Samstag, 11. April 2015

DUA MACAM MANUSIA

Syaikh Prof. Dr. Ibrahim bin Amir Ar-Ruhaily pernah mengatakan:
"Di dunia ini ada dua macam manusia. Yang pertama adalah mereka yang meninggal dunia kemudian mendapatkan ganjaran pahala setelah kematiaannya. Yang kedua adalah mereka yang meninggal dunia namun menanggung dosa orang-orang yang ditinggalkannya. Semua tergantung amalan yang mereka perbuat semasa hidup di dunia.
Orang pertama adalah orang yang suka mencontohkan perbuatan baik, lalu mengajak orang lain berbuat kebaikan yg sama. Adapun orang yg kedua semasa hidupnya dia menjadi contoh bagi orang lain dalam melakukan perbuatan buruk, sehingga ia dihukum karena dosa orang lain.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

Artinya: "Barangsiapa yang menyeru kepada sebuah petunjuk maka baginya pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya, hal tersebut tidak akan mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang menyeru kepada sebuah kesesatan, maka baginya dosa sebagaimana dosa orang-orang yang mengikutinya, hal tersebut tidak mengurangi dari dosa-dosa mereka sedikitpun." (Hadits riwayat Muslim)
Sungguh Allah Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui.


Catatan:

Mencontohkan perbuatan baik merupakan amalan yang sangat terpuji dalam islam. Bahkan pelakunya akan mendapatkan ganjaran pahala yang berkali-kali lipat disisi Allah. Oleh karen itu ada sebagian amalan yang dianjurkan untuk dilakukan secara terang-terangan, membayar zakat misalnya.
Nah, Sebagaimana mencontohkan perbuatan baik membuat pelakuknya mendapatkan ganjaran pahala berkali-kali lipat disisi Allah, maka mencontohkan perbuatan buruk juga akan mendatangkan keburukan yang berlipat. Oleh karena itu islam sangat mencela pelaku keburukan yang melakukan perbuatannya secara terang terangan.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِينَ وَإِنَّ مِنْ الْمُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلًا ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ فَيَقُولَ يَا فُلَانُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ

“Seluruh umatku dimaafkan dosanya, kecuali orang yang melakukan dosa dengan terang-terangan. Dan sesungguhnya termasuk melakukan dosa dengan terang-terangan adalah, dimana seseorang melakukan perbuatan (maksiat) di malam hari, lalu dia memasuki waktu pagi dalam keadaan Allah menutup keburukannya, (akan tetapi) dia mengatakan: “Hai, Fulan! Semalam aku telah melakukan perbuatan begini dan begitu”. Padahal dia telah melewati malamnya sementara maksiatnya telah ditutupi oleh Rabb-nya, namun ketika memasuki pagi, dia membuka tirai Allah darinya”. (HR Bukhari)

Contoh sederhana dari permasaalah ini adalah kebiasaan sebagian orang yang suka mengunggah foto-foto pribadinya baik saat bersama pacar, saat meneguk minuman keras, berjudi, dugem dan lain-lain. Padahal boleh jadi tak ada yang mengetahui bila dia termasuk orang yang suka pacaran atau orang yang suka menenggak minuman keras berjudi dan lain-lain. Kalaupun ada yang mengetahui bahwa dia memiliki pacar toh tidak semua orang tau apa yang dilakukannya bersama sang pacar di malam hari. Akan tetapi dia mempertontonkan dan mengumbar apa yang telah ditutupi Allah darinya pada orang banyak melalui media sosial dan media lainnya. Sehingga orang-orangpun mengetahui perbuatan buruknya hingga akhirnya tertarik untuk mengikutinya. Wal iyaadzu billah

Semoga kita termasuk orang-orang yang akan terus memetik buah kebajikan baik saat hidup di dunia maupun setelah meninggalkan dunia.

Amiin.
______________
Madinah 13-03-1435 H
ACT El-Gharantaly

0 Kommentare:

Kommentar veröffentlichen