Montag, 14. Juli 2014

Harga Sebuah Kemenangan

Ditengah berbagai musibah yang melanda umat, marilah sejenak kita renungkan firman Allah berikut ini :

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa.  Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS: an-Nur: 55)

Ayat diatas mengabarkan pada kita tantang dua syarat mutlak kejayaan. Yang pertama ubudiyah (penyembahan) yang kontinyu dan yang kedua tauhid murni yang tidak terkontaminasi oleh kesyirikan sedikitpun. Bila kedua hal tersebut terealisasi, maka Allah azza wa jalla akan memenangkan umat ini. Janji Allah pasti benar, Dia berfirman :

 يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ

 “Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syetan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah”. (QS: Fathir: 5)

Kami teringat dengan ucapan Syaikh Abu Ishaq Al Huwainy -hafidzahullah- dalam khotbahnya yang fenomenal, beliau mengatakan:

"Kita lemah.? Iya... Kita tidak memiliki apa yang dimiliki oleh musuh-musuh kita, namun bila kita kembali bercermin pada generasi pertama, pada zaman sahabat, zaman nabi shallallahu alaihi wasallma, kemudian kita berpegang teguh dengan apa yang mereka berada diatasnya, maka aku bersumpah demi Allah.. kita pasti akan meraih kemenenangan..
Beliau juga mengatakan, "Kita tidak akan bisa dikalahkan selama di dalam hati kita menancap kuat pasak-pasak keimanan"

Sahabat fillah....
Sejarah mencatat bahwa kekalahan demi kekalahan yang di alami oleh kaum muslimin pada setiap masa  adalah akibat ulah mereka sendiri. Mulai dari kekalahan di uhud hingga pengusiran dari bumi Andalus. Pembaca tentu masih ingat penyabab utama kekalahan di Uhud  tidak lain karena sebagian besar petugas pemanah menyelisihi perintah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.  Sementara pengusiran dari bumi andalus sebagai akibat dari cinta dunia, haus kekuasaan serta berpaling dari Agama.
Sungguh benar firman Allah azza wa jalla:

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)" (QS: as Syuro: 30)

Maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan sumber kelemahan umat dihadapan musuh-musuhnya. Oleh karena itu Amirul Mukminin Umar Al-Khattab berpesan kepada panglima Tentera kaum Muslimin, Saad bin Abi Waqas ketika beliau mengutunya untuk menaklukkan kota Parsi... Dalam suratnya beliau bertitah:

أما بعد، فإني آمرك ومن معك من الأجناد بتقوى الله على كل حال، فإن تقوى الله أفضل العدة على العدو، وأقوى المكيدة في الحرب. وآمرك ومن معك أن تكونوا أشد احتراسا من المعاصي منكم من عدوكم، فإن ذنوب الجيش أخوف عليهم من عدوهم. وإنما يُنصَرُ المسلمون بمعصية عدوهم لله، ولولا ذلك لم تكن لنا بهم قوة، لأن عددنا ليس كعددهم، ولا عدتنا كعدتهم. فإذا استوينا في المعصية، كان لهم الفضل علينا في القوة، وإلا نُنْصَرْ عليهم بفضلنا لم نغلبهم بقوتنا. واعلموا أن عليكم في مسيركم حَفَظَةً من الله يعلمون ما تفعلون، فاستَحْيوا منهم، ولا تعملوا بمعاصي الله وأنتم في سبيل الله، ولا تقولوا إن عدوّنا شرٌ منا فلن يُسلَّط علينا وإن أسأنا، فرُبّ قوم سُلّط عليهم شرٌ منهم، كما سُلّط على بني إسرائيل . واسألوا الله العونَ على أنفسكم كما تسألونه النصر على عدوّكم.

Amma ba'du :

Sesungguhnya aku memerintahkan kepadamu dan juga kepada mereka yang bersama-samamu..
Agar bertaqwa kepada Allah subhanahu wa ta'ala dalam setiap keadaan..
sesungguhnya taqwa kepada Allah azza wa jalla adalah sebaik-baik persiapan dalam mengalahkan musuh dan juga sebaik-baik strategi dalam peperangan.

Aku juga memerintahkan kepadamu dan kepada mereka yang bersamamu supaya menjauhkan diri daripada maksiat. Kerana sesungguhnya dosa-dosa yang dilakukan oleh tentera Islam lebih aku takuti daripada musuh-musuh mereka.

Sesungguhnya orang-orang Islam mendapat pertolongan daripada Allah azza wa jalla disebabkan kemaksiatan yang dilakukan oleh pihak musuh, jika bukan kerana hal itu, nescaya tidak ada lagi bagi orang-orang Islam kekuatan.

Jumlah tentera kita tidak sebanyak jumlah tentera mereka. Kelengkapan senjata kita tidak sehebat kelengkapan senjata mereka.
Maka bila kita sama dengan pihak musuh dalam hal maksiat, niscaya kelebihan kekuatan dan kemenangan akan berpihak pada mereka!
Jika kita tidak mendapat pertolongan Allah azza wa jalla atas musuh-musuh ini dengan kelebihan kita, sudah pasti kita tidak akan dapat mengalahkan mereka.

Ketahuilah!
Bahwa dalam perjalananmu ada malaikat-malaikat yang mengawasi, dan menjagamu.
Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. Maka malulah terhadap apa yang ingin kamu lakukan.
Janganlah kamu berkata "Sesungguhnya pihak musuh lebih hina dari kita, dan mereka tidak akan dapat menguasai kita walaupun kita turut berbuat kejahatan".
Boleh jadi Allah akan mendatangkan satu kaum yang lebih zalim daripada pihak musuh, seperti yang pernah berlaku kepada kaum Bani Israil dahulu dimana akhirnya mereka telah dikuasai oleh orang-orang kafir Majusi (penyembah api).

Mohonlah kepada Allah Taala kemenangan atas haws nafsumu, sebagaimana kamu memohon kemenangan atas musuh-musuh mu.
Aku memohon perkara yang sama keatas diriku dan dirimu."
Sekian

Pembaca tentu masih ingat dengan Golda Meir, mantan perdana mentri israel yang juga dikenal sebagai Ibu Yahudi modern. Dia pernah mengatakan: "Setiap pagi aku selalu berharap bila saatnya nanti aku menyambut pagi tak ada seorangpun anak palestina yang masih hidup". Tapi tahukah anda bahwa dia juga pernah mengatakan:

نحن لا نخاف من المسلمين إلا عندما يصلون الفجر في المسجد كما يصلون الجمعة

"Kita tidak akan takut terhadap orang Islam kecuali saat mereka menunaikan sholat fajar di masjid sebagaimana mereka menunaikan sholat jum'at"

Maksudnya jumlah jamaah sholat subuh sama dengan jamaah sholat jumat.

Majalah Al Furqon edisi 07 th ke 8 1430/2009 mengutip:
   
"Pasca Tragedy Pembantaian kaum muslimin oleh Yahudi di Masjidil Aqsha beberapa tahun yang lalu, ada seorang muslim yang bertemu dg org Yahudi, lalu dia berkata:

"Meskipun lama, namun suatu ketika nanti kami akan mengusir kalian dari Palestina dengan hina dina, dan kami akan merebut kembali Masjidil Aqsha, sehingga pohon dan batu akan membantu kami dalam memerangi kalian."

Yang mengherankan, orang Yahudi itu berkata: "Ya, itu benar. Hal itu kami baca di kitab kami, dan diketahui oleh kami baik yang alim maupun yang bodoh, namun yang akan mengalahkan kami bukanlah muslimim semacam kalian."

Maka si muslim berkata: "Lalu siapa?".

Yahudi menjawab: "Mereka adalah kaum muslimin yang jumlah jamaah shalat Shubuhnya sama seperti jumlah jamaah shalat Jumat."

(Mukhtasar Asyratus Sa'ah, taqdim: Syaikh Abdullah al-Jibrin hal 28).

Maka dimakah kaum muslimin yang ramai sholat jum'at itu disubuh hari...?

Terakhir..
Sudah merupakan sunnatullah bahwa umat ini tidak akan pernah keluar dari berbagai musibah yang menimpahnya hingga mereka  pada keaslian risalah....
Itulah harga yang harus kita bayar untuk kemenangan...

Allah berfirman:

وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ

Artinya:

"Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lohmahfuz, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh. “ (QS: al-Anbiya: 105)

Wallahu a'lam.

__________________________
Ditulis antara Surabaya & Jakarta
Senin 16 Ramadhan 1435 H
ACT El-Gharantaly








0 Kommentare:

Kommentar veröffentlichen