Tidak semua yang kita tahu harus
diketahui orang lain.
Dia tak butuh gerak tubuh lebih yang disertai suara keras dan cacian terhadap lawan diskusi.
Bahkan sikap-sikap seperti itu hanya akan membuat orang lain antipati terhadap kebenaran yang kita sampaikan.
Saat diskusi, anda harus sadar kalau tengah berada ditempat yang membutuhkan keilmiahan dan bukan kekuatan fisik.
Imam Syafi'I berkata, "Aku tidak pernah berharap untuk menang dari lawanku saat berdiskusi. Bahkan aku berharap agar kebenaran itu mengalir dalam ucapannya lalu akupun mengikutinya"
(Syaikh Prof. Dr. Ibrahim Ar-Ruhaily hafidzahullah)
ACT El Gharantaly
Iya, tentunya kita masih ingat
perintah Rasulullah kepada Mu'adz -radhiallahu anhu- untuk tidak menyampaikan
kepada manusia soal hadiitsul huquuq.
Dari sini para ulama menyimpulkan
bahwa ada sebagian ilmu yg memang perlu ditunda penyampaiannya kepada objek
dakwah karena alasan maslahat tertentu.
Ada baiknya saat menuliskan status
yg mengandung muatan masaalah serta isu yang berhubungan dengan person atau
kelompok tertentu kita harus extra hati-hati.
Sebab tidak semua isu harus
ditanggapi... Dan jika memang harus ditanggapi, maka tidak semua harus
memberikan tanggapan. Biarkan ahlinya yang menanggapi.
Secara pribada saya turut prihatin
dengan sebagian ikhwah yang kadang tergesa-gesa dalam memberikan opini,
komentar, atau pernyataan ini dan itu terhadap berbagai isu keummatan tanpa
mempertimbangkan maslahat dan mudhorot yg ditimbulkan.
Sebagai contoh:
Ada orang yg sangat bersemangat
menjelaskan kesesatan syi'ah, namun secara tak sadar dia telah mempromosikan
pemahaman Syi'ah pada masyarakat awam yg samasekali tidak tau menahu apalagi
mengerti so'al syi'ah.
Padahal, jika memang tujuannya untuk membentengi umat, mengapa kita tidak mengajari mereka tentang keutamaan Sahabat dan kedudukan Ummahaatul mu'minin atau hak-hak alul bayt secara rinci.
Padahal, jika memang tujuannya untuk membentengi umat, mengapa kita tidak mengajari mereka tentang keutamaan Sahabat dan kedudukan Ummahaatul mu'minin atau hak-hak alul bayt secara rinci.
Ada juga yg terlalu semangat dalam
menjelaskan ideologi extrimis khawaarij, namun tanpa sadar jatuh dalam
perangkap yang sama. Dan juga tanpa sadar, secara langsung atau tidak langsung
telah turut memberi andil dalam menyebarkan pemikiran yang serupa. Hal ini bisa
dengan menyebutkan kekaguman terhadap tokoh mereka, atau menyebutkan
situs-situs mereka yg sebelumnya tidak diketahui mayoritas salafy awam.
Akhirnya kitapun disibukkan dengan
pertanyaan-pertanyaan yang timbul akibat bacaan-bacaan liar itu. Sementara
syubhat yg terlihat kecil dimata sebagian kita, bisa jadi terlihat besar dimata
salafy awam yg baru ngaji.
Di tempat lain ada yg menghiasi
statusnya dengan cacian dan sumpah serapah sebagai wujud penolakan terhadap
individu atau kelompok yang sesat. Padahal masaalah melabeli orang dengan
kesesatan dan kebid'ahan merupakan persoalan ilmiah.
Walaupun kebencian kita merupakan sesuatu yg fithrawi, tidak berarti kita harus rela kehilangan sikap ilmiah saat merespon berbagai isu tersebut.
Walaupun kebencian kita merupakan sesuatu yg fithrawi, tidak berarti kita harus rela kehilangan sikap ilmiah saat merespon berbagai isu tersebut.
Ikhwah fillah...
Perhatikan siapa teman fb-mu...
Mereka mungkin tak sepertimu..
Memperhatikan realitas objek dakwah merupakan qaidah terpenting dalam amar ma'ruf nahi munkar.
Ingat ikhwah fillah..
Ketergesa-gesaan akan membuat kita tampak bodoh dan malu sendiri.
Jangan sampai ketergesa-gesaan kita dalam menanggapi isu ini dan itu menyebabkan orang lain dibuat bingung terhadap agamanya.
Perhatikan siapa teman fb-mu...
Mereka mungkin tak sepertimu..
Memperhatikan realitas objek dakwah merupakan qaidah terpenting dalam amar ma'ruf nahi munkar.
Ingat ikhwah fillah..
Ketergesa-gesaan akan membuat kita tampak bodoh dan malu sendiri.
Jangan sampai ketergesa-gesaan kita dalam menanggapi isu ini dan itu menyebabkan orang lain dibuat bingung terhadap agamanya.
Ingat kawan.. di alam facebook..
Anda tidak sendiri.
Saya tidak ingin orang beragama
dengan pendapat saya. Jika memang ada yg salah dalam status ini tolong
diluruskan, Semoga Allah merahmati orang-orang yg menghadiahkan kepada kami segala
aib kami
Terakhir saya kutipkan ucapan Prof.
Ibrahim Ar-Ruhaily –hafidzahullah-
"Kebenaran itu hanya butuh penjelasan yang baik. Dia tak butuh gerak tubuh lebih yang disertai suara keras dan cacian terhadap lawan diskusi.
Bahkan sikap-sikap seperti itu hanya akan membuat orang lain antipati terhadap kebenaran yang kita sampaikan.
Saat diskusi, anda harus sadar kalau tengah berada ditempat yang membutuhkan keilmiahan dan bukan kekuatan fisik.
Imam Syafi'I berkata, "Aku tidak pernah berharap untuk menang dari lawanku saat berdiskusi. Bahkan aku berharap agar kebenaran itu mengalir dalam ucapannya lalu akupun mengikutinya"
(Syaikh Prof. Dr. Ibrahim Ar-Ruhaily hafidzahullah)
ACT El Gharantaly