DALAM KETAATAN SEKALIPUN KITA BUTUH
KESABARAN
(edisi inspirasi pagi bersama Syaikh Prof. DR. Abdurrazzak Al Badr -hafidzahullah-)
Allah Ta'ala berfirman : (وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ) 'Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu' (QS. Al Baqarah : 45). Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al Badr -hafidhahullah- berkata saat mengomentari ayat ini : "Di dalam ayat ini, Allah Ta'ala mendahulukan kesabaran dari pada shalat. Hal ini karena seluruh amal ibadah memerlukan kesabaran. Mengerjakan perintah membutuhkan kesabaran dan menjauhi larangan pun juga membutuhkan kesabaran." Semoga bermanfaat
083. SAKSI SEJARAH
Syaikh Ali Musthafa Tantawi -rahimahullah- berkata: Setiap hari raya tiba aku ingin sekali mengucapkan "Kullu aamin wa antum bikhoirin" untuk kalian, namun bagaimana aku bisa mengucapkannya, sementara saudara kita di Syam di bantai, terisolir dan dihinakan (1). Bagaimana aku bisa mengucapkannya sementara sudara-saudaraku di belahan bumi lain terdzolimi dan tertintimidasi. Orang Islam itu seperti satu raga, tidak dikatakan beriman orang yang tertidur lelap sementara tetangganya menahan lapar. Lantas bagaimana bisa seorang muslim terlelap dalam tidurnya, sementara musuh telah bersatu untuk memusnahkan golongan yang sholeh dari negri kaum muslimin untuk menggantinya dengan golongan yang kafir..? Keamanan dan ketentraman antar bangsa mungkin saja tidak akan berlangsung lama. Hari ini mereka telah menampakkan ke brutalannya di Suriah (1), dan aku takut seluruh negeri kaum muslimin terancam bahaya. Maka bergegaslah wahai orang-orang yang berakal, Wahai ahlul Ishlah, berikan perlawanan sebelum musuh menguasai seluruh wilayah (kaum muslimin pen) untuk mewujudkan apa yang mereka cita-citakan, yaitu pemusnahan total terhadap Ahlussunnah, pengendalian wilayah dan menyebarkan berbagai macam bid'ah dan kesesasatan" (Rawaa'iu At Thanthawi)
Catt: 1. Perkataan Syaikh ini tidak berarti pelarangan untuk mengucapkan tahniah pada hari raya. Namun syaikh memilih sikap tersebut sebagai wujud kepedulian dan belasungkawa. 2. Dizaman Hafidz Al Asad -alaihi ma yastahiq-
084. MAHLAN YA AKHI.....
Sahabat... Kau dan aku tentunya tau kalau daging ulama itu beracun... Jadi berhati-hatilah... Boleh jadi lawanmu dipengadilan Allah nanti adalah mereka yang senantiasa menghidupkan malam untuk bermunajat kepada-Nya... Jangan lupa…. Do'a orang yang terdzalimi itu seperti busur panah yang tak pernah meleset... Masih ingat kisah orang yang bangkrut diakhirat kan...???? Kalau lupa ana ingatin lagi yaa... Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?” Mereka menjawab : “Orang yang bangkrut di antara kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak pula memiliki harta/barang.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Namun ia juga datang dengan membawa dosa kedzaliman. Ia pernah mencerca si ini, menuduh tanpa bukti terhadap si itu, memakan harta si anu, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang itu. Maka sebagai tebusan atas kedzalimannya tersebut, diberikanlah di antara kebaikannya kepada si ini, si anu dan si itu. Hingga apabila kebaikannya telah habis dibagi-bagikan kepada orang-orang yang didzaliminya sementara belum semua kedzalimannya tertebus, diambillah kejelekan/kesalahan yang dimiliki oleh orang yang didzaliminya lalu ditimpakan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim no. 6522) Jangan lupa lagi yaa....
085. SEPUCUK SURAT UNTUK SAHABAT
Sahabat saya pernah mengirimkan sebuah pesan penuh makna. Isi pesan itu adalah: "Sahabat, dengarkanlah sejenak.. Diriwayatkan, bahwa: Apabila penghuni Surga telah masuk ke dalam Surga, lalu mereka tidak menemukan sahabat-sahabat mereka yang selalu bersama mereka dahulu di dunia, mereka bertanya tentang sahabat mereka itu kepada Allah Subhaanahu wa ta'ala .. "Yaa Rabb.. Kami tidak melihat sahabat-sahabat kami yang sewaktu di Dunia, Shalat bersama kami, Puasa bersama kami dan berjuang bersama kami," Maka Allah subhanahu wa ta'ala berfirman: "Pergilah ke neraka, lalu keluarkan sahabatmu yang di hatinya ada Iman walaupun hanya sebesar dzarrah." (HR. Ibnul Mubarak dalam kitab "Az-Zuhd") Al-Hasan Al-Bashri berkata, "Perbanyaklah Sahabat-sahabat Mu'min-mu, karena Mereka memiliki Syafa'at pada hari kiamat." Ibnul Jauzi pernah berpesan kepada Sahabat-sahabatnya sambil menangis, "Jika kalian tidak menemukan aku nanti di surga bersama kalian, maka bertanyalah kepada Allah ta'ala tentang aku, "Wahai Rabb Kami.. Hamba-Mu fulan, sewaktu di dunia selalu mengingatkan kami tentang ENGKAU. Maka masukkanlah dia bersama kami di Surga-Mu." Sahabatku.. Mudah-mudahan dengan ini, aku telah Mengingatkanmu Tentang Allah ta'ala ..Agar aku dapat besamamu kelak di Surga & meraih Ridha-Nya.. Aku memohon kepada-Mu.. Karuniakanlah kepadaku Sahabat-Sahabat yang selalu mengajakku untuk Tunduk, p atuh & Taat kepada Syariat-Mu.. Kekalkanlah persahabatan kami hingga kami bertemu di akhirat nanti dengan-Mu.. Amiin... (Cuplikan kajian Ustadz Badru Salam Lc, -hafidzahullah-) Qultu: Terima kasih sahabat.... Semoga Allah mengumpulkan kita didalam Firdaus-Nya....
TETAPLAH TERJAGA AHLUSSUNNAHKU BENTENGI BUMI PERTIWI.
Hari ini.... Atas nama HAM dan kebebasan mereka merengek meminta perlindungan. Namun jangan berharap akan ada perlindungan untukmu bila nanti mereka berkuasa. Cerita tentang Syi'ah adalah cerita tentang darah, makar dan penghianatan. Kebohongan adalah pondasi agama mereka. Berapa kali lagi sejarah harus berulang..? Belum cukupkah tragedi Suriah sebagai peringatan..!! Ataukah kita ingin bumi pertiwi ikut menjadi bagian dari sejarah kelam Syi'ah Majusi..?? Ingat... Syi'ah bukan sekedar gerakan keagamaan, tapi juga gerakan politik. Dia tidak hanya mengancam agama kita, namun juga mengancam NKRI tanah air kita. Waspada...!!! Mereka ada dimana-mana. Yaa Allah... Jagalah negeriku....
000.................. ''Jika engkau tak mampu merangkul tangan saudaramu ke surga, paling tidak jangan menjadi jembatan baginya menuju neraka'' Aku dan Diaryku
086. CATET..!!!! PENTING BAGI PARA JOMBLO
Aly Raihan El-Mishry wrote:
DIAGRAM MEKANISME KHITBAH YANG BENAR: Laki-laki Mendengar Fulan MempunYai Anak Gadis Yang, (Cantik,Agamis,kaYa,Baik keturunanYa dll)Belum dilamar Orang Lain,, -->Laki-laki Menemui Wali si Akhwat,menanYakan Perihal Si Akhwat -->Wali Akhwat Menemui Si Akhwat MenanYakan Apakah Bersedia Menerima Ikhwan Yang Melamar Atau Menolak --> Si Akhwat Mempertimbangkan Dari Segala Sisi dan Memberikan Peluang Kepada Ikhwan Untuk Nadzor -->Wali si Akhwat Meminta Si Ikhwan datang Ke Rumah atau Tempat Yang disepakatai Untuk Menadzor PutrinYa -->Wali Menemani Ikhwan Nadzor -->Laki-laki Izin Pulang(Ya Iyalah Masak Mau Nginep) -->Sang Akhwat Dan Ikhwan Saling Berfikir dan Mempertimbangkan SemuanYa -->Akhwat Memberi Persetujuan Atau MenolaknYa ::Jika akhwat Menolak,Maka MekanismenYa Berhenti Sampai disini lho Ya..Jangan Di lanjutin,Tuh Berarti Si Akhwat Gak demen sama Ente.. :: -->WalinYa Memberi Tahu si Ikhwan Kalau TernYata PutrinYa Setuju dan Sekaligus Si Ikhwan datang Untuk Membicarakan Kapan Khitbah(Meminang) -->Ikhwan datang Bersama KeluarganYa Kalau Masih Hidup,Kalau sudah Wafat Ya Bawa saja Abang atau Adik,Sendirian Juga Boleh.. -->Akhwat dan walinYa Boleh Berbincang sa'at di Khitbah dengan si Ikhwan,di Ruang Tamu..(Kalau Rumah si Akhwat Kecil Gak ada Ruang Tamu,di dapur Juga Siip Kok) -->Khitbah Tidak Perlu Memakai cincin,Cukup Diutarakan saja MaksudnYa,kalau Gak Sanggup Ngomong sendirian Ma camer(Calon Mertua) Ya Minta Ayah atau Abang atau Paman Untuk Bicara(Grogi nih...:D) -->Hari H Untuk Ijab qabul disepakati,, -->Jangan Lupa,Ta'at Ma Ulil Mari,Urus Surat Nikah,Dll Undang Pak KUA Juga sebagai Saksi,Bukan Wali.. --> Adakan walimah Karna HukumnYa wajib Sebagaimana dikatakan sebagian ulama, Paling Bagus 3 Hari,Boleh dirumah Ente atau di Rumah Istri Ente.. -->Pisahkan Tamu Laki-laki dan Tamu Wanita.. -->Aminkan do'a Orang Yang Berdo'a"Baarakallahu Lak,Wa baaraka alaik,wajama'a Bainakuma fi Khairin.. --> After That,Kalau ente Masih Juga Butuh Bimbingan Beli Buku Sutra Ungu karYa abu Umar Basyier.. DIAGRAM MEKANISME KHITBAH YANG KELIRU: --> Laki-laki Melihat Wanita cantik dijalan atau di Tempat lain Yang dikenal -->Mereka Nadzor-Nadzoran dan Ta'aruf-ta'arufan,TempatnYa Juga Tempat-Tempatan(eh Tempat Beneran loh Ya :)) --> Si Akhwat Keseng sem sama si Ikhwan --> Si Ikhwan Kepincut sama si Akhwat --> Si Akhwat Minta Izin Ma Bapake --> Bapake Kaget dan Marah Bapake Rak Setuju; IbunYa tanYa,Ada apa Tho Pak,,? Gak Bu,ni Lho Anakmu Gadis Kebelet Kawin,KatanYa ada Ikhwan Yang Mau Nglamar,Bapak Takut,Jangan-Jangan Alien dari Planet Mars.. --> Si Akhwat Galau,si Ikhwan Kacau --> Si akhwat Janjian Ma Ikhwan Akan saling sabar Menunggu dan sampai Si Bapake ngasih Izin.. --> Si Akhwat dan si Ikhwan Jatuh Kedalam dosa Maksiyat dan Pacaran.. Allahul Musta'an.. -------------- Selamat mencoba. Pastikan sesuai dengan mekanisme pertama.
087. MEREKA MENUNGGU KETELADANAN DARIMU.
Manusia menunggu keteladanan darimu.
Ada sebagian orang yang tidak bisa menyampaikan satu atau dua patah kata di depan orang banyak, namun keteladanan selalu nampak darinya. Mereka inilah yang orang-orang yang menjiwai ilmunya. Perilakunya selalu menjadi cermin bagi orang lain. Tindakannya selalu lebih berarti dari sekian banyak ceramah yang keluar dari hati-hati yang lalai.
Ikhwaan.. Ilmu itu bukan soal banyaknya hafalan, namun apa yang terlihat dari perilakumu itulah ilmu. Ilmu yang tak membuahkan amalan pada hakikatnya adalah bencana. Sebagian salaf berkata: "Kami bukanlah Fuqoha', kami hanya orang-orang yang menghafalkan hadits. Fuqoha' sejati adalah orang yang mengamalkan apa yang diketahuinya"
(Inspirasi pagi bersama bersama Syaikh Dr. Muhammad Muhammd Al Mukhtar As Syinqity -via rekaman)
089. JANGAN LUPA TEMAN KECILMU DULU
Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad Al Badr -hafidzahullah- pernah berkata:
Ikhwan… Sejenak ingatlah teman bermain kalian dimasa kecil dulu. Ingatlah saat-saat kalian bermain bersama mereka. Saat itu kalian mungkin tak pernah berpikir untuk bisa seperti sekarang ini, duduk menuntut ilmu di kota Rasulullah.
Waktupun terus bergulir, mungkin ada diantara teman-teman bermain itu yang sudah jadi tukang kayu, dokter, tentara, pengusaha dan lain-lain. Sementara kalian dipilih Allah untuk menuntut ilmu dan menjaga agama-Nya, maka syukurilah nikmat tersebut. Jangan lupa, sambung kembali pertemanan kalian dengan kawan-kawan kecil itu.
Berbagilah dengan mereka, ajari mereka apa yang sudah kalian pelajari. Setidaknya itu adalah sebaik-baik tebusan untuk perpisahan yang lama.
Aku dan Diaryku
(Faidah saat Kuliah perdana Mata Kuliah Sunan an Nasaa'i Ahad 22-3-1433 H)
091. HARTA YANG SEBAIKNYA KITA MILIKI
Suatu hari Amirul Mu'minin Umar bin Khaththab radhiallahu 'anhu bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam: “Wahai Rasulullah, harta apakah yang sebaiknya kita miliki?” Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: لِيَتَّخِذْ أَحَدُكُمْ قَلْبًا شَاكِرًا وَلِسَاناً ذَاكِرًا وَزَوْجَةً مُؤْمِنَةً تُعِيْنُ أَحَدَكُمْ عَلَى أَمْرِ الآخِرَةِ “Hendaklah kamu memiliki hati yang selalu bersyukur, lisan yang senantiasa berdzikir dan istri mukminah yang akan menolongmu dalam urusan akhirat.” (HR. Ibnu Majah no. 1856)
095. KATA MEREKA HARGAILAH PERBEDAAN
(edisi kembali pada kemurnian dakwah)
Kita katakan, "Memang kita harus menghargai perbedaan, karena kita juga diajari adab dalam berbeda". Namun sebelum itu kita harus memahami dengan benar apa yang menjadi substansi perbedaan agar tidak salah dalam menerapkan kaidah ini. Jangan sampai kita memilih berbeda pada masaalah yg semestinya kita tdak boleh berbeda didalamnya. Atau pada masaalah yang kita boleh berbeda namun ada celah yang bisa dilalui untuk menepis perbedaan tersebut. Kalau mau jujur umat ini capek dengan dialektika-dialektika yang sebenarnya lahir dari ketidatahuan sebagian kita terhadap pokok-pokok agama. Rasa percaya diri yang berlebih terkadang membuat sebagian kita lupa untuk melihat objek kajian yang sifatnya keummatan dari sudut pandang Al-Quran dan Assunnah. Padahal diatas dua pondasi itulah bangunan dakwah ini bertumpu. Sekecil apapun problematika yang dihadapi umat, jalan keluarnya ada pada dua pedoman itu. Namun kita sering lalai sehingga tak punya waktu luang untuk membaca dan mengkaji panduan tersebut. Sebagian kita lebih sering membanjiri jalanan ketimbang menghadiri kajian islam di masjid. Akhirnya kita terbiasa didikte dan tak mau belajar atau bertanya pada ahli ilmu. Pikiran kita seolah terpola untuk menolak segala sesuatu- meskipun itu benar- bila ia keluar dari mulut orang yang tak sefaham dengan kita. Akibatnya kita diperdaya oleh asumsi-asumsi pribadi yang rapuh dalam menyikapi berbagai problematika ummat. Saya hanya ingin mengajak komunitas yang katanya aktivis dakwah itu untuk kembali pada ashaalah dakwah (kemurnian dakwah). Bina aqidah umat terlebih dahulu sebelum membina khilafah. Ingat sobat...! Piramida itu tidak dibangun terbalik. Sebaiknya pelajari islam yang sedang anda perjuangkan. Karena anda tidak akan bisa merubah, bila anda tidak tau apa yang mesti anda rubah. Anda juga tidak akan bisa mewarnai, bila anda tidak tau warna islam itu apa. Sekedar mengingatkan, warna islam itu putih bening dan bukan abu-abu. Dakwahnya hanya satu, mengajak pada Allah semata, bukan pada yang lain. قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ "Katakanlah: “Inilah jalanku. Aku dan orang-orang yang mengikutiku menyeru kepada Allah dengan keterangan yang nyata. Maha Suci Allah dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik.” (Yusuf: 108) وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ”Dan inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah oleh kalian...” (Al-An'am: 153) Madinah 16-05-1435 H
097. FATWA SYAIKH ABDUL MUHSIN AL-ABBAD AL-BADR SEPUTAR PEMILU
(DARI ULAMA BESAR MADINAH UNTUK INDONESIA)
Pertanyaan: Dalam waktu dekat, negara kami akan menyelenggarakan pemilu. Bagaimana seharusnya sikap kami..?
Jawaban: Pada asalanya, apabila para kandidat yang ada hanya mendatangkan mudharat bagi manusia maka sebaikanya perkara ini (pemilu) dijauhi dan tidak perlu menyibukkan diri dengannya (pemilu). Namun berbeda bila diatara kandidat ada yang baik dan ada yang buruk, maka tidak diragukan lagi bahwa memberikan hak pilih pada kandidat yang baik itulah yang semestinya dilakuan.
Hal ini sebagaimana yang berlaku dinegeri kafir, bila diantara kandidat ada yang hubungannya baik dengan kaum muslimin sementara yang lainnya tidak, tentunya berbeda (dalam menyikapi) kedua kandidat tersebut.
Penerjemah: Abul Fayruz El-Gharantaly
(Fatwa ini kami dengar langsung di Majelis Shohih Muslim tertanggal 17-05-1435 H)
Catt;
1. Fatwa ini sifatnya umum tidak untuk mendukung partai tertentu
2. Yang mendasari Fatwa ini adalah kaidah yang berlaku pada bab maslahat dan mudharat: Apabila bertemu dua mafsadah, maka dianjurkan mengambil mafsadah yang paling ringan.
3. Fatwa ini bukan sebagai bentuk legitimasi terhadap sistem demokrasi.
100. TUGAS SETIAP DA'I DAN MURABBI (PENDIDIK) DI ZAMAN FITNAH
Dalam Khutbahnya Habib Dr. Husein Bin Syarief Al Abdaly, kepala bidang kemahasiswaan Universitas Islam Madinah mengajak para Da'I, Murabbi serta para Muslihin agar mengembalikan umat kepada Ulama, menjadikan mereka sebagai rujukan dalam menghadapi berbagai fitnah dan persoalan keumatan. Beliau juga mengajak para Da'I dan Murabbi untuk mengembalikan para pemuda ke majelis ilmu dan menumbuhkan kembali kepercayaan mereka pada Ulama yang rasikh. "Inilah tugas mereka" tegas beliau. Beliau juga mengingatkan pada para penuntut ilmu untuk tidak ikut campur membicarakan persoalan-persolan besar yang menjadi tugas ulama. Diakhir khutbah beliau menyebutkan 4 kiat yang harus dilakukan seorang muslim agar diteguhkan dizaman fitnah
1. Membaca Al-Qur'an dengan penuh tadabbur كَذَٰلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ ۖ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا "Begitulah, supaya kami kuatkan hatimu dengannya dan kami membacanya secara tartil (teratur dan benar).” (Al-Furqaan: 32)
2. Membaca Kisah Para Nabi dalam mengemban misi nubuwah وَكُلا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءَكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ “Dan semua kisah para rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Huud: 120).
3. Mengamalkan Ilmu وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُواْ مَا يُوعَظُونَ بِهِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتًا “Dan sekiranya mereka benar-benar melaksanakan perintah yang diberikan, nisacaya itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka).” (An Nisaa: 66). "Kalau saja mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya akan dapat mengetahuinya dari mereka (Rasul dan ulil amri). Kalau bukan karena karunia dan rahmat Allah kepada kalian, tentu kalian mengikuti setan, kecuali sebagian kecil saja (di antara kalian).” (an-Nisa: 83)
4. Berdo'a ولولا أن ثبتباك لقد كدت تركن إليهم شيئا قليلا "Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu hampir hampir condong sedikit kepada mereka". (Al Israa:74). يثبت الله الذين امنوا بالقول الثابت في الحياة الدنيا وفي الاخرة ويضل الله الظالمين ويفعل الله ما يشاء "Allah meneguhkan orang orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan dunia dan di akherat, dan Allah menyesatkan orang orang yang zalim dan Dia berbuat apa yang Dia kehendaki." (Ibrahim : 27) 20-05-1435 H
102. STATUS ANTI GALAU
Setiap kita punya drama hidup masing-masing. Tak perlu galau kawan, karena masaalah punya takdirnya sendiri untuk selesai. Bagi Allah sangat mudah untuk mendatangkan pertolongan disetiap waktu. Kita hanya perlu menjadi seperti apa yang Allah inginkan, lalu menunggu hingga Allah memberi kita lebih dari yang kita inginkan. Saat diuji, seorang mukmin akan terus mengilhami hatinya dengan satu keyakinan, bahwa apapun bentuk ujian yang dihadapinya, ia hanyalah tanda cinta yang lain dari Sang Maha Pencipta. Dan semua itu tidak untuk waktu yang lama... Bukankan bila malam semakin larut pertanda fajar akan segera menyongsong.? "Sungguh bersama kesulitan itu ada kemudahan" 22-05-1435 H
105. CERMIN SALAF (muhasabah diri)
Tidak seharusnya kebagusan aqidah menghalangi kita untuk tersenyum, bersifat lapang serta lemah-lembut terhadap orang lain. Jangan mengira bahwa lurusnya aqidah sudah cukup untuk membuktikan kesalafian kita. Tidak... Bahkan kita harus mensalafikan aqidah dan akhlak secara bersamaan. (Faidah dari Syaikh DR. Anis Thahir Al Andanusy dalam Majelis Syarh Muqaddimah Ibnu Shalah)
106. SIKAP YANG SEMESTINYA DIAMBIL DIZAMAN FITNAH
Di zaman fitnah, sangat penting merujuk pada ulil amri yaitu para ulama besar yang telah lebih dahulu mengecap ilmu dan memiliki kedudukan tinggi segi keilmuan. Namun kapan kita merubah manhaj ini, maka akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan akibatnya terhadap umat. Ditambah lagi sikap ini -tidak merujuk pada ulama- merupakan bentuk penyelisihan terhadap firman Allah: “Andai mereka mengembalikan permasalahan tersebut kepada rasul atau ulul amri (baca: ulama) di antara mereka tentu orang-orang yang hendak membuat kesimpulan dari permasalahan tersebut pasti akan mengetahui kesimpulan yang benar tentangnya” [QS an Nisa:83]. (DR. Husein Alu Syaikh Imam dan Khotib Masjid Nabawi dalam khutbahnya Jum’at 21-04-1435 H)
107. SAAT ENGKAU TERTIDUR LELAP, BOLEH JADI NAMAMU ADA DALAM DO'A MEREKA
"Saat engkau tertidur lelap, boleh jadi pintu-pintu langit diketuk oleh puluhan doa yang memohonkan kebaikan untukmu.. (Do'a itu datang) dari si fakir yang pernah engkau tolong, dari orang yang lapar yang pernah engkau beri makan, dari orang sedih yang pernah engkau bahagiakan, dari orang yang pernah berpapasan denganmu dan kau beri senyuman untuknya, atau dari orang yg dihimpit kesulitan yang telah engkau lapangkan..
Maka jangan pernah meremehkan sebuah kebajikan untuk selama lamanya.."
(Ibnul Qoyyim Al Jauziyah)
109. TAWAKKAL
"Siapa yang bertawakkal kepada Allah, lalu meninggalkan apa yang diperintahkan-Nya berupa melakukan sebab-sebab yang dapat merealisasikan keinginannya, maka dia adalah orang yang bodoh, dzolim dan berdosa pada Allah" (Ibnu Taimiyah dalam mukhtashor Fatawa Al Mishriyah hal: 123)
113. SISI LAIN DI JALAN DAKWAH
Pada akhirnya.. Hanya mereka yang tulus dalam dakwah yang kelak akan jadi pemenang. Dan yang terbaik adalah yang paling banyak memberi manfaat untuk manusia. Kita harus belajar banyak hal, termasuk belajar bagaimana menghargai kerja keras mereka yang lelah di jalan dakwah. Iya, mereka yang kau anggap bukan siapa-siapa karena tak ada embel-embel Lc, MA apalagi Doktor. Iya, mereka yang kadang terabaikan di majelis-majelis besar karena hanya lulusan pesantren. Maaf kawan... Berhentilah menilai seseorang dari gelar akademiknya. Di jalan ini, bukan tingginya gelar yang menjadi tolak ukur keilmuan dan kemuliaan seseorang. Juga bukan soal lulusan perguruan tinggi apa dan dimana. Di jalan ini.. Ilmu dipuji bukan karena banyaknya, namun karena manfaat yang dirasakan untuk diri dan orang lain. Dan disana.. jauh ditepian terjal yang curam, melewati jalan2 yang tak beraspal, ditambah anak-anak sungai yang membuat mereka kadang harus menunggu hingga air surut, ada mujahid-mujahid dakwah yang tak pernah engkau kenal dan memilih untuk tidak dikenal. Namun mereka bahagia dengan pilihan itu.. Pilihan hidup manusia-manusia yang diabaikan penduduk bumi, namun namanya semarak ditengah penduduk langit. Untuk kawan yang tak bernama... --------------------------- Madinah 30-05-1435 H
114. REFLEKSI (edisi muhaasabah)
Jika setiap hari kita menuliskan satu status, maka dalam setahun akan ada 2 jilid buku yg berisi kumpulan status kita. Semua itu tertulis rapi dalam catatan amal kita, baik ataupun buruk status-status tersebut. Karena tulisan mengambil hukum perkataan, maka tulislah yang baik-baik saja. Seorang dosen pernah berkata: "Sebelum engkau menggoreskan pena untuk menulis, atau menggerakkan lidah untuk berucap, maka letakkan surga dan neraka dihadapan kedua matamu, setidaknya hal tersebut akan membuatmu tau apa yang pantas kau tulis dan apa yang pantas kau ucapkan" Bila stutus-status kita ternyata berisi kebaikan, bertanyalah pada diri, "Dimana kita dari semua yang sudah kita tuliskan..? Sudahkah kita mengamalkannya...?" Madinah, 12-01-1435 H. Dipost kembali Senin 30-05-1435
(edisi inspirasi pagi bersama Syaikh Prof. DR. Abdurrazzak Al Badr -hafidzahullah-)
Allah Ta'ala berfirman : (وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ) 'Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu' (QS. Al Baqarah : 45). Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al Badr -hafidhahullah- berkata saat mengomentari ayat ini : "Di dalam ayat ini, Allah Ta'ala mendahulukan kesabaran dari pada shalat. Hal ini karena seluruh amal ibadah memerlukan kesabaran. Mengerjakan perintah membutuhkan kesabaran dan menjauhi larangan pun juga membutuhkan kesabaran." Semoga bermanfaat
083. SAKSI SEJARAH
Syaikh Ali Musthafa Tantawi -rahimahullah- berkata: Setiap hari raya tiba aku ingin sekali mengucapkan "Kullu aamin wa antum bikhoirin" untuk kalian, namun bagaimana aku bisa mengucapkannya, sementara saudara kita di Syam di bantai, terisolir dan dihinakan (1). Bagaimana aku bisa mengucapkannya sementara sudara-saudaraku di belahan bumi lain terdzolimi dan tertintimidasi. Orang Islam itu seperti satu raga, tidak dikatakan beriman orang yang tertidur lelap sementara tetangganya menahan lapar. Lantas bagaimana bisa seorang muslim terlelap dalam tidurnya, sementara musuh telah bersatu untuk memusnahkan golongan yang sholeh dari negri kaum muslimin untuk menggantinya dengan golongan yang kafir..? Keamanan dan ketentraman antar bangsa mungkin saja tidak akan berlangsung lama. Hari ini mereka telah menampakkan ke brutalannya di Suriah (1), dan aku takut seluruh negeri kaum muslimin terancam bahaya. Maka bergegaslah wahai orang-orang yang berakal, Wahai ahlul Ishlah, berikan perlawanan sebelum musuh menguasai seluruh wilayah (kaum muslimin pen) untuk mewujudkan apa yang mereka cita-citakan, yaitu pemusnahan total terhadap Ahlussunnah, pengendalian wilayah dan menyebarkan berbagai macam bid'ah dan kesesasatan" (Rawaa'iu At Thanthawi)
Catt: 1. Perkataan Syaikh ini tidak berarti pelarangan untuk mengucapkan tahniah pada hari raya. Namun syaikh memilih sikap tersebut sebagai wujud kepedulian dan belasungkawa. 2. Dizaman Hafidz Al Asad -alaihi ma yastahiq-
084. MAHLAN YA AKHI.....
Sahabat... Kau dan aku tentunya tau kalau daging ulama itu beracun... Jadi berhati-hatilah... Boleh jadi lawanmu dipengadilan Allah nanti adalah mereka yang senantiasa menghidupkan malam untuk bermunajat kepada-Nya... Jangan lupa…. Do'a orang yang terdzalimi itu seperti busur panah yang tak pernah meleset... Masih ingat kisah orang yang bangkrut diakhirat kan...???? Kalau lupa ana ingatin lagi yaa... Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?” Mereka menjawab : “Orang yang bangkrut di antara kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak pula memiliki harta/barang.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Namun ia juga datang dengan membawa dosa kedzaliman. Ia pernah mencerca si ini, menuduh tanpa bukti terhadap si itu, memakan harta si anu, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang itu. Maka sebagai tebusan atas kedzalimannya tersebut, diberikanlah di antara kebaikannya kepada si ini, si anu dan si itu. Hingga apabila kebaikannya telah habis dibagi-bagikan kepada orang-orang yang didzaliminya sementara belum semua kedzalimannya tertebus, diambillah kejelekan/kesalahan yang dimiliki oleh orang yang didzaliminya lalu ditimpakan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim no. 6522) Jangan lupa lagi yaa....
085. SEPUCUK SURAT UNTUK SAHABAT
Sahabat saya pernah mengirimkan sebuah pesan penuh makna. Isi pesan itu adalah: "Sahabat, dengarkanlah sejenak.. Diriwayatkan, bahwa: Apabila penghuni Surga telah masuk ke dalam Surga, lalu mereka tidak menemukan sahabat-sahabat mereka yang selalu bersama mereka dahulu di dunia, mereka bertanya tentang sahabat mereka itu kepada Allah Subhaanahu wa ta'ala .. "Yaa Rabb.. Kami tidak melihat sahabat-sahabat kami yang sewaktu di Dunia, Shalat bersama kami, Puasa bersama kami dan berjuang bersama kami," Maka Allah subhanahu wa ta'ala berfirman: "Pergilah ke neraka, lalu keluarkan sahabatmu yang di hatinya ada Iman walaupun hanya sebesar dzarrah." (HR. Ibnul Mubarak dalam kitab "Az-Zuhd") Al-Hasan Al-Bashri berkata, "Perbanyaklah Sahabat-sahabat Mu'min-mu, karena Mereka memiliki Syafa'at pada hari kiamat." Ibnul Jauzi pernah berpesan kepada Sahabat-sahabatnya sambil menangis, "Jika kalian tidak menemukan aku nanti di surga bersama kalian, maka bertanyalah kepada Allah ta'ala tentang aku, "Wahai Rabb Kami.. Hamba-Mu fulan, sewaktu di dunia selalu mengingatkan kami tentang ENGKAU. Maka masukkanlah dia bersama kami di Surga-Mu." Sahabatku.. Mudah-mudahan dengan ini, aku telah Mengingatkanmu Tentang Allah ta'ala ..Agar aku dapat besamamu kelak di Surga & meraih Ridha-Nya.. Aku memohon kepada-Mu.. Karuniakanlah kepadaku Sahabat-Sahabat yang selalu mengajakku untuk Tunduk, p atuh & Taat kepada Syariat-Mu.. Kekalkanlah persahabatan kami hingga kami bertemu di akhirat nanti dengan-Mu.. Amiin... (Cuplikan kajian Ustadz Badru Salam Lc, -hafidzahullah-) Qultu: Terima kasih sahabat.... Semoga Allah mengumpulkan kita didalam Firdaus-Nya....
086. PELAJARI APA YANG ANDA PERLUKAN
"Wahai ikhwan.. Kita harus tau apa yang mesti kita pelajari. Kita juga harus menyadari untuk apa kita menuntut ilmu. Jika salah seorang diantara kita tidak hafal dzikir pagi dan petang lantas untuk apa dia menuntut ilmu...?? Suatu ketika ada yang bertanya pada Imam Ahmad, "wahai Imam apa pendapat anda tertang Air Baqilla (1), Imam Ahmad menimpalinya dengan bertanya, "Apakah anda tau apa yang seharusnya dibaca saat memasuki pagi..?" Orang itu menjawab, "Saya tidak tahu". Imam Ahmad kembali bertanya, "Apakah anda tau apa yang seharusnya diucapkan di sore hari...?. Orang itu menjawab , "Tidak". Imam Ahmad berkata, "Pergi dan pelajari itu semua, barulah bertanya soal Air Baqilla''. Kesimpulannya hendaknya setiap orang mempelajari apa yang dia perlukan (dalam beribadah kepada Allah). Dzikir pagi dan petang adalah makanan hati. Hati kita membutuhkan itu. Jika kita tidak hafal dzikir pagi dan petang, maka dengan apa kita memberi makan hati kita.? Darimana kita mendapatkan sumber kekuatan untuk menuntut ilmu...? (Faidah dari majelis Syaikh Sholeh Al Ushoimy -hafidzahullah-) Madinah, 02-05-1435 H 1. Air yang dicampur sejenis kacang-kacangan. Pertanyaannya apakah air itu termasuk khomr atau tidak.
"Wahai ikhwan.. Kita harus tau apa yang mesti kita pelajari. Kita juga harus menyadari untuk apa kita menuntut ilmu. Jika salah seorang diantara kita tidak hafal dzikir pagi dan petang lantas untuk apa dia menuntut ilmu...?? Suatu ketika ada yang bertanya pada Imam Ahmad, "wahai Imam apa pendapat anda tertang Air Baqilla (1), Imam Ahmad menimpalinya dengan bertanya, "Apakah anda tau apa yang seharusnya dibaca saat memasuki pagi..?" Orang itu menjawab, "Saya tidak tahu". Imam Ahmad kembali bertanya, "Apakah anda tau apa yang seharusnya diucapkan di sore hari...?. Orang itu menjawab , "Tidak". Imam Ahmad berkata, "Pergi dan pelajari itu semua, barulah bertanya soal Air Baqilla''. Kesimpulannya hendaknya setiap orang mempelajari apa yang dia perlukan (dalam beribadah kepada Allah). Dzikir pagi dan petang adalah makanan hati. Hati kita membutuhkan itu. Jika kita tidak hafal dzikir pagi dan petang, maka dengan apa kita memberi makan hati kita.? Darimana kita mendapatkan sumber kekuatan untuk menuntut ilmu...? (Faidah dari majelis Syaikh Sholeh Al Ushoimy -hafidzahullah-) Madinah, 02-05-1435 H 1. Air yang dicampur sejenis kacang-kacangan. Pertanyaannya apakah air itu termasuk khomr atau tidak.
TETAPLAH TERJAGA AHLUSSUNNAHKU BENTENGI BUMI PERTIWI.
Hari ini.... Atas nama HAM dan kebebasan mereka merengek meminta perlindungan. Namun jangan berharap akan ada perlindungan untukmu bila nanti mereka berkuasa. Cerita tentang Syi'ah adalah cerita tentang darah, makar dan penghianatan. Kebohongan adalah pondasi agama mereka. Berapa kali lagi sejarah harus berulang..? Belum cukupkah tragedi Suriah sebagai peringatan..!! Ataukah kita ingin bumi pertiwi ikut menjadi bagian dari sejarah kelam Syi'ah Majusi..?? Ingat... Syi'ah bukan sekedar gerakan keagamaan, tapi juga gerakan politik. Dia tidak hanya mengancam agama kita, namun juga mengancam NKRI tanah air kita. Waspada...!!! Mereka ada dimana-mana. Yaa Allah... Jagalah negeriku....
000.................. ''Jika engkau tak mampu merangkul tangan saudaramu ke surga, paling tidak jangan menjadi jembatan baginya menuju neraka'' Aku dan Diaryku
086. CATET..!!!! PENTING BAGI PARA JOMBLO
Aly Raihan El-Mishry wrote:
DIAGRAM MEKANISME KHITBAH YANG BENAR: Laki-laki Mendengar Fulan MempunYai Anak Gadis Yang, (Cantik,Agamis,kaYa,Baik keturunanYa dll)Belum dilamar Orang Lain,, -->Laki-laki Menemui Wali si Akhwat,menanYakan Perihal Si Akhwat -->Wali Akhwat Menemui Si Akhwat MenanYakan Apakah Bersedia Menerima Ikhwan Yang Melamar Atau Menolak --> Si Akhwat Mempertimbangkan Dari Segala Sisi dan Memberikan Peluang Kepada Ikhwan Untuk Nadzor -->Wali si Akhwat Meminta Si Ikhwan datang Ke Rumah atau Tempat Yang disepakatai Untuk Menadzor PutrinYa -->Wali Menemani Ikhwan Nadzor -->Laki-laki Izin Pulang(Ya Iyalah Masak Mau Nginep) -->Sang Akhwat Dan Ikhwan Saling Berfikir dan Mempertimbangkan SemuanYa -->Akhwat Memberi Persetujuan Atau MenolaknYa ::Jika akhwat Menolak,Maka MekanismenYa Berhenti Sampai disini lho Ya..Jangan Di lanjutin,Tuh Berarti Si Akhwat Gak demen sama Ente.. :: -->WalinYa Memberi Tahu si Ikhwan Kalau TernYata PutrinYa Setuju dan Sekaligus Si Ikhwan datang Untuk Membicarakan Kapan Khitbah(Meminang) -->Ikhwan datang Bersama KeluarganYa Kalau Masih Hidup,Kalau sudah Wafat Ya Bawa saja Abang atau Adik,Sendirian Juga Boleh.. -->Akhwat dan walinYa Boleh Berbincang sa'at di Khitbah dengan si Ikhwan,di Ruang Tamu..(Kalau Rumah si Akhwat Kecil Gak ada Ruang Tamu,di dapur Juga Siip Kok) -->Khitbah Tidak Perlu Memakai cincin,Cukup Diutarakan saja MaksudnYa,kalau Gak Sanggup Ngomong sendirian Ma camer(Calon Mertua) Ya Minta Ayah atau Abang atau Paman Untuk Bicara(Grogi nih...:D) -->Hari H Untuk Ijab qabul disepakati,, -->Jangan Lupa,Ta'at Ma Ulil Mari,Urus Surat Nikah,Dll Undang Pak KUA Juga sebagai Saksi,Bukan Wali.. --> Adakan walimah Karna HukumnYa wajib Sebagaimana dikatakan sebagian ulama, Paling Bagus 3 Hari,Boleh dirumah Ente atau di Rumah Istri Ente.. -->Pisahkan Tamu Laki-laki dan Tamu Wanita.. -->Aminkan do'a Orang Yang Berdo'a"Baarakallahu Lak,Wa baaraka alaik,wajama'a Bainakuma fi Khairin.. --> After That,Kalau ente Masih Juga Butuh Bimbingan Beli Buku Sutra Ungu karYa abu Umar Basyier.. DIAGRAM MEKANISME KHITBAH YANG KELIRU: --> Laki-laki Melihat Wanita cantik dijalan atau di Tempat lain Yang dikenal -->Mereka Nadzor-Nadzoran dan Ta'aruf-ta'arufan,TempatnYa Juga Tempat-Tempatan(eh Tempat Beneran loh Ya :)) --> Si Akhwat Keseng sem sama si Ikhwan --> Si Ikhwan Kepincut sama si Akhwat --> Si Akhwat Minta Izin Ma Bapake --> Bapake Kaget dan Marah Bapake Rak Setuju; IbunYa tanYa,Ada apa Tho Pak,,? Gak Bu,ni Lho Anakmu Gadis Kebelet Kawin,KatanYa ada Ikhwan Yang Mau Nglamar,Bapak Takut,Jangan-Jangan Alien dari Planet Mars.. --> Si Akhwat Galau,si Ikhwan Kacau --> Si akhwat Janjian Ma Ikhwan Akan saling sabar Menunggu dan sampai Si Bapake ngasih Izin.. --> Si Akhwat dan si Ikhwan Jatuh Kedalam dosa Maksiyat dan Pacaran.. Allahul Musta'an.. -------------- Selamat mencoba. Pastikan sesuai dengan mekanisme pertama.
087. MEREKA MENUNGGU KETELADANAN DARIMU.
Manusia menunggu keteladanan darimu.
Ada sebagian orang yang tidak bisa menyampaikan satu atau dua patah kata di depan orang banyak, namun keteladanan selalu nampak darinya. Mereka inilah yang orang-orang yang menjiwai ilmunya. Perilakunya selalu menjadi cermin bagi orang lain. Tindakannya selalu lebih berarti dari sekian banyak ceramah yang keluar dari hati-hati yang lalai.
Ikhwaan.. Ilmu itu bukan soal banyaknya hafalan, namun apa yang terlihat dari perilakumu itulah ilmu. Ilmu yang tak membuahkan amalan pada hakikatnya adalah bencana. Sebagian salaf berkata: "Kami bukanlah Fuqoha', kami hanya orang-orang yang menghafalkan hadits. Fuqoha' sejati adalah orang yang mengamalkan apa yang diketahuinya"
(Inspirasi pagi bersama bersama Syaikh Dr. Muhammad Muhammd Al Mukhtar As Syinqity -via rekaman)
089. JANGAN LUPA TEMAN KECILMU DULU
Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad Al Badr -hafidzahullah- pernah berkata:
Ikhwan… Sejenak ingatlah teman bermain kalian dimasa kecil dulu. Ingatlah saat-saat kalian bermain bersama mereka. Saat itu kalian mungkin tak pernah berpikir untuk bisa seperti sekarang ini, duduk menuntut ilmu di kota Rasulullah.
Waktupun terus bergulir, mungkin ada diantara teman-teman bermain itu yang sudah jadi tukang kayu, dokter, tentara, pengusaha dan lain-lain. Sementara kalian dipilih Allah untuk menuntut ilmu dan menjaga agama-Nya, maka syukurilah nikmat tersebut. Jangan lupa, sambung kembali pertemanan kalian dengan kawan-kawan kecil itu.
Berbagilah dengan mereka, ajari mereka apa yang sudah kalian pelajari. Setidaknya itu adalah sebaik-baik tebusan untuk perpisahan yang lama.
Aku dan Diaryku
(Faidah saat Kuliah perdana Mata Kuliah Sunan an Nasaa'i Ahad 22-3-1433 H)
090. INGAT....! HIJAB TETAP BERLAKU DI DUNIA
MAYA.
Diawali dengan ngelike status lawan jenis yang gak jelas, disusul dengan coment gak penting yang sedikit alay. Awalnya sok cuek, namun akhirnya ngebalas juga, Hari pertama balasnya cuman "afwan akh, syukron ukh, " Hari kedua, "waah syukron akhi, statusnya sangat menyentuh, afwan ukh.. Hehe.. Mohon koreksinya ya..." Hari ketiga pada gak saling coment, rupanya pindah ke tempat yang lebih sepi, dimana lagi klw bukan di chattingroom... Awalnya sih diskusi agama, rubriknya soal jerat-jerat bid'ah lah, syirik lah... Akhirnya perlahan namun pasti hatipun mulai terjerat cinta.. Selanjutnya gak usah ditebak lagi deh.. Waliyaadzu billah... Sahabat.... Hati ini begitu lemah. Disaat-saat tertentu sulit bagi hati kita menghindari efek buruk yang muncul akibat kelemahan itu. Kaidahnya mencegah lebih baik dari mengobati. Sering kali kita lupa bahwa di dunia maya sekalipun kita tetap wajib menjaga hijab serta adab islami terhadap orang yang bukan mahram kita. Ingat...! "Dia (Allah) mengetahui pandangan mata yang khianat dan apa-apa yang dismbunyikan oleh hati (QS : Ghaafir : 19)
Bagi para jomblo tentu fitnahnya lebih besar, jadi sebaiknya ekstra hati-hati lah. Nah bagi yang sudah berkeluarga, sadarilah... Ada hati yang harus kau jaga. 07-05-1435 H
Diawali dengan ngelike status lawan jenis yang gak jelas, disusul dengan coment gak penting yang sedikit alay. Awalnya sok cuek, namun akhirnya ngebalas juga, Hari pertama balasnya cuman "afwan akh, syukron ukh, " Hari kedua, "waah syukron akhi, statusnya sangat menyentuh, afwan ukh.. Hehe.. Mohon koreksinya ya..." Hari ketiga pada gak saling coment, rupanya pindah ke tempat yang lebih sepi, dimana lagi klw bukan di chattingroom... Awalnya sih diskusi agama, rubriknya soal jerat-jerat bid'ah lah, syirik lah... Akhirnya perlahan namun pasti hatipun mulai terjerat cinta.. Selanjutnya gak usah ditebak lagi deh.. Waliyaadzu billah... Sahabat.... Hati ini begitu lemah. Disaat-saat tertentu sulit bagi hati kita menghindari efek buruk yang muncul akibat kelemahan itu. Kaidahnya mencegah lebih baik dari mengobati. Sering kali kita lupa bahwa di dunia maya sekalipun kita tetap wajib menjaga hijab serta adab islami terhadap orang yang bukan mahram kita. Ingat...! "Dia (Allah) mengetahui pandangan mata yang khianat dan apa-apa yang dismbunyikan oleh hati (QS : Ghaafir : 19)
Bagi para jomblo tentu fitnahnya lebih besar, jadi sebaiknya ekstra hati-hati lah. Nah bagi yang sudah berkeluarga, sadarilah... Ada hati yang harus kau jaga. 07-05-1435 H
091. HARTA YANG SEBAIKNYA KITA MILIKI
Suatu hari Amirul Mu'minin Umar bin Khaththab radhiallahu 'anhu bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam: “Wahai Rasulullah, harta apakah yang sebaiknya kita miliki?” Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: لِيَتَّخِذْ أَحَدُكُمْ قَلْبًا شَاكِرًا وَلِسَاناً ذَاكِرًا وَزَوْجَةً مُؤْمِنَةً تُعِيْنُ أَحَدَكُمْ عَلَى أَمْرِ الآخِرَةِ “Hendaklah kamu memiliki hati yang selalu bersyukur, lisan yang senantiasa berdzikir dan istri mukminah yang akan menolongmu dalam urusan akhirat.” (HR. Ibnu Majah no. 1856)
095. KATA MEREKA HARGAILAH PERBEDAAN
(edisi kembali pada kemurnian dakwah)
Kita katakan, "Memang kita harus menghargai perbedaan, karena kita juga diajari adab dalam berbeda". Namun sebelum itu kita harus memahami dengan benar apa yang menjadi substansi perbedaan agar tidak salah dalam menerapkan kaidah ini. Jangan sampai kita memilih berbeda pada masaalah yg semestinya kita tdak boleh berbeda didalamnya. Atau pada masaalah yang kita boleh berbeda namun ada celah yang bisa dilalui untuk menepis perbedaan tersebut. Kalau mau jujur umat ini capek dengan dialektika-dialektika yang sebenarnya lahir dari ketidatahuan sebagian kita terhadap pokok-pokok agama. Rasa percaya diri yang berlebih terkadang membuat sebagian kita lupa untuk melihat objek kajian yang sifatnya keummatan dari sudut pandang Al-Quran dan Assunnah. Padahal diatas dua pondasi itulah bangunan dakwah ini bertumpu. Sekecil apapun problematika yang dihadapi umat, jalan keluarnya ada pada dua pedoman itu. Namun kita sering lalai sehingga tak punya waktu luang untuk membaca dan mengkaji panduan tersebut. Sebagian kita lebih sering membanjiri jalanan ketimbang menghadiri kajian islam di masjid. Akhirnya kita terbiasa didikte dan tak mau belajar atau bertanya pada ahli ilmu. Pikiran kita seolah terpola untuk menolak segala sesuatu- meskipun itu benar- bila ia keluar dari mulut orang yang tak sefaham dengan kita. Akibatnya kita diperdaya oleh asumsi-asumsi pribadi yang rapuh dalam menyikapi berbagai problematika ummat. Saya hanya ingin mengajak komunitas yang katanya aktivis dakwah itu untuk kembali pada ashaalah dakwah (kemurnian dakwah). Bina aqidah umat terlebih dahulu sebelum membina khilafah. Ingat sobat...! Piramida itu tidak dibangun terbalik. Sebaiknya pelajari islam yang sedang anda perjuangkan. Karena anda tidak akan bisa merubah, bila anda tidak tau apa yang mesti anda rubah. Anda juga tidak akan bisa mewarnai, bila anda tidak tau warna islam itu apa. Sekedar mengingatkan, warna islam itu putih bening dan bukan abu-abu. Dakwahnya hanya satu, mengajak pada Allah semata, bukan pada yang lain. قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ "Katakanlah: “Inilah jalanku. Aku dan orang-orang yang mengikutiku menyeru kepada Allah dengan keterangan yang nyata. Maha Suci Allah dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik.” (Yusuf: 108) وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ”Dan inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah oleh kalian...” (Al-An'am: 153) Madinah 16-05-1435 H
097. FATWA SYAIKH ABDUL MUHSIN AL-ABBAD AL-BADR SEPUTAR PEMILU
(DARI ULAMA BESAR MADINAH UNTUK INDONESIA)
Pertanyaan: Dalam waktu dekat, negara kami akan menyelenggarakan pemilu. Bagaimana seharusnya sikap kami..?
Jawaban: Pada asalanya, apabila para kandidat yang ada hanya mendatangkan mudharat bagi manusia maka sebaikanya perkara ini (pemilu) dijauhi dan tidak perlu menyibukkan diri dengannya (pemilu). Namun berbeda bila diatara kandidat ada yang baik dan ada yang buruk, maka tidak diragukan lagi bahwa memberikan hak pilih pada kandidat yang baik itulah yang semestinya dilakuan.
Hal ini sebagaimana yang berlaku dinegeri kafir, bila diantara kandidat ada yang hubungannya baik dengan kaum muslimin sementara yang lainnya tidak, tentunya berbeda (dalam menyikapi) kedua kandidat tersebut.
Penerjemah: Abul Fayruz El-Gharantaly
(Fatwa ini kami dengar langsung di Majelis Shohih Muslim tertanggal 17-05-1435 H)
Catt;
1. Fatwa ini sifatnya umum tidak untuk mendukung partai tertentu
2. Yang mendasari Fatwa ini adalah kaidah yang berlaku pada bab maslahat dan mudharat: Apabila bertemu dua mafsadah, maka dianjurkan mengambil mafsadah yang paling ringan.
3. Fatwa ini bukan sebagai bentuk legitimasi terhadap sistem demokrasi.
098. GALAU
Satu fatwa dengan tafsiran
yang berbeda.
Sementara ini itulah
kesimpulan saya.
Ada yang menimbang maslahat
dan mudharat lalu memutuskan untuk mencoblos.
Ada juga yang mendahulukan
wara' lalu memimilih untuk GOLPUT.
Apapun pilihan antum jangan
lupa satu hal :
"ـJadilah warga negara yang baik, sebut Indonesia
dalam do'a antum.
Jangan lupa juga doakan yang
terbaik untuk islam dan kaum muslimin"
Saya kira kita semua sepakat
dalam hal ini.
Semoga Allah mengaruniakan
pemimpin yang terbaik untuk bumi pertiwi
099. CATATAN SEORANG MUQOLLID
==Ketika Fatwa Hanya "Sekedar" Jadi Senjata== Sahabat saya mengatakan: Bagi seorang muqollid seperti saya (blum bisa bahasa arab, blum faham ushul fiqh, cuma tau beberapa kaidah fiqh, cuma tau beberapa hadits, hafalan qur'an masih minim), sebuah fatwa memiliki posisi yang sangat penting. Karena dengan fatwa, saya bisa mengetahui bagaimana saya bisa menyelesaikan misi yang telah dibebankan Allah subhaanahu wa ta'ala kepada seluruh umat manusia, yaitu menjalani kehidupan dunia ini sesuai dengan tuntunan yang telah ditetapkan-Nya pada kita... sesuai dengan tuntunan Islam. Ketika dihadapkan pada pilihan, sebuah fatwa akan sangat membantu saya untuk menentukan pilihan apa yang sekiranya akan mendatangkan ridla Allaah subhanahu wa ta'ala, dan pilihan apa yang sekiranya akan mendatangkan murka-Nya. Ketika akan berbuat, sebuah fatwa akan membantu saya untuk melihat konsekuensi dari perbuatan tersebut, apakah akan berbuah pahala atau akan menambah beban dosa. Sungguh sebuah fatwa memiliki posisi yang sangat berarti bagi kehidupan saya. Dan karenanya, saya merasa agak sedih ketika fatwa "diperlakukan" tidak lebih dari sekedar "senjata". Dimana fungsinya hanya untuk "dilempar" kepada orang-orang yang berbeda pendapat, berlandaskan semangat 'See??! See?!! I told you so!!! Pendapat gw mah bener, didukung orang berilmu coyy! Pendapat lo mah cupuu!'. Ah, tapi saya kan hanya manusia. Tidak bisa melihat apa yang ada di dalam hati manusia lain. Lebih baik kita serahkan kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Masalah niat dan hati, itu adalah wewenang-Nya. Biarlah Allah subhanahu wa ta'ala saja yang menilai apa yang ada di dalam hati seseorang. Disini saya hanya mau berbagi tips umum, yang mungkin bisa membantu untuk menjaga kita, agar tidak terjatuh ke dalam golongan orang-orang seperti itu. (Mungkin lho ya, kalau mau yang pasti, silahkan tanya yang lebih berilmu) (1) Jangan mencari fatwa untuk menjadi "pemenang", tapi carilah fatwa seperti seorang anak kecil yang ingin tahu tentang sesuatu. --- Maksudnya: Ketika kita mencari fatwa, jangan membuat asumsi sebelumnya, seperti "Oh ini sih haram", atau "oh ini sih halal". Dengan berasumsi seperti itu, akhirnya kita terjebak hanya memperhatikan fatwa-fatwa yang sesuai dengan asumsi kita... "Nah, bener kan kesimpulan saya. Nih ada fatwanya. Share aaahh.." Posisikan diri kita seperti anak kecil yang belum tahu apa-apa, yang dihadapkan pada sebuah fakta, dan kita tidak tahu bagaimana harus menyikapi fakta tsb. Dengan begitu kita bisa lebih objektif dan tidak berisiko "melewatkan" sesuatu saat mempelajari sebuah fatwa. --- (2) Dengar / baca / pelajari fatwa secara utuh dan menyeluruh. --- Maksudnya: Jangan main skip ke bagian kesimpulan akhir, dan langsung berpikiran "Oh, intinya boleh", "oh, berarti haram". Tapi harus dicermati benar2: - fakta yang kita hadapi sama tidak dengan yang dibahas di fatwa tsb? - konteks yang dibahas sesuai tidak dengan situasi yang kita hadapi? - jika sesuatu itu hukum asalnya tidak boleh, namun ada pengecualian dalam kondisi-kondisi tertentu, apa kondisi yang kita hadapi benar-benar termasuk yang mendapat pengecualian itu? - jika dalam fatwa itu juga ada penjelasan tentang syarat-syarat situasi yang harus terpenuhi, maka lihat dulu, dalam situasi yang kita hadapi syarat-syaratnya benar-benar terpenuhi atau tidak? --- Mudah-mudahan kita senantiasa diberikan petunjuk dan pertolongan agar digolongkan menjadi orang-orang yang menempatkan fatwa pada posisinya yang seharusnya, posisi yang mulia dan terhormat, layaknya mercusuar yang menjadi penerang jalan dalam kehidupan dunia ini agar tetap berada di jalan yang diridlai-Nya. Dan tidak terjerumus ke dalam sikap memanfaatkan dan menyalahgunakan fatwa sebagai senjata untuk kepentingan sesaat nan semu. aamiiin. Hanover, Germany Kamis 19-05-1435 H
==Ketika Fatwa Hanya "Sekedar" Jadi Senjata== Sahabat saya mengatakan: Bagi seorang muqollid seperti saya (blum bisa bahasa arab, blum faham ushul fiqh, cuma tau beberapa kaidah fiqh, cuma tau beberapa hadits, hafalan qur'an masih minim), sebuah fatwa memiliki posisi yang sangat penting. Karena dengan fatwa, saya bisa mengetahui bagaimana saya bisa menyelesaikan misi yang telah dibebankan Allah subhaanahu wa ta'ala kepada seluruh umat manusia, yaitu menjalani kehidupan dunia ini sesuai dengan tuntunan yang telah ditetapkan-Nya pada kita... sesuai dengan tuntunan Islam. Ketika dihadapkan pada pilihan, sebuah fatwa akan sangat membantu saya untuk menentukan pilihan apa yang sekiranya akan mendatangkan ridla Allaah subhanahu wa ta'ala, dan pilihan apa yang sekiranya akan mendatangkan murka-Nya. Ketika akan berbuat, sebuah fatwa akan membantu saya untuk melihat konsekuensi dari perbuatan tersebut, apakah akan berbuah pahala atau akan menambah beban dosa. Sungguh sebuah fatwa memiliki posisi yang sangat berarti bagi kehidupan saya. Dan karenanya, saya merasa agak sedih ketika fatwa "diperlakukan" tidak lebih dari sekedar "senjata". Dimana fungsinya hanya untuk "dilempar" kepada orang-orang yang berbeda pendapat, berlandaskan semangat 'See??! See?!! I told you so!!! Pendapat gw mah bener, didukung orang berilmu coyy! Pendapat lo mah cupuu!'. Ah, tapi saya kan hanya manusia. Tidak bisa melihat apa yang ada di dalam hati manusia lain. Lebih baik kita serahkan kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Masalah niat dan hati, itu adalah wewenang-Nya. Biarlah Allah subhanahu wa ta'ala saja yang menilai apa yang ada di dalam hati seseorang. Disini saya hanya mau berbagi tips umum, yang mungkin bisa membantu untuk menjaga kita, agar tidak terjatuh ke dalam golongan orang-orang seperti itu. (Mungkin lho ya, kalau mau yang pasti, silahkan tanya yang lebih berilmu) (1) Jangan mencari fatwa untuk menjadi "pemenang", tapi carilah fatwa seperti seorang anak kecil yang ingin tahu tentang sesuatu. --- Maksudnya: Ketika kita mencari fatwa, jangan membuat asumsi sebelumnya, seperti "Oh ini sih haram", atau "oh ini sih halal". Dengan berasumsi seperti itu, akhirnya kita terjebak hanya memperhatikan fatwa-fatwa yang sesuai dengan asumsi kita... "Nah, bener kan kesimpulan saya. Nih ada fatwanya. Share aaahh.." Posisikan diri kita seperti anak kecil yang belum tahu apa-apa, yang dihadapkan pada sebuah fakta, dan kita tidak tahu bagaimana harus menyikapi fakta tsb. Dengan begitu kita bisa lebih objektif dan tidak berisiko "melewatkan" sesuatu saat mempelajari sebuah fatwa. --- (2) Dengar / baca / pelajari fatwa secara utuh dan menyeluruh. --- Maksudnya: Jangan main skip ke bagian kesimpulan akhir, dan langsung berpikiran "Oh, intinya boleh", "oh, berarti haram". Tapi harus dicermati benar2: - fakta yang kita hadapi sama tidak dengan yang dibahas di fatwa tsb? - konteks yang dibahas sesuai tidak dengan situasi yang kita hadapi? - jika sesuatu itu hukum asalnya tidak boleh, namun ada pengecualian dalam kondisi-kondisi tertentu, apa kondisi yang kita hadapi benar-benar termasuk yang mendapat pengecualian itu? - jika dalam fatwa itu juga ada penjelasan tentang syarat-syarat situasi yang harus terpenuhi, maka lihat dulu, dalam situasi yang kita hadapi syarat-syaratnya benar-benar terpenuhi atau tidak? --- Mudah-mudahan kita senantiasa diberikan petunjuk dan pertolongan agar digolongkan menjadi orang-orang yang menempatkan fatwa pada posisinya yang seharusnya, posisi yang mulia dan terhormat, layaknya mercusuar yang menjadi penerang jalan dalam kehidupan dunia ini agar tetap berada di jalan yang diridlai-Nya. Dan tidak terjerumus ke dalam sikap memanfaatkan dan menyalahgunakan fatwa sebagai senjata untuk kepentingan sesaat nan semu. aamiiin. Hanover, Germany Kamis 19-05-1435 H
DIALOG
HATI
Betapa sering kita dihadapkan dengan beragam masaalah. Saat itu kita ingin ada yang tau tentang kesulitan yang kita hadapi. Namun keimanan selalu membisikkan bahwa mengadukan takdir yang Maha Penyayang pada makhluk yang lemah bukan sikap bijak pemilik azzam kuat.
Semoga Allah memaafkan jiwa yang rapuh dihadapan takdir.
Betapa sering kita dihadapkan dengan beragam masaalah. Saat itu kita ingin ada yang tau tentang kesulitan yang kita hadapi. Namun keimanan selalu membisikkan bahwa mengadukan takdir yang Maha Penyayang pada makhluk yang lemah bukan sikap bijak pemilik azzam kuat.
Semoga Allah memaafkan jiwa yang rapuh dihadapan takdir.
TITIP
DO'A UNTUK BUMI PERTIWI
Sekedar mengingatkan:
Dipenghujung Jum'at ada waktu mustajab. Jangan lupa doakan yang terbaik untuk Indonesia dan kaum muslimin. Doakan juga supaya Allah mengaruniakan pemimpin yang shaleh untuk bumi pertiwi. Harapan itu masih ada...
-----------------------------------
-----------------------------------
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallah 'Anhu, dia bercerita bahwa: "Abu Qasim (Rasululah) Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّ فِي الْجُمُعَةِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ
“Sesungguhnya pada hari Jum'at itu terdapat satu waktu yang tidaklah seorang hamba muslim berdiri berdoa memohon kebaikan kepada Allah bertepatan pada saat itu, melainkan Dia akan mengabulkannya." Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya, yang kami pahami, untuk menunjukkan masanya yang tidak lama (sangat singkat).”
(Muttafaq 'Alaih)
Dalam hadits Jabir bin Abdillah Radliyallah 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda:
يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً لَا يُوجَدُ فِيهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلَّا آتَاهُ إِيَّاهُ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ
"Hari Jum'at terdiri dari 12 waktu, di dalamnya terdapat satu waktu yang tidaklah seorang muslim pada saat itu memohon sesuatu kepada Allah, melainkan Dia akan mengabulkan permintaannya. Oleh karena itu, carilah saat tersebut pada akhir waktu setelah 'Ashar." (HR. an Nasai dan Abu Dawud. Disahihkan oleh Al-Haafidz Ibnul Hajar dalam al Fath)
Madinah 20-05-1435 H
Sekedar mengingatkan:
Dipenghujung Jum'at ada waktu mustajab. Jangan lupa doakan yang terbaik untuk Indonesia dan kaum muslimin. Doakan juga supaya Allah mengaruniakan pemimpin yang shaleh untuk bumi pertiwi. Harapan itu masih ada...
-----------------------------------
-----------------------------------
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallah 'Anhu, dia bercerita bahwa: "Abu Qasim (Rasululah) Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّ فِي الْجُمُعَةِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ
“Sesungguhnya pada hari Jum'at itu terdapat satu waktu yang tidaklah seorang hamba muslim berdiri berdoa memohon kebaikan kepada Allah bertepatan pada saat itu, melainkan Dia akan mengabulkannya." Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya, yang kami pahami, untuk menunjukkan masanya yang tidak lama (sangat singkat).”
(Muttafaq 'Alaih)
Dalam hadits Jabir bin Abdillah Radliyallah 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda:
يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً لَا يُوجَدُ فِيهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلَّا آتَاهُ إِيَّاهُ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ
"Hari Jum'at terdiri dari 12 waktu, di dalamnya terdapat satu waktu yang tidaklah seorang muslim pada saat itu memohon sesuatu kepada Allah, melainkan Dia akan mengabulkan permintaannya. Oleh karena itu, carilah saat tersebut pada akhir waktu setelah 'Ashar." (HR. an Nasai dan Abu Dawud. Disahihkan oleh Al-Haafidz Ibnul Hajar dalam al Fath)
Madinah 20-05-1435 H
100. TUGAS SETIAP DA'I DAN MURABBI (PENDIDIK) DI ZAMAN FITNAH
Dalam Khutbahnya Habib Dr. Husein Bin Syarief Al Abdaly, kepala bidang kemahasiswaan Universitas Islam Madinah mengajak para Da'I, Murabbi serta para Muslihin agar mengembalikan umat kepada Ulama, menjadikan mereka sebagai rujukan dalam menghadapi berbagai fitnah dan persoalan keumatan. Beliau juga mengajak para Da'I dan Murabbi untuk mengembalikan para pemuda ke majelis ilmu dan menumbuhkan kembali kepercayaan mereka pada Ulama yang rasikh. "Inilah tugas mereka" tegas beliau. Beliau juga mengingatkan pada para penuntut ilmu untuk tidak ikut campur membicarakan persoalan-persolan besar yang menjadi tugas ulama. Diakhir khutbah beliau menyebutkan 4 kiat yang harus dilakukan seorang muslim agar diteguhkan dizaman fitnah
1. Membaca Al-Qur'an dengan penuh tadabbur كَذَٰلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ ۖ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا "Begitulah, supaya kami kuatkan hatimu dengannya dan kami membacanya secara tartil (teratur dan benar).” (Al-Furqaan: 32)
2. Membaca Kisah Para Nabi dalam mengemban misi nubuwah وَكُلا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءَكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ “Dan semua kisah para rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Huud: 120).
3. Mengamalkan Ilmu وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُواْ مَا يُوعَظُونَ بِهِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتًا “Dan sekiranya mereka benar-benar melaksanakan perintah yang diberikan, nisacaya itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka).” (An Nisaa: 66). "Kalau saja mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya akan dapat mengetahuinya dari mereka (Rasul dan ulil amri). Kalau bukan karena karunia dan rahmat Allah kepada kalian, tentu kalian mengikuti setan, kecuali sebagian kecil saja (di antara kalian).” (an-Nisa: 83)
4. Berdo'a ولولا أن ثبتباك لقد كدت تركن إليهم شيئا قليلا "Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu hampir hampir condong sedikit kepada mereka". (Al Israa:74). يثبت الله الذين امنوا بالقول الثابت في الحياة الدنيا وفي الاخرة ويضل الله الظالمين ويفعل الله ما يشاء "Allah meneguhkan orang orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan dunia dan di akherat, dan Allah menyesatkan orang orang yang zalim dan Dia berbuat apa yang Dia kehendaki." (Ibrahim : 27) 20-05-1435 H
101.
SEKALI LAGI DARI MADINAH UNTUK INDONESIA.
(MASIH SEPUTAR PEMILU. Maaf, saya hanya menukilkan fatwa, tak ada maksud lain)
Fatwa seputar pemilu. Oleh: Syaikh Prof. Dr. Ibrahim bin Amir ar Ruhailiy -hafidzohullah- . Guru besar Aqidah Universitas Islam Madinah yang merangkap sebagai pengajar tetap di masjid Nabawi As Syarief.
Pertanyaan:
Sebentar lagi di negeri kami akan diselenggarakan pemilu. Apa nasehat anda terhadap kami dalam menyikapi pemilu tersebut.. ?"
Jawaban Syaikh:
" Kami telah menjelaskan permasaalahan ini sebelumnya. Sejatinya memilih pemimpin dengan cara seperti itu tidak disyariatkan dan merupakan bentuk tasyabbuh dengan orang-orang kafir, karena pada asalnya kepemimpinan tidak diberikan kepada orang yang memintanya. Adapun realita pemilu saat ini, setiap kandidat mencalonkan diri dan mengajak masyarakat untuk memilih dirinya. Selanjutnya para kandidat melakukan apa yang dikenal saat ini dengan istilah kampanye. Mereka mengajak masyarakat dengan mengatakan" Pilih saya.. Pilih saya" lalu menjanjikan masyarakat dengan beragam janji (agar masyarakat memilihnya). Inilah alasan pertama yang menunjukkan bawa sistem PEMILU itu bathil. Dan memang pada asalnya sistem yang digunakan rusak dan tidak syar'i, ditambah lagi bahwa pada prinsipnya kepemimpinan tidak diberikan kepada orang yang memintanya.
Seandainya Syariat islam diterapkan, maka bila ada yang berkata," Pilihlah saya sebagai pemimpin kalian.." niscaya tak seorang muslimpun yang mau memilihnya sebagai pemimpin, sebagai bentuk komitmen terhadap Syariat.
Akan tetapi….
Bila pemilu (di suatu negara itu) merupakan suatu keharusan bagi kaum muslimin, dan kaum muslimin tidak memiliki otoritas. Sementara kemenangan nantinya akan diberikan yang berhasil mengumpulkan suara terbanyak, dan kandidat yang maju lebih dari satu orang, kemudian kaum muslimin menilai bahwa mashlahat bagi kaum muslimin ada pada salah seorang dari kandidat tersebut, boleh jadi karena kebaikannya lebih dominan atau karena keburukannya yang lebih sedikit. Maka dalam keadaan seperti itu boleh-boleh saja seorang muslim ikut memberikan hak suaranya untuk memilih kandidat tersebut. Sebagai bentuk pengamalan terhadap kaedah :
ارتكاب أخف الضررين
" Memilih mudharat yang paling ringan dari dua mudharat."
Atau sebagai bentuk aplikasi terhadap kaedah lain yang masyhur dikalangan para Ulama:
الضرورة تبيح المحظورات
" Kondisi dharurat membolehkan sesuatu yang dilarang."
Hal ini sudah dijelaskan oleh para Ulama kibar (yang juga pernah berfatwa dalam permasalahan ini), seperti Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Muhammad bin Shalih al 'Utsaimin dan yang lainnya. Karena ini adalah persoalah dharurat, tidak mungkin bilah fitnah ini datang lalu kita membiarkan orang kafir maju ketampuk kepemimpinan sementara kita mengambil sikap "kami tidak akan memberikan hak pilih karena kami tidak mengakui keabsahan pemilu" Yang pada akhirnya sikap ini nantinya membawa dampak buruk bagi kaum muslimin, hingga kaum muslimin tidak lagi memiliki nilai di tengah-tengah masyarakat suatu bangsa. Semua orang akan tau bahwa kaum muslimin pasti tidak akan ikut pemilu, mereka tidak akan peduli dan memberi andil dalam memilih pemimpin, masa bodoh terhadap hak-hak mereka. Berbeda halnya bila mereka menyadari bahwa kaum muslimin (di memiliki pengaruh bahkan di negara kafir sekalipun- (tentu akan berdampak baik). Saat ini di negara-negara kafir seperti di Amerika dan negara-negara barat lainnya memilih untuk mendekati kaum muslimin, mereka bahkan mempertimbangkan beberapa kebijakannya mengingat banyaknya suara kaum muslimin dinegara tersebut. Oleh karena itu dalam keadaan seperti ini kita katakana bahwa tidak mengapa ikut memilih kandidat yang kedepannya kelak akan memberi mashlahat bagi kaum muslimin. Tentunya dengan niat mendahulukan pendapat rojih dan keputusan bersama tidak untuk melegalkan pemilu. Nabi Shallallahualaihiwasallam bersabda:
اِنما الأعمال بالنيات
" Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niat."
Inilah pendapat yang menurut saya paling kuat dalam masaalah ini. Sejak dulu pendapat inilah yang saya pilih dan saya nilai benar. Wallahu a'lam
........
Catatan :
1. Fatwa ini sifatnya umum tidak untuk mendukung partai tertentu
2. Yang mendasari Fatwa ini adalah kaidah yang berlaku pada bab maslahat dan mudharat: Apabila bertemu dua mafsadah, maka dianjurkan mengambil mafsadah yang paling ringan.
3. Fatwa ini bukan sebagai bentuk legitimasi terhadap sistem demokrasi.
21-05-1435 H
(MASIH SEPUTAR PEMILU. Maaf, saya hanya menukilkan fatwa, tak ada maksud lain)
Fatwa seputar pemilu. Oleh: Syaikh Prof. Dr. Ibrahim bin Amir ar Ruhailiy -hafidzohullah- . Guru besar Aqidah Universitas Islam Madinah yang merangkap sebagai pengajar tetap di masjid Nabawi As Syarief.
Pertanyaan:
Sebentar lagi di negeri kami akan diselenggarakan pemilu. Apa nasehat anda terhadap kami dalam menyikapi pemilu tersebut.. ?"
Jawaban Syaikh:
" Kami telah menjelaskan permasaalahan ini sebelumnya. Sejatinya memilih pemimpin dengan cara seperti itu tidak disyariatkan dan merupakan bentuk tasyabbuh dengan orang-orang kafir, karena pada asalnya kepemimpinan tidak diberikan kepada orang yang memintanya. Adapun realita pemilu saat ini, setiap kandidat mencalonkan diri dan mengajak masyarakat untuk memilih dirinya. Selanjutnya para kandidat melakukan apa yang dikenal saat ini dengan istilah kampanye. Mereka mengajak masyarakat dengan mengatakan" Pilih saya.. Pilih saya" lalu menjanjikan masyarakat dengan beragam janji (agar masyarakat memilihnya). Inilah alasan pertama yang menunjukkan bawa sistem PEMILU itu bathil. Dan memang pada asalnya sistem yang digunakan rusak dan tidak syar'i, ditambah lagi bahwa pada prinsipnya kepemimpinan tidak diberikan kepada orang yang memintanya.
Seandainya Syariat islam diterapkan, maka bila ada yang berkata," Pilihlah saya sebagai pemimpin kalian.." niscaya tak seorang muslimpun yang mau memilihnya sebagai pemimpin, sebagai bentuk komitmen terhadap Syariat.
Akan tetapi….
Bila pemilu (di suatu negara itu) merupakan suatu keharusan bagi kaum muslimin, dan kaum muslimin tidak memiliki otoritas. Sementara kemenangan nantinya akan diberikan yang berhasil mengumpulkan suara terbanyak, dan kandidat yang maju lebih dari satu orang, kemudian kaum muslimin menilai bahwa mashlahat bagi kaum muslimin ada pada salah seorang dari kandidat tersebut, boleh jadi karena kebaikannya lebih dominan atau karena keburukannya yang lebih sedikit. Maka dalam keadaan seperti itu boleh-boleh saja seorang muslim ikut memberikan hak suaranya untuk memilih kandidat tersebut. Sebagai bentuk pengamalan terhadap kaedah :
ارتكاب أخف الضررين
" Memilih mudharat yang paling ringan dari dua mudharat."
Atau sebagai bentuk aplikasi terhadap kaedah lain yang masyhur dikalangan para Ulama:
الضرورة تبيح المحظورات
" Kondisi dharurat membolehkan sesuatu yang dilarang."
Hal ini sudah dijelaskan oleh para Ulama kibar (yang juga pernah berfatwa dalam permasalahan ini), seperti Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Muhammad bin Shalih al 'Utsaimin dan yang lainnya. Karena ini adalah persoalah dharurat, tidak mungkin bilah fitnah ini datang lalu kita membiarkan orang kafir maju ketampuk kepemimpinan sementara kita mengambil sikap "kami tidak akan memberikan hak pilih karena kami tidak mengakui keabsahan pemilu" Yang pada akhirnya sikap ini nantinya membawa dampak buruk bagi kaum muslimin, hingga kaum muslimin tidak lagi memiliki nilai di tengah-tengah masyarakat suatu bangsa. Semua orang akan tau bahwa kaum muslimin pasti tidak akan ikut pemilu, mereka tidak akan peduli dan memberi andil dalam memilih pemimpin, masa bodoh terhadap hak-hak mereka. Berbeda halnya bila mereka menyadari bahwa kaum muslimin (di memiliki pengaruh bahkan di negara kafir sekalipun- (tentu akan berdampak baik). Saat ini di negara-negara kafir seperti di Amerika dan negara-negara barat lainnya memilih untuk mendekati kaum muslimin, mereka bahkan mempertimbangkan beberapa kebijakannya mengingat banyaknya suara kaum muslimin dinegara tersebut. Oleh karena itu dalam keadaan seperti ini kita katakana bahwa tidak mengapa ikut memilih kandidat yang kedepannya kelak akan memberi mashlahat bagi kaum muslimin. Tentunya dengan niat mendahulukan pendapat rojih dan keputusan bersama tidak untuk melegalkan pemilu. Nabi Shallallahualaihiwasallam bersabda:
اِنما الأعمال بالنيات
" Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niat."
Inilah pendapat yang menurut saya paling kuat dalam masaalah ini. Sejak dulu pendapat inilah yang saya pilih dan saya nilai benar. Wallahu a'lam
........
Catatan :
1. Fatwa ini sifatnya umum tidak untuk mendukung partai tertentu
2. Yang mendasari Fatwa ini adalah kaidah yang berlaku pada bab maslahat dan mudharat: Apabila bertemu dua mafsadah, maka dianjurkan mengambil mafsadah yang paling ringan.
3. Fatwa ini bukan sebagai bentuk legitimasi terhadap sistem demokrasi.
21-05-1435 H
102. STATUS ANTI GALAU
Setiap kita punya drama hidup masing-masing. Tak perlu galau kawan, karena masaalah punya takdirnya sendiri untuk selesai. Bagi Allah sangat mudah untuk mendatangkan pertolongan disetiap waktu. Kita hanya perlu menjadi seperti apa yang Allah inginkan, lalu menunggu hingga Allah memberi kita lebih dari yang kita inginkan. Saat diuji, seorang mukmin akan terus mengilhami hatinya dengan satu keyakinan, bahwa apapun bentuk ujian yang dihadapinya, ia hanyalah tanda cinta yang lain dari Sang Maha Pencipta. Dan semua itu tidak untuk waktu yang lama... Bukankan bila malam semakin larut pertanda fajar akan segera menyongsong.? "Sungguh bersama kesulitan itu ada kemudahan" 22-05-1435 H
105. CERMIN SALAF (muhasabah diri)
Tidak seharusnya kebagusan aqidah menghalangi kita untuk tersenyum, bersifat lapang serta lemah-lembut terhadap orang lain. Jangan mengira bahwa lurusnya aqidah sudah cukup untuk membuktikan kesalafian kita. Tidak... Bahkan kita harus mensalafikan aqidah dan akhlak secara bersamaan. (Faidah dari Syaikh DR. Anis Thahir Al Andanusy dalam Majelis Syarh Muqaddimah Ibnu Shalah)
106. SIKAP YANG SEMESTINYA DIAMBIL DIZAMAN FITNAH
Di zaman fitnah, sangat penting merujuk pada ulil amri yaitu para ulama besar yang telah lebih dahulu mengecap ilmu dan memiliki kedudukan tinggi segi keilmuan. Namun kapan kita merubah manhaj ini, maka akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan akibatnya terhadap umat. Ditambah lagi sikap ini -tidak merujuk pada ulama- merupakan bentuk penyelisihan terhadap firman Allah: “Andai mereka mengembalikan permasalahan tersebut kepada rasul atau ulul amri (baca: ulama) di antara mereka tentu orang-orang yang hendak membuat kesimpulan dari permasalahan tersebut pasti akan mengetahui kesimpulan yang benar tentangnya” [QS an Nisa:83]. (DR. Husein Alu Syaikh Imam dan Khotib Masjid Nabawi dalam khutbahnya Jum’at 21-04-1435 H)
107. SAAT ENGKAU TERTIDUR LELAP, BOLEH JADI NAMAMU ADA DALAM DO'A MEREKA
"Saat engkau tertidur lelap, boleh jadi pintu-pintu langit diketuk oleh puluhan doa yang memohonkan kebaikan untukmu.. (Do'a itu datang) dari si fakir yang pernah engkau tolong, dari orang yang lapar yang pernah engkau beri makan, dari orang sedih yang pernah engkau bahagiakan, dari orang yang pernah berpapasan denganmu dan kau beri senyuman untuknya, atau dari orang yg dihimpit kesulitan yang telah engkau lapangkan..
Maka jangan pernah meremehkan sebuah kebajikan untuk selama lamanya.."
(Ibnul Qoyyim Al Jauziyah)
108. ORANG BESAR ITU TIDAK ANTI KRITIK
Saat seseorang berada dipuncak popularitas dan terbiasa menerima pujian, seringkali sulit baginya untuk berlapang dada dalam menerima kritikan. Orang dengan tipikal semacam ini akan selalu menganggap bahwa kritikan merupakan bentuk penghinaan yang bisa menurunkan harga diri serta mengganggu emosi. Mungkin karena terbiasa dengan suara-suara positif sehingga sulit baginya mendengarkan suara-suara negatif. Memang pada awalnya kritik bisa menjadi hal yang menyakitkan. Namun lama-kelamaan KRITIK itu akan berubah menjadi KRIPIK yang disukai dan selalu dirindukan. Apalagi bila kritik yang diberikan itu memang beralasan. Kritik yang beralasan itulah yang nantinya memberi kita masukan baru untuk memperbaiki berbagai kekurangan yang ada pada diri yang kemudian memacu kehendak jiwa untuk mengurai berbagai prestasi.
"BANYAK ORANG YANG DIBESARKAN OLEH KRITIKAN"
Kita perlu belajar untuk menyikapi kritik dengan benar, supaya kritikan itu tidak akan menjadi boomerang bagi diri. Kita juga harus merubah persepsi kita tentang kritikan, dari yang tadinya sebuah penghinaan menjadi cermin hidup yang selalu kita perlukan setiap saat agar penampilan kita selalu OKE. Dari yang tadinya cacian menjadi tanda cinta orang lain terhadap kita yang patut diapresiasi. Bisikkan pada jiwa bahwa tidak ada yang dirugikan oleh kritikan, tidak ada kritik yang melemahkan, tidak ada kritik yang menghinakan. Karena selama kita tidak maksum, maka selama itu lidah kita bisa salah berucap, pena kita bisa saja tergelincir. Saat kita menerima kritikan dan mengakui kesalahan, saat itulah kita telah menjadi orang besar. Lihatlah Umar –radhiallahu anhu- Kritik dari seorang nenek tua yang diterimanya tidak membuat martabatnya jatuh, bahkan sejak peristiwa itu sikap bijak beliau selalu menjadi permisalan tentang keberanian dalam menepis ego dan tendensi pribadi. "Semoga Allah merahmati orang yang menghadiahkan pada kami apa yang menjadi kekurangan kami" "Kembali pada kebenaran itu lebih baik daripada berlama-lama dalam kebathilan" "menjadi pengikut suatu kebenaran lebih baik bagiku ketimbang menjadi pemimpin atas kebathilan" Tiga ungkapan masyhur itu dicatatat apa adanya oleh sejarah. Tiga kalimat yang menunjukkan penolakan terhadap keangkuhan diri yang merasa selalu benar karna sebagai pemimpin, sebagai alim, sebagai Ustadz yang terlanjur tenar. Saya teringat sebuah petuah yang bijak yang mengatakan, "Pedang musuh yang mengajarimu untuk terus berlatih jauh lebih baik ketimbang pujian kawan yang melenakan dan membuatmu kalah". Jadi... mari berlapang dada dalam menerima kritikan. Saya juga mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya bagi ikhwah yang selama ini selalu menyampaikan kritik pada saya. Jazaahumullahu khoiron. Catt: Bagi pengkritik, Jadilah kritikus yang baik dan berilmu, sehingga tau mana yang harus dikritisi dan mana yang harus diapresiasi. Uswah kita adalah Rasulullah -shallahu alaihi wasallam. Kritik beliau selalu dalam bentuk kinayah serta jauh dari kata-kata yang melukai atau bersifat merendahkan. Semoga bermanfaat Madinah, Rabu 25-05-1435 H/26-03-2014
Saat seseorang berada dipuncak popularitas dan terbiasa menerima pujian, seringkali sulit baginya untuk berlapang dada dalam menerima kritikan. Orang dengan tipikal semacam ini akan selalu menganggap bahwa kritikan merupakan bentuk penghinaan yang bisa menurunkan harga diri serta mengganggu emosi. Mungkin karena terbiasa dengan suara-suara positif sehingga sulit baginya mendengarkan suara-suara negatif. Memang pada awalnya kritik bisa menjadi hal yang menyakitkan. Namun lama-kelamaan KRITIK itu akan berubah menjadi KRIPIK yang disukai dan selalu dirindukan. Apalagi bila kritik yang diberikan itu memang beralasan. Kritik yang beralasan itulah yang nantinya memberi kita masukan baru untuk memperbaiki berbagai kekurangan yang ada pada diri yang kemudian memacu kehendak jiwa untuk mengurai berbagai prestasi.
"BANYAK ORANG YANG DIBESARKAN OLEH KRITIKAN"
Kita perlu belajar untuk menyikapi kritik dengan benar, supaya kritikan itu tidak akan menjadi boomerang bagi diri. Kita juga harus merubah persepsi kita tentang kritikan, dari yang tadinya sebuah penghinaan menjadi cermin hidup yang selalu kita perlukan setiap saat agar penampilan kita selalu OKE. Dari yang tadinya cacian menjadi tanda cinta orang lain terhadap kita yang patut diapresiasi. Bisikkan pada jiwa bahwa tidak ada yang dirugikan oleh kritikan, tidak ada kritik yang melemahkan, tidak ada kritik yang menghinakan. Karena selama kita tidak maksum, maka selama itu lidah kita bisa salah berucap, pena kita bisa saja tergelincir. Saat kita menerima kritikan dan mengakui kesalahan, saat itulah kita telah menjadi orang besar. Lihatlah Umar –radhiallahu anhu- Kritik dari seorang nenek tua yang diterimanya tidak membuat martabatnya jatuh, bahkan sejak peristiwa itu sikap bijak beliau selalu menjadi permisalan tentang keberanian dalam menepis ego dan tendensi pribadi. "Semoga Allah merahmati orang yang menghadiahkan pada kami apa yang menjadi kekurangan kami" "Kembali pada kebenaran itu lebih baik daripada berlama-lama dalam kebathilan" "menjadi pengikut suatu kebenaran lebih baik bagiku ketimbang menjadi pemimpin atas kebathilan" Tiga ungkapan masyhur itu dicatatat apa adanya oleh sejarah. Tiga kalimat yang menunjukkan penolakan terhadap keangkuhan diri yang merasa selalu benar karna sebagai pemimpin, sebagai alim, sebagai Ustadz yang terlanjur tenar. Saya teringat sebuah petuah yang bijak yang mengatakan, "Pedang musuh yang mengajarimu untuk terus berlatih jauh lebih baik ketimbang pujian kawan yang melenakan dan membuatmu kalah". Jadi... mari berlapang dada dalam menerima kritikan. Saya juga mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya bagi ikhwah yang selama ini selalu menyampaikan kritik pada saya. Jazaahumullahu khoiron. Catt: Bagi pengkritik, Jadilah kritikus yang baik dan berilmu, sehingga tau mana yang harus dikritisi dan mana yang harus diapresiasi. Uswah kita adalah Rasulullah -shallahu alaihi wasallam. Kritik beliau selalu dalam bentuk kinayah serta jauh dari kata-kata yang melukai atau bersifat merendahkan. Semoga bermanfaat Madinah, Rabu 25-05-1435 H/26-03-2014
109. TAWAKKAL
"Siapa yang bertawakkal kepada Allah, lalu meninggalkan apa yang diperintahkan-Nya berupa melakukan sebab-sebab yang dapat merealisasikan keinginannya, maka dia adalah orang yang bodoh, dzolim dan berdosa pada Allah" (Ibnu Taimiyah dalam mukhtashor Fatawa Al Mishriyah hal: 123)
110.
BELAJAR BIJAK
Belajarlah untuk bijak... Bila kuku kita tumbuh panjang, maka kukulah yg harus kita potong bukan jarinya. Demikian juga dalam sebuah persahabatan , bila ego kita muncul, ego itulah yg kita hilangkan bukan malah persahabatan yang harus diakhiri.
Belajarlah untuk bijak... Bila kuku kita tumbuh panjang, maka kukulah yg harus kita potong bukan jarinya. Demikian juga dalam sebuah persahabatan , bila ego kita muncul, ego itulah yg kita hilangkan bukan malah persahabatan yang harus diakhiri.
111.
BERHENTI SEJENAK
Indahnya hidup bukan karena banyaknya orang yang mengenal kita, tapi lebih dari itu, berapa banyak orng yang bahagia karna kita. Memang kita tidak wajib untuk membahagiakan semua orang. Namun yang jelas, kita tidak boleh menyakiti walau seorangpun.
Renungan senja dalam dekapan takdir. Jeddah 28-05-1432 H
Indahnya hidup bukan karena banyaknya orang yang mengenal kita, tapi lebih dari itu, berapa banyak orng yang bahagia karna kita. Memang kita tidak wajib untuk membahagiakan semua orang. Namun yang jelas, kita tidak boleh menyakiti walau seorangpun.
Renungan senja dalam dekapan takdir. Jeddah 28-05-1432 H
000. REHAT
A: Akhi kenapa masih suka chatingan sama akhwat.? B: Ana hanya ingin mengenalkan mereka pada Allah. A: Biarkan mereka mengenal Allah tanpa harus mengenalmu. Ingat ikhwan... Hati itu lemah, dan sering kali kita tidak siap dengan efek yang ditimbulkan oleh kelemahan itu. Dahulu salafussholeh begitu takut dengan fitnah, mereka tidak hanya menjauhinya, namun juga menghindari sebab-sebab yang dapat menjerumuskan mereka pada fitnah. Jawaban2 antum boleh jadi merupakan obat bagi kejahilan mereka, namun setelah kejahilan itu sirna, penyakit lain akan timbul di hati-hati mereka, apalagi kalau bukan bibit cinta terlarang yang antum lepaskan bersama busur-busur jawaban itu. Ingat ! Mencegah lebih baik dari mengobati. Jeddah 28-05-1435 H
A: Akhi kenapa masih suka chatingan sama akhwat.? B: Ana hanya ingin mengenalkan mereka pada Allah. A: Biarkan mereka mengenal Allah tanpa harus mengenalmu. Ingat ikhwan... Hati itu lemah, dan sering kali kita tidak siap dengan efek yang ditimbulkan oleh kelemahan itu. Dahulu salafussholeh begitu takut dengan fitnah, mereka tidak hanya menjauhinya, namun juga menghindari sebab-sebab yang dapat menjerumuskan mereka pada fitnah. Jawaban2 antum boleh jadi merupakan obat bagi kejahilan mereka, namun setelah kejahilan itu sirna, penyakit lain akan timbul di hati-hati mereka, apalagi kalau bukan bibit cinta terlarang yang antum lepaskan bersama busur-busur jawaban itu. Ingat ! Mencegah lebih baik dari mengobati. Jeddah 28-05-1435 H
112. RASULPUN MENJAWAB, "KEPADA
IBUMU"
Di dalam kitab al-adabul mufrad Imam Bukhari -rahimahullah- meriwayatkan sebuah hadits dari Muawiyah bin Haidah radhiallahu anhu-. Beliau berkata, "Aku pernah bertanya kepada Rasulullah -shallahu alaihi wasallam-. Wahai Rasulullah...! Kepada siapa seharusnya aku berbakti..?. Beliau menjawab, "KEPADA IBUMU". Aku bertanya lagi, "Kepada siapa seharusnya aku berbakti..?. Beliau menjawab, "KEPADA IBUMU". Aku bertanya lagi, "Kepada siapa seharusnya aku berbakti..?. Beliau menjawab "KEPADA IBUMU". Aku bertanya lagi, "Kepada siapa seharusnya aku berbakti..?. Beliau menjawab, "KEPADA AYAHMU SELANJUTNYA KEPADA KERABAT-KERABATMU YANG PALING DEKAT DENGANMU. Syaikh DR. Anis Thohir al andunisy memberi komentar yang maknanya: "Hampir seluruh riwayat mengulangi kata Ibu hingga tiga kali dibanding Ayah. Hal tersebut karena ada tiga fase sulit yang dilalui seorang Ibu dan tidak dilalui oleh seorang Ayah. 1. Fase mengandung, 2. Melahirkan, dan 3. Menyusui. Semua fase itu dilalui seorang Ibu tidak untuk waktu yang sebentar. Mengandung 9 bulan kemudian melahirkan. Kita tau bahwa pada fase ini sang Ibu bertarung antara hidup dan mati. Selanjutnya diikuti dengan fase menyapih selama 2 tahun. Ingat 2 tahun dan bukan 2 jam, semuah itu merupakan kelelahan yang luar biasa." Faidah dari majelis Adabul Mufrod bersama Syaikh Anis Thahir Al Andunisy -hafidzahullah-
Catatan:
Allah azza wa jalla berfirman وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Sahabat.. Renungkan kembali masa kecilmu dulu. Kau dan aku mungkin tak pernah tau bahwa dulu ada sosok wanita yang seolah tak pernah lelah mengandungmu. Ada mata yang terjaga saat kamu terlelap tidur. Ada tangan lembut yang menyuapimu saat kamu makan, yang mengusap air matamu saat kamu menangis, yang memelukmu dengan erat saat kamu tersenyum bahagia. Tangan lembut itu juga tak pernah bosan membersihkan kotoranmu saat kamu ngompol. Bahkan tangan itu seolah tak pernah lelah membelaimu saat mengantarmu tidur. Memasuki usia senja, dia mungkin tak lagi sekuat dulu. Dia mungkin tak bisa memberimu ini dan itu. Namun kasih sayangnya padamu tetap bersemi. Tangan yang tak lagi bisa memanjakanmu itu kini hanya mampu menengadahkan tangannya ke langit lalu menyertakan namamu dalam do'anya. Begitulah kasih seorang ibu, tetap bersemi hingga akhir menutup mata. Selagi ada waktu berbaktilah pada mereka. Gembirakan hati mereka walau hanya dengan senyum tulus yang terlukis diwajahmu ditengah padatnya rutinitas kerja. Karena ibu adalah pintu surga, bila engkau mau, jagalah pintu itu. Bila tidak, maka berpalinglah. Namun ingat...! semua akan berbalas. Rasulullah -shallahu alaihi wasallam- bersabda: “Tiga manusia tidak akan masuk syurga, iaitu orang yang menderhaka kedua-dua ibu bapanya, lelaki yang tidak menjaga maruah keluarganya (dayus) dan perempuan yang menyerupai lelaki.” (HR. An-Nasa’ie, Bazzar dan al-Hakim) Beliau juga bersabda: "Semua dosa akan ditangguhkan Allah, yakni balasan menurut kehendak-Nya, hingga ke hari kiamat, kecuali balasan terhadap orang yang durhaka kepada kedua ibu bapa. Maka sesungguhnya Allah menyegerakan balasan kepada pelakunya pada masa hidupnya sebelum mati" . (HR. al Hakim) Ingat... Siapaun kita... Sehebat apapun kita... Sebanyak apapun prestasi yang kita capai... Tanpa kasih sayang seorang ibu kita bukan siapa-siapa. --------------------------- Madinah 29-05-1435 H
Di dalam kitab al-adabul mufrad Imam Bukhari -rahimahullah- meriwayatkan sebuah hadits dari Muawiyah bin Haidah radhiallahu anhu-. Beliau berkata, "Aku pernah bertanya kepada Rasulullah -shallahu alaihi wasallam-. Wahai Rasulullah...! Kepada siapa seharusnya aku berbakti..?. Beliau menjawab, "KEPADA IBUMU". Aku bertanya lagi, "Kepada siapa seharusnya aku berbakti..?. Beliau menjawab, "KEPADA IBUMU". Aku bertanya lagi, "Kepada siapa seharusnya aku berbakti..?. Beliau menjawab "KEPADA IBUMU". Aku bertanya lagi, "Kepada siapa seharusnya aku berbakti..?. Beliau menjawab, "KEPADA AYAHMU SELANJUTNYA KEPADA KERABAT-KERABATMU YANG PALING DEKAT DENGANMU. Syaikh DR. Anis Thohir al andunisy memberi komentar yang maknanya: "Hampir seluruh riwayat mengulangi kata Ibu hingga tiga kali dibanding Ayah. Hal tersebut karena ada tiga fase sulit yang dilalui seorang Ibu dan tidak dilalui oleh seorang Ayah. 1. Fase mengandung, 2. Melahirkan, dan 3. Menyusui. Semua fase itu dilalui seorang Ibu tidak untuk waktu yang sebentar. Mengandung 9 bulan kemudian melahirkan. Kita tau bahwa pada fase ini sang Ibu bertarung antara hidup dan mati. Selanjutnya diikuti dengan fase menyapih selama 2 tahun. Ingat 2 tahun dan bukan 2 jam, semuah itu merupakan kelelahan yang luar biasa." Faidah dari majelis Adabul Mufrod bersama Syaikh Anis Thahir Al Andunisy -hafidzahullah-
Catatan:
Allah azza wa jalla berfirman وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Sahabat.. Renungkan kembali masa kecilmu dulu. Kau dan aku mungkin tak pernah tau bahwa dulu ada sosok wanita yang seolah tak pernah lelah mengandungmu. Ada mata yang terjaga saat kamu terlelap tidur. Ada tangan lembut yang menyuapimu saat kamu makan, yang mengusap air matamu saat kamu menangis, yang memelukmu dengan erat saat kamu tersenyum bahagia. Tangan lembut itu juga tak pernah bosan membersihkan kotoranmu saat kamu ngompol. Bahkan tangan itu seolah tak pernah lelah membelaimu saat mengantarmu tidur. Memasuki usia senja, dia mungkin tak lagi sekuat dulu. Dia mungkin tak bisa memberimu ini dan itu. Namun kasih sayangnya padamu tetap bersemi. Tangan yang tak lagi bisa memanjakanmu itu kini hanya mampu menengadahkan tangannya ke langit lalu menyertakan namamu dalam do'anya. Begitulah kasih seorang ibu, tetap bersemi hingga akhir menutup mata. Selagi ada waktu berbaktilah pada mereka. Gembirakan hati mereka walau hanya dengan senyum tulus yang terlukis diwajahmu ditengah padatnya rutinitas kerja. Karena ibu adalah pintu surga, bila engkau mau, jagalah pintu itu. Bila tidak, maka berpalinglah. Namun ingat...! semua akan berbalas. Rasulullah -shallahu alaihi wasallam- bersabda: “Tiga manusia tidak akan masuk syurga, iaitu orang yang menderhaka kedua-dua ibu bapanya, lelaki yang tidak menjaga maruah keluarganya (dayus) dan perempuan yang menyerupai lelaki.” (HR. An-Nasa’ie, Bazzar dan al-Hakim) Beliau juga bersabda: "Semua dosa akan ditangguhkan Allah, yakni balasan menurut kehendak-Nya, hingga ke hari kiamat, kecuali balasan terhadap orang yang durhaka kepada kedua ibu bapa. Maka sesungguhnya Allah menyegerakan balasan kepada pelakunya pada masa hidupnya sebelum mati" . (HR. al Hakim) Ingat... Siapaun kita... Sehebat apapun kita... Sebanyak apapun prestasi yang kita capai... Tanpa kasih sayang seorang ibu kita bukan siapa-siapa. --------------------------- Madinah 29-05-1435 H
113. SISI LAIN DI JALAN DAKWAH
Pada akhirnya.. Hanya mereka yang tulus dalam dakwah yang kelak akan jadi pemenang. Dan yang terbaik adalah yang paling banyak memberi manfaat untuk manusia. Kita harus belajar banyak hal, termasuk belajar bagaimana menghargai kerja keras mereka yang lelah di jalan dakwah. Iya, mereka yang kau anggap bukan siapa-siapa karena tak ada embel-embel Lc, MA apalagi Doktor. Iya, mereka yang kadang terabaikan di majelis-majelis besar karena hanya lulusan pesantren. Maaf kawan... Berhentilah menilai seseorang dari gelar akademiknya. Di jalan ini, bukan tingginya gelar yang menjadi tolak ukur keilmuan dan kemuliaan seseorang. Juga bukan soal lulusan perguruan tinggi apa dan dimana. Di jalan ini.. Ilmu dipuji bukan karena banyaknya, namun karena manfaat yang dirasakan untuk diri dan orang lain. Dan disana.. jauh ditepian terjal yang curam, melewati jalan2 yang tak beraspal, ditambah anak-anak sungai yang membuat mereka kadang harus menunggu hingga air surut, ada mujahid-mujahid dakwah yang tak pernah engkau kenal dan memilih untuk tidak dikenal. Namun mereka bahagia dengan pilihan itu.. Pilihan hidup manusia-manusia yang diabaikan penduduk bumi, namun namanya semarak ditengah penduduk langit. Untuk kawan yang tak bernama... --------------------------- Madinah 30-05-1435 H
114. REFLEKSI (edisi muhaasabah)
Jika setiap hari kita menuliskan satu status, maka dalam setahun akan ada 2 jilid buku yg berisi kumpulan status kita. Semua itu tertulis rapi dalam catatan amal kita, baik ataupun buruk status-status tersebut. Karena tulisan mengambil hukum perkataan, maka tulislah yang baik-baik saja. Seorang dosen pernah berkata: "Sebelum engkau menggoreskan pena untuk menulis, atau menggerakkan lidah untuk berucap, maka letakkan surga dan neraka dihadapan kedua matamu, setidaknya hal tersebut akan membuatmu tau apa yang pantas kau tulis dan apa yang pantas kau ucapkan" Bila stutus-status kita ternyata berisi kebaikan, bertanyalah pada diri, "Dimana kita dari semua yang sudah kita tuliskan..? Sudahkah kita mengamalkannya...?" Madinah, 12-01-1435 H. Dipost kembali Senin 30-05-1435