShabatnYa,IstrinYa dan Anak-AnaknYa..

Mereka Juga Bekerja mencari Maisyah..
Mereka Juga Berbisnis,Berdagang,Jualan di Pasar Ataupun Membeli Barang dipasar..
Mereka Juga Akan Engkau Temui Di Sawah,di Kebun,di Toko,
Di Pasar..

Karena Mereka Berkeluarga dan Menanggung Nafkah Keluarga..
Mereka Tidak Mengambil Harta Manusia dengan Cara Yang Tidak Benar,dan Mereka Juga Tidak Meminta Upah Atas SeruanYa Kepada Kebenaran..

Sikap Yang Salah,Ketika Melihat Seorang Ustadz Di Pasar Atau Sedang Berlibur Bersama KeluarganYa,Lantas Kita Katakan"
Apa Begitu Tindakan Seorang Ustadz,Bukankah dengan Begitu WaktunYa Menela'ah Ilmu Sia-sia Terbuang Begitu saja..

Sebuah Perkata'an Tergesa-Gesa dan Penuh Kecerobohan..

Sahabat:
Tidak Seorang Manusia pun Mampu Tampil Perfect/Sempurna Selama 24 Jam Tanpa Secuilpun Kekurangan,Kalau Ada,Ia Pastilah Malaikat..


000. Mendakwahi Pemimpin

"Bersungguh-sungguhlah dalam mendakwahi pemimpin. Bila perlu berikan perhatian khusus terhadap mereka. Berlemah-lembutlah dengan mereka. Tinggalkan sifat keras dalam memperbaiki kesalahan mereka. Bantulah mereka bila melakukan kebaikan. Sungguh kebaikan mereka adalah anugrah untuk kaum muslimin."

(Syaikh DR. Sholeh Al Fauzan -hafidzahullah-)


069. MATI ITU PASTI

Seorang Penyair berkata:

من لم يمت بالسيف مات بغيره ¤¤¤ تعددت الأسباب والموت واحد

Siapa yang tak mati dengan pedang (dalam pertempuran) maka dia akan mati dengan selain itu.
Penyebab kematian itu bermacam-macam, akan tetapi kematian itu hanya satu.

Catt: Intinya, mati itu pasti

---¤¤---


070. GURU BESAR HADITS ITU TERNYATA DULU BERAGAMA HINDU

Sempat kaget saat tau bahwa ternyata guru besar hadits itu dulunya beragama Hindu.
Berikut biografi singkat beliau yang kami himpun dari berbagai sumber.

Nama beliau adalah Prof. Dr. Muhammad Dhiya'urrahman Al A'dzamy. Dilahirkan di India pada tahun 1363 H dari sebuah keluarga penganut agama Hindu yang taat. Llahir di keluarga yg berkecukupan membuat Al-A'dzomy muda bisa melanjutkan pendidikan hingga tingkat tsanawy (SMP). Sejak usia dini beliau -hafidzahullah- memiliki minat baca yg tinggi.
Banyaknya agama dan kepercayaan di India mendorong rasa ingin tahu beliau untuk mempelajari seluk beluk berbagai agama, mulai dari Yahudi, Kristen ,Budha dan agama-agama lainnya. Hingga kemudian Allah membukakan hatinya untuk memeluk Islam.
Interaksi beliau dengan berbagai literatur keagamaan mendorongnya untuk menulis berbagai makalah ilmiah di bidang theologi. Makalah-makalah tersebut kemudian dicetak dalam jilid besar oleh "Maktabah Ar-Rusyd"

Perjalanan spiritualnya hingga memeluk islam sangat panjang. Yang jelas diawal keislamannya, keluarga menolak keras pilihannya untuk merubah keyakinan. Berbagai macam cara ditempuh agar menyurutkan iman keislaman yang baru saja dianutnya. Puncaknya mereka yang tak lain adalah keluarga dan kerabatnya sepakat untuk membunuhnya. Tekanan, penindasan dan ancaman pembunuhan yang dialaminya itulah yang membuat beliau melarikan diri kenegeri tetangga Pakistan.

Di Pakistan beliau masuk sebuah lembaga pendidikan asuhan Jamaah Islamiah (JI) yang diketuai oleh Abul A'la Al Maududy. Disanalah beliau mempelajari dan mendalami Madzhab Hanafy. Hingga akhirnya Allah membimbing beliau untuk sepenuhnya mengikuti dalil dan manhaj para salafussholeh dan meninggalkan fanatik madzhab serta hubungan dengan Jama'ah Islamiyah (JI). Kisahnya bersama Jamaah Islamiyah bisa dibaca pada bagian terakhir dari buku beliau "Marwiyaat Abu Hurairah" cet. Maktabah Al ghuraba' madinah.

Untuk mengobati dahaga akan ilmu, beliau memutuskan pindah ke negeri Haramain. Di tempat barunya, beliau melanjutkan pendidikan strata satu di Universitas Islam Madinah (UIM). Setelah menyelesaikan pendidikan strata satu, beliau melanjutkan pendidikannya dibidang hadits pada program pasca sarjana Universitas Al Azhar Kairo. Setelah meraih predikat Doktor dengan nilai terbaik beliau kembali ke madinah dan diberi tugas sebagai dosen di Universitas Islam Madinah tempat beliau belajar dulu. Beberapa tahun kemudian beliau dipercaya untuk menjabat sebagai Dekan Fakultas Hadits Universitas Islam Madinah.

Selain pakar di bidang Hadits, Syaikh juga sangat ahli di bidang perbandingan agama dan theologi, beliu sering diminta untuk menjadi pembimbing beberapa desertasi dalam didang perbandingan agamai.
Sebagai penghormatan atas kerja keras dan pengabdiannya terhadap Islam Kerajaan Saudi Arabia memberinya kewarganegaraan. Kini beliau -hafidzahullah- tinggal menetap di Madinah Al Munawwarah. Diusianya yang tak lagi muda (72 tahun) beliau masih menyibukkan diri dengan Ilmu. Tiga hari dalam sepekan (Senin, Selasa, Rabu ba'da Isya) beliau rutin menyampaikan ta'lim di Masjid Nabawi As-Syarief dengan konsentrasi kajian yang berfokus pada Ilmu Hadits An Nabawy.

Diantara Karya beliau:
-Al jaami" al kamil 22 jilid
-Mu'jam Mustholsh Al-Hadits
-Dirasaat fil jarh watta'dil
-Dirasat fi Al Yahudiyah wa An Nashraniyah wa Al Budziyah.
Dll

Semoga Allah senantiasa menjaga beliau dan memanjangkan umurnya dalam ketaatan kepada Allah.

Madinah, Ahad 23-04-1435 H


071. ILMU JARH WATTA'DIL DIMATA DOSEN ILMU JARH WATTA'DIL

Saat majelis nuzhatunnadzar Syaikh DR. Anis Thohir Al-Andunisy pernah berkata :

"Ilmu jarh watta'dil adalah ilmu yang sangat mulia. Dibutuhkan ketaqwaan dan sifat wara' untuk memasukinya. Dulu, para ulama yang berbicara dalam masaalah ini adalah orang-orang yang terkenal kehati-hatiannya. Tidak seperti hari ini, dimana seseorang duduk sambil angkat kaki dirumanya lalu dengan mudah membid'ahkan atau memfasikkan penduduk timur dan barat atas dasar nafsu tanpa dalil dan sebab yang jelas. Wallahul musta'an"

Madinah 24-04-1435 H
072. ............

Hidup itu bagai berdiri diatas eskalator. Kita bergerak atau tidak tetap saja ia akan membawa kita berjalan menuju akhir yang pasti (kematian)

073. KIAT MENJADI PENGUSAHA SUKSES

Suatu hari seseorang pernah bertanya pada Abdurrahman bin Auf -radhiallahu anhu-, "Apa kiat anda hingga bisa sekaya ini..? Abdurrahman bin Auf menjawab, "Dulu.. Aku selalu ridho dengan keuntungan yang sedikit".

Dalam menjalankan usaha, yang paling penting adalah keberkahan rezeki, bukan besarnya keuntungan.

Banyak orang yang keuntungannya sedikit, namun Allah memasukkan kekayaan lain di dalam hatinya. Sebaliknya, banyak orang yang keuntungannya banyak, namun Allah mencabut keberkahan dari hartanya, sehingga betapapun banyaknya harta yang dimilikinya, dia tidak akan pernah merasa puas dan cukup dari anugrah tersebut.

Bila anda seorang pengusaha, pilih harga yang masuk akal untuk barang dagangan anda. jangan memanfaatkan hajat orang lain demi mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya. Ingat, siapa yang memudahkan orang lain dalam urusan dunia, maka Allah akan memudahkan urusannya didunia dan akhirat.
Dan siapa yang menyulitkan orang lain, maka hidupnya akan dipersulit, karena balasan sesuai dengan perbuatan. Bahkan dikwatirkan apabila dia selalu menyulitkan orang lain, maka do'a-do'a yang tak tertolak dari mereka yang merasa terdzolimi itu akan menimpanya. Karena Allah tidak pernah lalai dari perbuatan hamba-hamba--Nya.

(Faidah dari Syaikh DR. Muhammad bin Muhammad Al-Mukhtar As Syinqity -hafidzahullah-)

074. Karena Pemimpin Adalah Cermin Dari Kondisi Rakyat Suatu Bangsa.

Sahabat saya Fairuz Ashari Mohammad menulis:

Amirul mu'mini Ali bin Abi Thalib -radhiallahu anhu- pernah ditanya oleh seseorang: “Mengapa saat Abu Bakar dan Umar menjabat sebagai khalifah kondisinya tertib, namun saat Utsman dan engkau yang menjadi khalifah kondisinya kacau? Jawab Ali: “Karena saat Abu Bakar dan Umar menjadi khalifah, mereka didukung oleh rakyat seperti aku dan Utsman, namun saat Utsman dan aku yang menjadi khalifah, rakyatnya adalah kamu dan orang-orang sepertimu”.

Ibnu Qayyim berkata: "Jika rakyat adil, maka akan adil pula pemimpin mereka. Namun, jika rakyat berbuat zholim, maka pemimpin mereka akan ikut berbuat zholim. Jika tampak tindak penipuan di tengah-tengah rakyat, maka demikian pula hal ini akan terjadi pada pemimpin mereka."

Dahulu, kita pernah menjadi umat yang disegani, berani melawan penindasan, rakyatnya adil dan makmur, aqidahnya lurus. Maka, Allah "hadiahkan" kepada kita pemimpin yang hebat seperti Umar Bin Abdul Aziz, Abdurrahman Ad Dakhil dll -rahimahumullah-.

Semoga hal ini bisa berulang kembali.

Qultu: Al Hasan -rahimahullah- pernah berkata: "Sebagaimana kamu begitulah pemimpinmu". Karena pemimpin adalah cermin dari kondisi suatu bangsa.

Proyek membangun peradaban umat harus dimulai dari perbaikan rakyat. Tasfiyah dan Tarbiyah merupakan jalan yang harus kita tempuh. Mengembalikan umat pada keaslian risalah dan kemurniah aqidah adalah harga yg harus dibayar bila ingin kondisi umat dan negara berubah. Hanya Masyarakat bertauhid yang siap berhukum dengan hukum Allah. Jadi.. Tak perlu tergesa-gesa, apalagi sampai mengambil jalan pintas demi meraih simpati.
Ingat.. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menghabiskan waktu 13 tahun untuk menguatkan pondasi iman generasi awal Islam diatas aqidah yang benar. Setelah aqidah tertanam kuat, brulah terwujud masyarakat madani yang adil dan sejahtera dalam bingkai negara islam.


076. BERPACU DENGAN WAKTU

Hari ini...
Bacalah yang baik-baik walau hanya sebaris.
Belajarlah soal agama walau hanya satu Masaalah.
Sampaikanlah walau hanya satu ayat.
Bersedekahlah meski hanya dengan senyum tulus.
Berjalanlah untuk suatu kebaikan walau hanya selangkah.
Karena hari ini adalah milik anda. Bukan kemaren yg telah lalu, atau esok yang tak pasti. Persembahkan amal terbaik untuk waktu yang anda miliki.
Ingat..!!
Waktu adalah harta yang paling berharga dalam hidup, terlalu mahal untuk dibiarkan mengalir seperti air.
Lagipula Islam tidak suka pengangguran.

Rabu 26-04-1435 H

000.ORANG SYIAH DIMINTAI KLARIFIKASI
Orang Syi'ah dimintai klarifikasi..????
Gak salah tuh..???
Kayak gak pernah belajar sejarah aja.
Sekedar mengingatkan saja, Berbohong atau dalam bahsa halusnya taqiyah itu adalah bagian dari pokok ajaran agama Syi'ah. Hukumnya wajib kayak sholat.

ini dalilnya:

(
تارك التقية كتارك الصلاة )

"Orang yang meninggalkan taqiyyah seperti orang yang meninggalkan sholat"

[
جامع الأخبار: ص110، وبحار الأنوار: 75/412]

Bahkan meninggalkannya merupakan dosa besar yang tidak terampuni.

Ini dalilnya:

(
يغفر الله للمؤمن كل ذنب يظهر منه في الدنيا والآخرة، ما خلا ذنبين: ترك التقية، وتضييع حقوق الإخوان )

"Allah mengampuni seluruh dosa yang dilakukan orang yang beriman didunia dan akhirat, kecuali dua dosa, meninggalkan taqiyah dan menyia-nyiakan hak-hak saudaranya"

[
تفسير الحسن العسكري: ص130، وسائل الشيعة 11/474، بحار الأنوار: 75/415].

Ya Allah.... jagalah negriku.


000. DIBALIK KEIKHLASAN DAN TEKAD YANG KUAT

El-anshorie Achmed wrote:

Syaikh Prof. Dr. Ibrahim bin Amir ar-ruhaily Hafidzohullah pernah berkata di majlis beliau di masjid Nabawi,

" Jika seorang menuntut ilmu ikhlas karena Allah disertai tekad dan semangat, maka Allah akan karuniakan kepadanya kemudahan untuk melakukan amal-amal kebaikan. Jiwanya senantiasa tergerak untuk menyibukkan diri dengan kebaikan; sehingga jadilah orientasinya hanya pada berbuat kebajikan. Orang-orang yang mencari dunia; mereka merasakan kelezatan dengan dunianya..sedang mereka kelezatannya ada pada ilmu.. "

Kemudian Syaikh menceritakan sebuah kisah yang indah :

" Syaikh Abdurrahman As-Sa'di rahimahullah seorang ulama rabani. Beliau memiliki karya-karya yang amat bermanfaat dan fenomenal. Diantaranya adalah kitab
" Al-wasaailul Mufiidah lilhayatis Sa'iidah" . Sebuah kitab ringkas yang menerangkan tentang kiat-kiat meraih kebahagiaan yang hakiki. Tahukah Anda..ternyata beliau mengarang kitab ini di saat beliau terbaring sakit..

Kala itu beliau dirawat di salah satu rumah sakit di Saudi Arabia, kemudian dipindahkan ke Lebanon untuk di rawat di sana. Dokter meminta beliau untuk istirahat yang cukup dan tidak menyibukkan diri dengan ilmu (membaca dan menulis ilmu,pen). Karena jika disibukkan dengan ilmu, maka hal tersebut akan membahayakannya (dikarekan kurang istirahat).

Hingga sampailah berita bahwa beliau menyembuyikan kertas-kertas untuk menulis di bawah ranjang. Di saat Dokter beranjak pergi, beliau pun mengambil kertas-kertas tersebut, sampai tersusunlah sebuah karya yang luar biasa.. Tidaklah seorang membacanya dengan dengan sungguh melainkan akan mendapatkan manfaat. Demikianlah saudaraku..mereka para ulama itu, tidak menyia-nyiakan waktu sedikitpun .. "

Tak kusangka...ternyata kitab yang dibahas oleh Syaikh Ibrahim beberapa bulan yang lalu..ternyata ditulis oleh Sang Penulis, disaat beliau terbaring sakit...

Aku teringat sebuah pesan indah dari Ibnul Qoyyim Rahimahullah,

" Barangsiapa yang kelezatan belajar ilmu dan semangatnya dalam menuntut ilmu tidak bisa mengalahkan kelezatan badan dan syahwatnya, maka dia tidak akan mencapai derajat ulama. Dan barangsiapa yang kelezatannya syahwatnya ada pada ilmu, maka diharapkan ia akan menjadi seorang ulama. "

27 Rabi'ustsani 1435 H

Qultu: Semoga Allah selalu menjagamu wahai syaikh... Engkau yang tak pernah letih menyampaikan Ilmu, tak pernah jemu mendengarkan dan menjawab setiap pertanyaan. Semoga Allah memanjangkan umurmu dalam ketaatan.

Semoga bermanfaat.

0 Kommentare:

Kommentar veröffentlichen